CLICK FOR CLAIM PROMO !

Sabtu, 15 Oktober 2016

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DI SUMATRA SEBELUM TAHUN 1908

Subscribe
SEBELUM
1)      a.   Perang Padri
       Merupakan peperangan yang pada awalnya akibat pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan. Perang Padri ini terjadi pada kawasan Kerajaan Pagaruyung antara tahun 1803 hingga 1838, sempat mereda tahun 1825 namun kembali berkecamuk tahun 1830. Peperangan ini dimulai dengan munculnya gerakan Kaum Padri (Kaum Ulama) dalam menentang perbuatan-perbuatan yang marak waktu itu di kalangan masyarakat yang ada dalam kawasan Kerajaan Pagaruyung sekitarnya, seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat (opium), minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan dan umumnya pelaksanaan longgar kewajiban ritual formal agama Islam.

              Perbedaan pendapat ini memicu peperangan antara Kaum Padri yang dipimpin oleh Harimau Nan Salapan dengan Kaum Adat di bawah pimpinan Yang Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin Muningsyah. Kemudian peperangan ini meluas dengan melibatkan Belanda. Perang Padri termasuk peperangan dengan rentang waktu yang cukup panjang, menguras harta dan mengorbankan jiwa raga. Perang ini selain meruntuhkan kekuasaan Kerajaan Pagaruyung, juga berdampak merosotnya perekonomian masyarakat sekitarnya serta munculnya perpindahan masyarakat dari kawasan konflik.
    b.     Perang Banjar
  (1859-1905) adalah perang perlawanan terhadap penjajahan kolonial Belanda yang terjadi diKesultanan Banjar yang meliputi wilayah provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Perang Banjar berlangsung antara 1859 -1905. Konflik dengan Belanda sebenarnya sudah mulai sejak Belanda memperoleh hak monopoli dagang di Kesultanan Banjar. Dengan ikut campurnya Belanda dalam urusan kerajaan, kekalutan makin bertambah. Selain itu sebab lainnya adalah Karena Pangeran Hidayatullah yang seharusnya menjadi Sultan Banjar tidak disetujui oleh Belanda yang kemudian menganggap Tamjidullahsebagai sultan yang sebenarnya tidak berhak menjadi sultan. Kemudian setelah Belanda mencopot Tamjidullah dari kursi sultan, Belanda membubarkan Kesultanan Banjar.
Setelah sekian tahun Belanda mempermainkan kesultanan tempat kelahirannya akhirnya perang pun dimulai. Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari menggunakan strategi perang gerilya dengan membuat kerajaan baru di pedalaman dan membangun benteng-benteng pertahanan di hutan-hutan. Namun setelah berperang Pangeran Hidayatullah tertangkap dan Pangeran Antasari wafat, perjuangan tetap berlanjut yang dipimpin oleh Gusti Mat Seman, Gusti Acil, Gusti Muhammad Arsyad, dan Antung Durrahman. Oleh pemimpin-pemimpin tersebut, rakyat masih bergerilya dengan se-sekali melakukan serangan kepada Belanda sampai awal abad ke-20. Dengan hilangnya para pemimpin, maka perlawanan rakyat Banjar pun menjadi lemah. Akhirnya perlawanan pun padam. Selanjutnya Banjarmasin sepenuhnya dikuasai Belanda.
        c. Perang Diponegoro              
Perang besar dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa,Hindia Belanda, antara pasukan penjajah Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock melawan penduduk pribumi yang dipimpin seorang pangeran Yogyakarta bernama Pangeran Diponegoro. Dalam perang ini telah berjatuhan korban yang tidak sedikit. Baik korban harta maupun jiwa. Dokumen-dokumen Belanda yang dikutip para ahli sejarah, disebutkan bahwa sekitar 200.000 jiwa rakyat yang terenggut. Sementara itu di pihak serdadu Belanda, korban tewas berjumlah 8.000. Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama menjajah Nusantara. Peperangan ini melibatkan seluruh wilayah Jawa, maka disebutlah perang ini sebagai Perang Jawa.

Sebanyak 250 kapal perang dari kerajaan Gowa Makassar, meninggalkan pelabuhan Galesong, menuju laut Banda. Beriringan dengan penuh ketegangan dan membawa serta meriam “anak Makassar” yang begitu tersohor. Diantara kapal-kapal itu, ada dua kapal yang berukuran lebih besar sebagai pemimpin armada, namanya “Tunipalangga” dan “Gallek Karaenta”. “Tunipalangga” di komondai oleh I Makkuruni dan “Gallek Karaenta” dipimpin oleh panglima perang laut paling tersohor di Kerjaan Gowa, adalah Itanrawa Daeng Riujung Karaeng Bontomarannu. Pasukan-pasukan Belanda menjulukinya Admiral Monte Maranno.
Pada 10 Juni 1669, armada kapal Gowa itu menghadang 200 armada kapal Belanda yang dipimpin oleh Admiral Johan van Daam. Dia adalah seorang pemipin yang pernah menghadapi langsung I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape bergelar Sultan Hasanuddin.
Johan van Dam didampingi oleh seorang perwira yang cakap yakni Kolonel Marco de Bosch dan Kapten de Larssen. Tak hanya itu, beberapa sekutu lainnya ikut menemani antara lain raja Kerajaan Bone Latenritatta Aruppalakka, hingga perwakilan dari armada Buton dan Ambon. Para pembesar itu berdiskusi ringan di atas kapal induk “Van Hoyer”. Pertempuran pun tak dapat dihindari. Semua kapal siaga. Van Dam merasa terkurung. Strateginya mulai berjalan, beberapa kapal mulai dibelokkan ke arah Selatan untuk mengurung pasukan Gowa. Tapi itu tak berlangsung, sebab kapal rombongan Tunipalangga yang berpisah dengan Gallek Karaengta sejak di laut Selayar lebih dulu berbelok menghadang dari arah belakang.
Lalu tibalah saatnya, meriam “anak Makassar” di ledakkan. Suaranya menggelegar memenuhi laut Banda yang diguyur hujan deras. Meriam itu sangat dikenal dan ditakuti oleh Kompeni. Daya jangkau ledakannya sangat jauh dan pelurunya sangat besar. Pasukan Belanda tak menyangka jika “anak Makassar” akan dibawa serta ke lautan, karena keberadaannya sebelumnya adalah di dinding benteng Somba Opu pusat utama kerajaan Gowa sebagai tameng pelindung. Van Dam tak kuasa menahan geram. Dia terkurung dan tak mampu berbuat apa-apa. Dia kemudian turun dari kapal induk Van Hoyer, bersama sekutu kerajaan. Van Dam melarikan diri dan memrintahkan Marco de Bosch mengambil alih pimpinan. Tapi de Bosch tak bisa berbuat apa-apa. Dia kemudian mati dalam peperangan itu. Jasadnya terkubur di laut Banda.
Ketika Belanda kembali berkuasa pada tahun 1817, monopoli diberlakukan lagi. Diberlakukan lagi sistem ekonomi uang kertas yang sangat dibenci dan keluar perintah sistem kerja paksa (rodi). Belanda tampaknya juga tidak mau menyokong dan memerhatikan keberadaan gereja Protestan dan pengelolaan sekolahsekolah protestan secara layak. Inilah penyebab utama meletusnya Perang Maluku yang dipimpin Kapitan Pattimura. Fortuner SUV Terbaik.
Pada tanggal 15 Mei 1817, pasukan Pattimura mengadakan penyerbuan ke Benteng Duurstede. Dalam penyerangan tersebut, Benteng Duurstede dapat diduduki oleh pasukan Pattimura bahkan residen van den Berg beserta keluarganya tewas. Tentara Belanda yang tersisa dalam benteng tersebut menyerahkan diri. Dalam penyerbuan itu, Pattimura dibantu oleh Anthonie Rheebok, Christina Martha Tiahahu, Philip Latumahina, dan Kapitan Said Printah.
Berkat siasat Belanda yang berhasil membujuk Raja Booi, pada tanggal 11 November 1817, Thomas Matulessy atau yang akrab dikenal dengan gelar Kapitan Pattimura berhasil ditangkap di perbatasan hutan Booi dan Haria. Akhirnya vonis hukuman gantung dijatuhkan kepada empat pemimpin, yaitu Thomas Matullessy atau Kapitan Pattimura, Anthonie Rheebok, Said Printah, dan Philip Latumahina. Eksekusi hukuman gantung sampai mati dilaksanakan pada pukul 07.00 tanggal 10 Desember 1817 disaksikan rakyat Ambon.
2.    Peran  Dr Snouck Hurgronje adalah dengan menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh. Memberikan Usulan strategi kepada Gubernur Militer Belanda Joannes Benedictus van Heutsz adalah, supaya golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala) dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu. Tetap menyerang terus dan menghantam terus kaum ulama. Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh, dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh. Ternyata siasat Dr Snouck Hurgronje diterima oleh Van Heutz yang menjadi Gubernur militer dan sipil di Aceh (1898-1904). Kemudian Dr Snouck Hurgronje diangkat sebagai penasehatnya.
3.      Kolonialisme berasal dari kata Colunus (Colonia) yang berarti suatu usaha untuk mengembangkan kekuasaan suatu Negara di luar wilayah Negara tersebut. Kolonialisme umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumberdaya manusia dan perdagangan disuatu wilayah, wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan Negara yang melakukan kolonialisme atau Negara penjajah, singkatnya kolonialisme bertujuan untuk menguras habis SDA dari Negara yang bersangkutan untuk dibawa ke Negara induk/Negara penjajah.
           Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu Negara untuk menguasai Negara lain, imperialisme dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialsime Kuno dan Modern, secara umum imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan Negara yang bersangkutan / lebih mengutamakan daerah jajahan atau kekuasaan dibanding SDA dari daerah jajahan.
         Jadi dari Kolonialisme dan Imperialisme adalah akan membuat Negara penjajah menjadi makmur, sementara yang dijajah semakin menderita.
4.   Perang padri yang terjadi di Sumatra Barat. Rakyat Minangkabau bersatu melawan Belanda. Perlawanan terhadap Belanda di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol. Untuk mengatasi perlawanan rakyak Minangkabau, Belanda menerapkan siasat adu domba. Dalam menerapkan siasat ini Belanda mengirimkan pasukan dari Jawa di bawah pimpinan Sentot Prawiradirja. Ternyata Sentot beserta pasukannya membatu kaum padri. Karena itu Sentot ditangkap dan diasingkan ke Cianjur,Jawa Barat. Pada akhir tahun 1834, Belanda memusatkan pasukannya menduduki kota Bonjol. Tanggal 16 Juni 1835, pasukan Belanda menembaki Kota Bonjol dengan meriam. Dengan tembakan meriam yang sangat gencar Belanda berhasil merebut Benteng Bonjol. Akhirnya pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol menyerah. Dengan menyerahnya Tuanku Imam Bonjol berarti padamlah perlawanan rakyat Minangkabau terhadap Belanda.
Perang Diponegoro yang terjadi di Jawa. Untuk mematahkan perlawanan Diponegoro, Belanda melaksanakan siasat Benteng Stelsel (sistem benteng). Dengan berbagai siasat, akhirnya Belanda berhasil membujuk para pemimpin untuk menyerah. Melihat hal itu, Pangeran Diponegoro merasa terpukul. Dalam perlawanannya akhirnya Pangeran Diponegoro terbujuk untuk berunding. Dalam perundingan, beliau ditangkap dan diasingkan ke Makassar sampai akhirnya meninggal dunia pada tanggal 8 Januari 1855.
5.         Pengertian secara definitif Divide et impera atau Politik pecah belah adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukan. Dalam konteks lain, politik pecah belah juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat.
6.       Faktor yang menyebabkan perjuangan bangsa Indonesia sebelum 1908 mengalami kegagalan :

a.       Kurang adanya persatuan,
b.      Faktor persenjataan masih tradisional,
c.       Politik devide et impera (politik adu domba) oleh belanda.
d.      tidak terorganisir, lemah kerjasama dan koordinasi (tidak kompak, inginnya masing-masing  menjadi paling menonjol)
e.       tergantung pada satu pemimpin
f.       pendidikan rakyat masih rendah































SESUDAH

Penjajahan Jepang 1942-1945
Kedatangan Jepang semula disambut gembira karena dianggap sebagai tentara pembebas yang akan melepaskan belenggu rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan belanda propagandanya menyatakan bahwa jepang (Nippon) adalah saudara tua, pemimpin asia, pelindung asia, dan untuk kemakmuran asia. Pada awalnya  memperoleh simpati rakyat namun pada akhirnya menjajah dan mengeksploitas dengan sangat kejam, masa penjajahannya hanya 3,5 tahun namun membuat bangsa Indonesia sangat menderita. Penjajahan Jepang berakhir saat jepang harus menyerah tanpa syarat terhadap sekutu pada tanggal 14 agustus 1945 setelah secara berturut-turut Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom oleh amerika serikat tanggal 6 dan 9 agustus 1945.

Penderitaan di Bawah Penjajahan
Selama berabad-abad mendatangkan penderitaan bangsa Indonesia bangsa penjajah memperlakukan rakyat Indonesia semena-mena tidak lagi ada kemerdekaan, kebebasan, dan kedaulatan hanya ada pemaksaan, penindasan, eksploitasi tenaga manusia, eksploitasi kekayaan tanah air yang keuntungannya untuk kepentingan bangsa penjajah. Portugis pertama kali datang ke Indonesia memonopoli perdagangan di Indonesia selalu memaksakan keinginannya dengan jalan kekerasan mereka menaklukan kerajaan-kerajaan yang tak mau tunduk.
Bergantinya penjajahan dari Portugis ke Belanda hasilnya semakin buruk jauh lebih buruk dan lebih lama dan penjajahan yang dilakukan oleh VOC menerapakan beberapa kebijakan yang sangat merugikan, antara lain:
1.      Sistem monopoli perdagangan ( menguasai seluruh perdagangan)
2.      Kerja rodi ( kerja paksa tanpa upah)
3.      Pungutan pajak yang sangat memberatkan rakyat
4.      Wajib tanam kopi untuk perdagangan VOC
5.      Pelayaran Hongi ( mendayung perahu kora-kora di perairan maluku)
6.       Ekstripasi ( penebangan tanaman yang melanggar aturan monopoli )
7.      Tanam paksa ( menanam tanaman keperluan ekspor VOC ke Eropa)

Rakyat sangat menderita karena harus kerja rodi menyerahkan semua hasil tanamn dan itu berlangsung lama rakyat akhirnya kelaparan dan akhirnya meninggal dunia. Penyerahan pajak ke VOC harus dalam bentuk barang yaitu hasil pertanian mereka bukan dalam bentuk uang seperti sistem pajak tanah. Vandenbosch berpendapat bahwa sistem ini dapat menaikan tanaman dagangan yang dikirim ke Belanda, menguntungkan rakyat tidak lagi harus membayar pajak tanah.

Ketentuan tanam paksa sebagai berikut:
a.       Menyediakan sebagian dari tanahnya untuk menanam tanaman yang dapat dijual di pasaran eropa.
b.      Bagian dari tanah pertanian untuk tujuan ini tidak boleh melebihi sperlima dari tanah pertanian.
c.       Waktu pengerjaan tanaman wajib tidak boleh melebihi waktu penanaman padi.
d.      Bagian dari tanah untuk menanam tanamamn wajib dibebaskan dari pembayaran pajak tanah.
e.       Tanaman wajib diserahkan kepada pemerintah hindia belanda jika ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayar maka selisih akan dikembalikan.
f.       Panen yang gagal akan dibebankan pada pemerintah.
g.      Pengerjaan tanah di bawah pengawasan kepala pemerintah.

Dalam prakteknya ketentuan-ketentuan tersebut diselewengkan oleh para pegawai pemerintah Hindia Belanda dan para pemimpin pribumi yang mencari keuntungan untuk kepentingan mereka sendiri tanam paksa sangat menyengsarakan rakyat.

Perjuangan Setelah Kebangkitan Nasional
Tanggal 20 Mei 1908 adalah hari lahirnya organisasi social pertama di Indonesia, yaitu Budi Oetomo. Tangggal kelahiran Budi Oetomo dianggap sebagai dimulainya Kebangkitan Nasional karena menggunakan strategi perjuangan yang baru dan berbeda dengan perjuangan sebelumnya.


Ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia setelah tahun 1908:
1.        Perjuangan dlakujan dengan menggunakan organisasi, bukan menggunakan kekerasan
2.        Para pemimpin berasal dari kaum intelektual, bukan raja atau sultan
3.        Rasa persatuan dan kebangsaan sudah mulai tumbuh. Perjuangan tidak bersifat kedaerahan lagi.
Menurut Ismaun (1986:42), tumbuhnya kesadaran kebangsaan bangsa Indonesia di percepat oleh faktor:
1.        Perlawanan bangsa Filipina terhadap Spanyol pada tahun 1989
2.        Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1885
3.        Kegiatan Partai Kongres di India melawan Inggris tahun 1885
4.        Bangkitnya Kemal Pasha di Turki pada tahun 1881
5.        Keberhasilan dr. Sun Yat Sen dalam mendirikan Republik Cina pada tahun 1911
6.        Pecahnya Perang Dunia I
7.        Didirikannya Volksraad (DPR) oleh Belanda tahun 1911

 Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Ketika Belanda menyerah kepada jepang pada tanggal 8 Maret 1942, maka berakhirlah masa pemerintahan kolonial Belanda dan dimulainya pemerintahan Jepang. Kedatangan Jepang di Indonesia disambut baik oleh rakyat Indonesia karena berharap dapat melepaskan diri dari penderitaan yang berkepanjangan.
Factor yang mendorong rakyat Indonesia mau bekerjasama dengan Jepang antara lain karena Jepang yang kuat diharapkan dapat membantu Indonesia yang lemah, selain itu sikap keras pemerintah koloniah Belanda menjelang akhir masa kekuasaanya yang tidak memberikan harapan kemerdekaan kepada para pejuang pergerakan nasional.
Keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka memuncak pada tahun 1945. Akan tetapi terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dengan golongan tua. Golongan tua menginginkan kemerdekaan yang tanpa pertumpahan darah dan tetap bekerjasama dengan Jepang. Sementara golongan muda menginginkan kemerdekaan yang tanpa campur tangan dari Jepang.
Akhirnya setelah mendengar berita penyarahan Jepang kepada sekutu, golongan muda langsung mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Akan tetapi , Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta malah menginginkan masalah itu dibicarakan dulu dalam rapat PPKI. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, teks proklamasi  kemerdekaan dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan disaksikan oleh para tokoh pejuang Indonesia. Dengan dibacakanya teks proklamasi itu, maka bangsa Indonesia resmi menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, dan lepas dari belenggu penjajahan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA

SIMAK JUGA ARTIKEL DAN MAKALAH LAINNYA

Soal UAS PKN TAHUN 2017