Subscribe
SEBELUM
1) a. Perang
Padri
Merupakan peperangan yang pada awalnya akibat pertentangan dalam masalah agama
sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan. Perang Padri ini terjadi
pada kawasan Kerajaan Pagaruyung antara tahun 1803 hingga 1838, sempat mereda
tahun 1825 namun kembali berkecamuk tahun 1830. Peperangan ini dimulai dengan
munculnya gerakan Kaum Padri (Kaum Ulama) dalam menentang perbuatan-perbuatan
yang marak waktu itu di kalangan masyarakat yang ada dalam kawasan Kerajaan
Pagaruyung sekitarnya, seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat
(opium), minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat
mengenai warisan dan umumnya pelaksanaan longgar kewajiban ritual formal agama
Islam.
Perbedaan pendapat ini memicu peperangan antara Kaum Padri yang dipimpin oleh Harimau Nan Salapan dengan Kaum Adat di bawah pimpinan Yang Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin Muningsyah. Kemudian peperangan ini meluas dengan melibatkan Belanda. Perang Padri termasuk peperangan dengan rentang waktu yang cukup panjang, menguras harta dan mengorbankan jiwa raga. Perang ini selain meruntuhkan kekuasaan Kerajaan Pagaruyung, juga berdampak merosotnya perekonomian masyarakat sekitarnya serta munculnya perpindahan masyarakat dari kawasan konflik.
Perbedaan pendapat ini memicu peperangan antara Kaum Padri yang dipimpin oleh Harimau Nan Salapan dengan Kaum Adat di bawah pimpinan Yang Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin Muningsyah. Kemudian peperangan ini meluas dengan melibatkan Belanda. Perang Padri termasuk peperangan dengan rentang waktu yang cukup panjang, menguras harta dan mengorbankan jiwa raga. Perang ini selain meruntuhkan kekuasaan Kerajaan Pagaruyung, juga berdampak merosotnya perekonomian masyarakat sekitarnya serta munculnya perpindahan masyarakat dari kawasan konflik.
b. Perang Banjar
(1859-1905) adalah perang perlawanan terhadap
penjajahan kolonial Belanda yang terjadi diKesultanan
Banjar yang meliputi wilayah provinsi
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Perang Banjar berlangsung antara 1859
-1905. Konflik dengan Belanda sebenarnya sudah mulai sejak Belanda memperoleh
hak monopoli dagang di Kesultanan Banjar. Dengan ikut campurnya Belanda dalam
urusan kerajaan, kekalutan makin bertambah. Selain itu sebab lainnya adalah
Karena Pangeran Hidayatullah yang seharusnya menjadi Sultan
Banjar tidak disetujui oleh Belanda
yang kemudian menganggap Tamjidullahsebagai sultan yang sebenarnya tidak berhak menjadi sultan.
Kemudian setelah Belanda mencopot Tamjidullah dari kursi sultan, Belanda
membubarkan Kesultanan Banjar.
Setelah
sekian tahun Belanda mempermainkan kesultanan tempat kelahirannya akhirnya
perang pun dimulai. Pangeran Hidayatullah dan Pangeran
Antasari menggunakan strategi perang
gerilya dengan membuat kerajaan baru di pedalaman dan membangun benteng-benteng
pertahanan di hutan-hutan. Namun setelah berperang Pangeran Hidayatullah tertangkap dan Pangeran
Antasari wafat, perjuangan tetap
berlanjut yang dipimpin oleh Gusti Mat Seman,
Gusti Acil, Gusti Muhammad Arsyad, dan Antung Durrahman. Oleh pemimpin-pemimpin
tersebut, rakyat masih bergerilya dengan se-sekali melakukan serangan kepada
Belanda sampai awal abad
ke-20. Dengan hilangnya para
pemimpin, maka perlawanan rakyat Banjar pun menjadi lemah. Akhirnya perlawanan
pun padam. Selanjutnya Banjarmasin sepenuhnya dikuasai Belanda.
c. Perang Diponegoro
Perang
besar dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi
di Jawa,Hindia Belanda,
antara pasukan penjajah Belanda di bawah pimpinan Jendral
De Kock melawan penduduk pribumi yang
dipimpin seorang pangeran Yogyakarta bernama Pangeran Diponegoro.
Dalam perang ini telah berjatuhan korban yang tidak sedikit. Baik korban harta
maupun jiwa. Dokumen-dokumen Belanda yang dikutip para ahli sejarah, disebutkan
bahwa sekitar 200.000 jiwa rakyat yang terenggut. Sementara itu di pihak
serdadu Belanda, korban tewas berjumlah 8.000. Perang Diponegoro merupakan
salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama
menjajah Nusantara. Peperangan ini melibatkan seluruh wilayah Jawa, maka
disebutlah perang ini sebagai Perang Jawa.
Sebanyak
250 kapal perang dari kerajaan Gowa Makassar, meninggalkan pelabuhan Galesong,
menuju laut Banda. Beriringan dengan penuh ketegangan dan membawa serta meriam
“anak Makassar” yang begitu tersohor. Diantara kapal-kapal itu, ada dua kapal
yang berukuran lebih besar sebagai pemimpin armada, namanya “Tunipalangga” dan
“Gallek Karaenta”. “Tunipalangga” di komondai oleh I Makkuruni dan “Gallek
Karaenta” dipimpin oleh panglima perang laut paling tersohor di Kerjaan Gowa,
adalah Itanrawa Daeng Riujung Karaeng Bontomarannu. Pasukan-pasukan Belanda
menjulukinya Admiral Monte Maranno.
Pada
10 Juni 1669, armada kapal Gowa itu menghadang 200 armada kapal Belanda yang
dipimpin oleh Admiral Johan van Daam. Dia adalah seorang pemipin yang pernah
menghadapi langsung I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape bergelar
Sultan Hasanuddin.
Johan
van Dam didampingi oleh seorang perwira yang cakap yakni Kolonel Marco de Bosch
dan Kapten de Larssen. Tak hanya itu, beberapa sekutu lainnya ikut menemani
antara lain raja Kerajaan Bone Latenritatta Aruppalakka, hingga perwakilan dari
armada Buton dan Ambon. Para pembesar itu berdiskusi ringan di atas kapal induk
“Van Hoyer”. Pertempuran pun tak dapat dihindari. Semua kapal siaga. Van Dam
merasa terkurung. Strateginya mulai berjalan, beberapa kapal mulai dibelokkan
ke arah Selatan untuk mengurung pasukan Gowa. Tapi itu tak berlangsung, sebab
kapal rombongan Tunipalangga yang berpisah dengan Gallek Karaengta sejak di
laut Selayar lebih dulu berbelok menghadang dari arah belakang.
Lalu
tibalah saatnya, meriam “anak Makassar” di ledakkan. Suaranya menggelegar
memenuhi laut Banda yang diguyur hujan deras. Meriam itu sangat dikenal dan
ditakuti oleh Kompeni. Daya jangkau ledakannya sangat jauh dan pelurunya sangat
besar. Pasukan Belanda tak menyangka jika “anak Makassar” akan dibawa serta ke
lautan, karena keberadaannya sebelumnya adalah di dinding benteng Somba Opu
pusat utama kerajaan Gowa sebagai tameng pelindung. Van Dam tak kuasa menahan
geram. Dia terkurung dan tak mampu berbuat apa-apa. Dia kemudian turun dari
kapal induk Van Hoyer, bersama sekutu kerajaan. Van Dam melarikan diri dan
memrintahkan Marco de Bosch mengambil alih pimpinan. Tapi de Bosch tak bisa
berbuat apa-apa. Dia kemudian mati dalam peperangan itu. Jasadnya terkubur di
laut Banda.
Ketika
Belanda kembali berkuasa pada tahun 1817, monopoli diberlakukan lagi.
Diberlakukan lagi sistem ekonomi uang kertas yang sangat dibenci dan keluar
perintah sistem kerja paksa (rodi). Belanda tampaknya juga tidak mau menyokong
dan memerhatikan keberadaan gereja Protestan dan pengelolaan sekolahsekolah
protestan secara layak. Inilah penyebab utama meletusnya Perang Maluku yang
dipimpin Kapitan Pattimura. Fortuner SUV Terbaik.
Pada
tanggal 15 Mei 1817, pasukan Pattimura mengadakan penyerbuan ke Benteng
Duurstede. Dalam penyerangan tersebut, Benteng Duurstede dapat diduduki oleh
pasukan Pattimura bahkan residen van den Berg beserta keluarganya tewas.
Tentara Belanda yang tersisa dalam benteng tersebut menyerahkan diri. Dalam
penyerbuan itu, Pattimura dibantu oleh Anthonie Rheebok, Christina Martha
Tiahahu, Philip Latumahina, dan Kapitan Said Printah.
Berkat
siasat Belanda yang berhasil membujuk Raja Booi, pada tanggal 11 November 1817,
Thomas Matulessy atau yang akrab dikenal dengan gelar Kapitan Pattimura
berhasil ditangkap di perbatasan hutan Booi dan Haria. Akhirnya vonis hukuman
gantung dijatuhkan kepada empat pemimpin, yaitu Thomas Matullessy atau Kapitan
Pattimura, Anthonie Rheebok, Said Printah, dan Philip Latumahina. Eksekusi
hukuman gantung sampai mati dilaksanakan pada pukul 07.00 tanggal 10 Desember
1817 disaksikan rakyat Ambon.
2.
Peran Dr Snouck Hurgronje adalah dengan menyamar selama 2 tahun di
pedalaman Aceh untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh.
Memberikan Usulan strategi kepada Gubernur Militer Belanda Joannes Benedictus
van Heutsz adalah, supaya golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di
Keumala) dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu. Tetap menyerang terus dan
menghantam terus kaum ulama. Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan
gerilya. Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda
kepada rakyat Aceh, dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki
jalan-jalan irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh. Ternyata siasat
Dr Snouck Hurgronje diterima oleh Van Heutz yang menjadi Gubernur militer dan
sipil di Aceh (1898-1904). Kemudian Dr Snouck Hurgronje diangkat sebagai
penasehatnya.
3.
Kolonialisme berasal dari kata
Colunus (Colonia) yang berarti suatu usaha untuk mengembangkan kekuasaan suatu
Negara di luar wilayah Negara tersebut. Kolonialisme umumnya bertujuan untuk
mencapai dominasi ekonomi atas sumberdaya manusia dan perdagangan disuatu
wilayah, wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan
mentah untuk keperluan Negara yang melakukan kolonialisme atau Negara penjajah,
singkatnya kolonialisme bertujuan untuk menguras habis SDA dari Negara yang
bersangkutan untuk dibawa ke Negara induk/Negara penjajah.
Imperialisme adalah
usaha memperluas kekuasaan suatu Negara untuk menguasai Negara lain,
imperialisme dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialsime Kuno dan Modern,
secara umum imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang
kehidupan Negara yang bersangkutan / lebih mengutamakan daerah jajahan atau
kekuasaan dibanding SDA dari daerah jajahan.
Jadi dari Kolonialisme dan Imperialisme adalah akan membuat Negara penjajah
menjadi makmur, sementara yang dijajah semakin menderita.
4. Perang
padri yang terjadi di Sumatra Barat. Rakyat Minangkabau bersatu melawan
Belanda. Perlawanan terhadap Belanda di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Untuk mengatasi perlawanan rakyak Minangkabau, Belanda menerapkan siasat adu
domba. Dalam menerapkan siasat ini Belanda mengirimkan pasukan dari Jawa di
bawah pimpinan Sentot Prawiradirja. Ternyata Sentot beserta pasukannya membatu
kaum padri. Karena itu Sentot ditangkap dan diasingkan ke Cianjur,Jawa Barat.
Pada akhir tahun 1834, Belanda memusatkan pasukannya menduduki kota Bonjol.
Tanggal 16 Juni 1835, pasukan Belanda menembaki Kota Bonjol dengan meriam.
Dengan tembakan meriam yang sangat gencar Belanda berhasil merebut Benteng Bonjol.
Akhirnya pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol menyerah. Dengan
menyerahnya Tuanku Imam Bonjol berarti padamlah perlawanan rakyat Minangkabau
terhadap Belanda.
Perang Diponegoro yang terjadi di
Jawa. Untuk mematahkan perlawanan Diponegoro, Belanda melaksanakan siasat
Benteng Stelsel (sistem benteng). Dengan berbagai siasat, akhirnya Belanda
berhasil membujuk para pemimpin untuk menyerah. Melihat hal itu, Pangeran
Diponegoro merasa terpukul. Dalam perlawanannya akhirnya Pangeran Diponegoro terbujuk
untuk berunding. Dalam perundingan, beliau ditangkap dan diasingkan ke Makassar
sampai akhirnya meninggal dunia pada tanggal 8 Januari 1855.
5.
Pengertian secara
definitif Divide et impera atau Politik pecah
belah adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang
bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar
menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukan. Dalam konteks
lain, politik pecah belah juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk
bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat.
6.
Faktor yang menyebabkan perjuangan bangsa
Indonesia sebelum 1908 mengalami kegagalan :
a. Kurang adanya persatuan,
b. Faktor persenjataan masih tradisional,
c.
Politik devide et impera (politik
adu domba) oleh belanda.
d.
tidak terorganisir, lemah kerjasama
dan koordinasi (tidak kompak, inginnya masing-masing menjadi paling
menonjol)
e.
tergantung pada satu pemimpin
f.
pendidikan rakyat masih rendah
SESUDAH
Penjajahan Jepang 1942-1945
Kedatangan
Jepang semula disambut gembira karena dianggap sebagai tentara pembebas yang
akan melepaskan belenggu rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan belanda
propagandanya menyatakan bahwa jepang (Nippon) adalah saudara tua, pemimpin
asia, pelindung asia, dan untuk kemakmuran asia. Pada awalnya memperoleh
simpati rakyat namun pada akhirnya menjajah dan mengeksploitas dengan sangat
kejam, masa penjajahannya hanya 3,5 tahun namun membuat bangsa Indonesia sangat
menderita. Penjajahan Jepang berakhir saat jepang harus menyerah tanpa syarat
terhadap sekutu pada tanggal 14 agustus 1945 setelah secara berturut-turut
Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom oleh amerika serikat tanggal 6 dan 9
agustus 1945.
Penderitaan di Bawah Penjajahan
Selama
berabad-abad mendatangkan penderitaan bangsa Indonesia bangsa penjajah
memperlakukan rakyat Indonesia semena-mena tidak lagi ada kemerdekaan,
kebebasan, dan kedaulatan hanya ada pemaksaan, penindasan, eksploitasi tenaga
manusia, eksploitasi kekayaan tanah air yang keuntungannya untuk kepentingan
bangsa penjajah. Portugis pertama kali datang ke Indonesia memonopoli
perdagangan di Indonesia selalu memaksakan keinginannya dengan jalan kekerasan
mereka menaklukan kerajaan-kerajaan yang tak mau tunduk.
Bergantinya
penjajahan dari Portugis ke Belanda hasilnya semakin buruk jauh lebih buruk dan
lebih lama dan penjajahan yang dilakukan oleh VOC menerapakan beberapa
kebijakan yang sangat merugikan, antara lain:
1.
Sistem monopoli perdagangan ( menguasai seluruh perdagangan)
2.
Kerja rodi ( kerja paksa tanpa upah)
3.
Pungutan pajak yang sangat memberatkan rakyat
4.
Wajib tanam kopi untuk perdagangan VOC
5.
Pelayaran Hongi ( mendayung perahu kora-kora di perairan maluku)
6.
Ekstripasi ( penebangan tanaman yang melanggar aturan monopoli )
7.
Tanam paksa ( menanam tanaman keperluan ekspor VOC ke Eropa)
Rakyat
sangat menderita karena harus kerja rodi menyerahkan semua hasil tanamn dan itu
berlangsung lama rakyat akhirnya kelaparan dan akhirnya meninggal dunia.
Penyerahan pajak ke VOC harus dalam bentuk barang yaitu hasil pertanian mereka
bukan dalam bentuk uang seperti sistem pajak tanah. Vandenbosch berpendapat
bahwa sistem ini dapat menaikan tanaman dagangan yang dikirim ke Belanda,
menguntungkan rakyat tidak lagi harus membayar pajak tanah.
Ketentuan tanam paksa sebagai
berikut:
a. Menyediakan
sebagian dari tanahnya untuk menanam tanaman yang dapat dijual di pasaran
eropa.
b. Bagian
dari tanah pertanian untuk tujuan ini tidak boleh melebihi sperlima dari tanah
pertanian.
c. Waktu
pengerjaan tanaman wajib tidak boleh melebihi waktu penanaman padi.
d. Bagian
dari tanah untuk menanam tanamamn wajib dibebaskan dari pembayaran pajak tanah.
e. Tanaman
wajib diserahkan kepada pemerintah hindia belanda jika ditaksir melebihi pajak
tanah yang harus dibayar maka selisih akan dikembalikan.
f. Panen
yang gagal akan dibebankan pada pemerintah.
g. Pengerjaan
tanah di bawah pengawasan kepala pemerintah.
Dalam
prakteknya ketentuan-ketentuan tersebut diselewengkan oleh para pegawai
pemerintah Hindia Belanda dan para pemimpin pribumi yang mencari keuntungan
untuk kepentingan mereka sendiri tanam paksa sangat menyengsarakan rakyat.
Perjuangan Setelah Kebangkitan
Nasional
Tanggal
20 Mei 1908 adalah hari lahirnya organisasi social pertama di Indonesia, yaitu
Budi Oetomo. Tangggal kelahiran Budi Oetomo dianggap sebagai dimulainya
Kebangkitan Nasional karena menggunakan strategi perjuangan yang baru dan
berbeda dengan perjuangan sebelumnya.
Ciri-ciri perjuangan bangsa
Indonesia setelah tahun 1908:
1. Perjuangan
dlakujan dengan menggunakan organisasi, bukan menggunakan kekerasan
2. Para
pemimpin berasal dari kaum intelektual, bukan raja atau sultan
3. Rasa
persatuan dan kebangsaan sudah mulai tumbuh. Perjuangan tidak bersifat
kedaerahan lagi.
Menurut
Ismaun (1986:42), tumbuhnya kesadaran kebangsaan bangsa Indonesia di percepat
oleh faktor:
1. Perlawanan
bangsa Filipina terhadap Spanyol pada tahun 1989
2. Kemenangan
Jepang atas Rusia tahun 1885
3. Kegiatan
Partai Kongres di India melawan Inggris tahun 1885
4. Bangkitnya
Kemal Pasha di Turki pada tahun 1881
5. Keberhasilan
dr. Sun Yat Sen dalam mendirikan Republik Cina pada tahun 1911
6. Pecahnya
Perang Dunia I
7. Didirikannya
Volksraad (DPR) oleh Belanda tahun 1911
Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Ketika Belanda menyerah kepada jepang pada tanggal 8 Maret
1942, maka berakhirlah masa pemerintahan kolonial Belanda dan dimulainya
pemerintahan Jepang. Kedatangan Jepang di Indonesia disambut baik oleh rakyat
Indonesia karena berharap dapat melepaskan diri dari penderitaan yang
berkepanjangan.
Factor yang mendorong rakyat Indonesia mau bekerjasama
dengan Jepang antara lain karena Jepang yang kuat diharapkan dapat membantu
Indonesia yang lemah, selain itu sikap keras pemerintah koloniah Belanda
menjelang akhir masa kekuasaanya yang tidak memberikan harapan kemerdekaan
kepada para pejuang pergerakan nasional.
Keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka memuncak pada tahun
1945. Akan tetapi terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dengan
golongan tua. Golongan tua menginginkan kemerdekaan yang tanpa pertumpahan
darah dan tetap bekerjasama dengan Jepang. Sementara golongan muda menginginkan
kemerdekaan yang tanpa campur tangan dari Jepang.
Akhirnya setelah mendengar berita penyarahan Jepang kepada
sekutu, golongan muda langsung mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta untuk
segera memproklamasikan kemerdekaan. Akan tetapi , Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta malah menginginkan masalah itu dibicarakan dulu dalam rapat PPKI. Pada
tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, teks
proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan disaksikan oleh
para tokoh pejuang Indonesia. Dengan dibacakanya teks proklamasi itu, maka
bangsa Indonesia resmi menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, dan lepas dari
belenggu penjajahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA