CLICK FOR CLAIM PROMO !

Selasa, 25 Oktober 2016

MAKALAH PENJAS UNDIKNAS

Subscribe
BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang

Tempat penyelenggaraan pendidikan dibagi menjadi tiga lingkungan yaitu formal, informal dan non formal.Sekolah Luar Biasa adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang melayani pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.Sebagai lembaga pendidikan SLB dibentuk oleh banyak unsur yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yang  proses intinya adalah pembelajaran bagi peserta didik. Dalam ketentuan umum UU Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa : “Proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya, kecerdasan, ahlakmulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”
(UU Sisdiknas, 2006 : 72).
Bertitik tolak dari tujuan itulah setiap lembaga pendidikan termasuk di dalamnya Sekolah Luar Biasa hendaknya bergerak dari awal hingga akhir sampai titik tujuan suatu proses pendidikan, yang pada akhirnya dapat “mewujudkan terjadinya pembelajaran sebagai suatu proses aktualisasi potensi peserta didik menjadi kompetensi yang dapat dimanfaatkan atau digunakan dalam kehidupan”
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidak mampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk  ABK antara lain: tuna netra, tunarunguwicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, autisme, kesulitanbelajar, gangguanprilaku, anakberbakat, hiperaktif, ADHD, dan indigo.
Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya  bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Anak berkebutuhan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing, atau sekolah di sekolah inklusi.SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu wicara, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk tuna ganda.Sedangkan anak-anak berkebutuhan yang lain seperti hiperaktif, kesulitan belajar, anak berbakat, indigo masih dapat sekolah pada sekolah pada tempatnya. Sesuai tugas matakuliah penjasorkes adaptif kelompok kami meneliti dan memberikan permainan KABADDI yang telah dimodifikasi di SLB B NEGERI SIDAKARYA DENPASAR yaitu tempat anak-anak berkebutuhan khusus tunarungu.
Anak Tunarungu adalah anak berkebutuhan khusus yang tidak dapat mendengar dan berbicara secara tidak jelas namun mereka memiliki cara komunikasi dengan bahasa isyarat yang mereka ketahui sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan baik dalam lingkungan anak berkebutuhan khusus. ABK Tunarungu tidak jauh berbeda dengan orang normal biasanya mereka hanya memiliki keterbatasan dalam pembicara dan pendengaran.



2.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana profil SLB B NEGERI SIDAKARYA DENPASAR?
2.      Apa yang dimaksud dengan anak ABK Tunarungu?
3.      Bagaimana aktivitas jasmani untuk anak ABK Tunarungu?
4.      Bagaimana hasil uji coba setelah melakukan penelitian?

3.     Tujuan

1.      Untuk mengetahui bagaimana profil SLB B NEGERI SIDAKARYA DENPASAR.
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan anak ABK Tunarungu.
3.      Untuk mengetahui bagaimana aktivitas jasmani untuk anak ABK Tunarungu.
4.      Untuk mengetahui bagaimana hasil uji coba setelah melakukan penelitian.



4. Manfaat
Memberikan harapan bagi orang tua (yang kebetulan memiliki putra/putri berkelainan) untuk menjadikan anaknya sebagai manusia terdidik yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan dapat berperan serta dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Bagi para siswa SLB, di samping untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan juga untuk memenuhi kebutuhan jiwa mereka seperti halnya anak-anak normal yang ingin memperoleh rasa aman tentram, sejahtera,diterima,dihargai harkat dan martabatnya sebagai manusia.oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan luar biasa selalu diharapkan adanya upaya-­upaya kreatif dan inovatif dalam peningkatan mutu pelayanan.

5.     Waktu dan Tempat                

Kami melakukan penelitian atau uji coba anak ABK Tunarungu sesuai dengan harapan waktu dan tempat yang telah kami rencanakan dan sesuaikan dimana waktu pelaksanaan mulai pukul 7.30 -  10.00 Wita, yang bertempat di lapangan desa adat sidakarya denpasar.





















BAB II
PEMBAHASAN

1.     Indentitas Sekolah
Profil Sekolah (SLB B Negeri Sidakarya Denpasar)
Nama Sekolah               : SLB B Negeri Sidakarya Denpasar
Alamat                          : Jln. Pendidilkan No.26 Sidakarya Denpasar
Status                            : Negeri
SLB berdiri                   : 1970
Nama Kepsek                : Drs I Made Gintil Muliarta
Nama Guru Penjas        : I Made Gede Arta Mahardika, M.Pd
Jumlah Siswa                : JUMLAH SISWA SMP
LAKI
PEREMPUAN
16
19

    JUMLAH SISWA SMA
LAKI
PEREMPUAN
13
8



           
Profil Sekolah luar Biasa B Negeri Sidakarya Senpasar 
Dalam mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang diamanatkan oleh Undang – Undang Dasar 1945 pendidikan memegang peranan penting dan memiliki nilai strategis untuk dapat dikembangkan secara maksimal. Suatu kehidupan yang cerdas bukan hanya kehidupan yang dikuasai oleh akal, tetapi kehidupan yang menyangkut Intelligensi question, Emotion question, Social question dan Religious question yang mampu menciptakan kualitas hidup manusia. Penyelenggaran Sekolah Luar Biasa yang ada di Bali salah satunya ada di kota Denpasar memiliki tempat yang sangat strategis,mudah dijangkau dari segala arah dan merupakan satu-satunya SLB yang menangani anak yang mengalami hambatan dalam pendengaran atau Tuna Rungu Wicara. Sekolah ini telah berdiri sejak tahun 1970. Sekolah yang didirikan khusus bagi penyangdang tuna rungu,merupakan sebuah harapan bagi orang tua (yang kebetulan memiliki putra/putri berkelainan) untuk menjadikan anaknya sebagai manusia terdidik yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan dapat berperan serta dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Bagi para siswa SLB, di samping untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan juga untuk memenuhi kebutuhan jiwa mereka seperti halnya anak-anak normal yang ingin memperoleh rasa aman tentram, sejahtera,diterima,dihargai harkat dan martabatnya sebagai manusia.oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan luar biasa selalu diharapkan adanya upaya-­upaya kreatif dan inovatif dalam peningkatan mutu pelayanan.
Peningkatan kualitas tersebut meliputi berbagai aspek antara lain:
Mengupayakan pemenuhan sarana dan prasarana belajar yang meliputi sarana gedung, ruang pelatihan,kelengkapan kurikulum buku paket, buku pegangan Guru dan bahan ajar lainnya, termasuk manajemen sekolah dan sumber daya manusianya. Selain itu semua yang tak kalah pentingnya adalah pengembangan sumber dana dan penambahan tenaga guru/pendidik.
Sesuai dengan kondisi siswa penyandang cacat atau Anak Berkebutuhan Khusus,  maka yang sangat mendesak atau yang menjadi prioritas dalam rangka peningkatan pelayanan serta pengelolaannya, unsur-unsur tersebut diatas, akan menjadi prioritas pengembangan dan pengelolaan agar dapat terselenggaranya pelayanan yang prima kepada siswa.

VISI ,MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

VISI :
Menjadi sekolah yang dipercaya oleh masyarakat untuk mencerdaskan bangsa dalam rangka mengsukseskan wajib belajar.
MISI :
Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi dibidang IMTOQ  dan IPTEK.
Mengembangkan sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan zaman melalui kegiatan pembelajaran.
Menjaga citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

2.     Kajian Pustaka ABK ( Tunarungu )
A.    Pengertian Tunarungu
Anak Tunarungu adalah anak berkebutuhan khusus yang tidak dapat mendengar dan berbicara secara tidak jelas namun mereka memiliki cara komunikasi dengan bahasa isyarat yang mereka ketahui sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan baik dalam lingkungan anak berkebutuhan khusus. ABK Tunarungu tidak jauh berbeda dengan orang normal biasanya mereka hanya memiliki keterbatasan dalam pembicara dan pendengaran.
Sebelum kita sampai pada suatu pengertian Anak Tuna Rungu dari istilah yang digunakan, agaknya sudah dapat gambaran secara global bahwa anak tersebut mengalami kelainan atau cacat dalam fungsi alat pendengaran (telinga), sehingga sering disebut anak tuli bila kita kembangkan penalaran kita, akan terlintaslah bahwa akibat dari kelainan/kecacatan itu akan menimbulkan dampak keutuhan perimbangan pribadi penderitanya, baik dia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Di sinilah kita memerlukan batasan pengertian terhadap istilah tuna rungu itu agar kita dapat menentukan langkah selanjutnya dalam menghadapi anak tuna rungu dalam arti luas.
Beberapa istilah yang biasa diperuntukkan bagi penyandang ini adalah ,anak tuli, anak bisu, tuna wira, tuna rungu ,anak tuna rungu wicara ,anak berkebutuhan khusus, anak kurang beruntung ,anak dengan kecacatannya,dll.
Secara Umum: Keadaan anak (seseorang ) yang kehilangan,kekurangan sebagian atau seluruhnya fungsi alat pendengaran sehingga anak tersebut tidak dapat mendengar,  yang mengakibatkan terhambatnya kemampuan bicaranya karena tidak menyadari/mengalami adanya rangsangan suara atau getaran.

Dari pengertian umum muncullah pengertian yang lebih khusus sesuai dengan pangkal tolak dan keperluannya (sudut pandangnya). Pandangan Medis Anak Tuna Rungu adalah seseorang yang pendengarannya kurang atau tidak berfungsi diakibatkan oleh kerusakan anatomis organ-organ pendengaran sehingga mempengaruhi fisiologis pendengaran. Pandangan paedagogis menyebutkan, Tuna Rungu adalah keadaan kurang/tidak berfungsinya alat pendengaran (telinga) dalam menerima informasi pendidikan melalui indra pendengaran.

Paedagogis umum mengklasifikasikan anak Tuna Rungu sbb :
Tuli 15 db – 25 db tergolong tuli ringan
Tuli 26 db -50 db tergolong tuli sedang
Tuli 51 db -75 db tergolong tuli berat
Tuli 76 db- keatas tergolong tuli sangat berat,

Pasal 7 (5)
Pendidikan dan pengajaran luar Biasa bermaksud memberikan pendidikan dan Pengajaran Kepada orang-orang yang dalam kekurangan ,baik jasmani maupun rohani supaya mereka dapat memiliki kehidupan lahir batin yang layak.

Dengan demikian tujuan pendidikan tersebut menjadi tujuan Lembaga (SLB.B Sidakarya ) yakni membantu peserta didik dalam mengembangkan sikap,pengetahuan keterampilan baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat agar mampu Hidup mandiri. Secara operasional dan rinci tujuan itu tertuang dalam kurikulum SLB Tahun 1994 yang dititik beratkan pada kemampuan komunikasi,sosialisasi, dan ketrampilan. (I Made Gede Arta Mahardika, M.Pd)




B.   Karakteristik Anak ABK dan Karakteristik Sekolah
Karakteristik  Anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK) :

A.    Kelebihan

1.      Mempunyai Semangat yang tinggi
2.      Tidak Mudah putus asa, disiplin dan tertib
3.      Mampu mengikuti  pembelajaran
4.      Aktif melakukan aktivitas
5.      Memiliki keinginan taunya yang tinggi
6.      Mampu bersaing dan berprestasi

B.     Kekurangan

1.      Cara mendengar dan berbicara
2.      Sulit mengontrol emosi

Karakteristik Sekolah ABK :

A.    Kelebihan
1.      Guru-guru ramah dan memiliki toleransi yang tinggi
2.      Memiliki gedung yang layak untuk pembelajaran
3.      Memiliki halaman yang luas serta memiliki taman yang indah
4.      Mendidik anak berkebutuhan khusus sehingga memiliki jiwa social yang baik dalam masyarakat
5.      Menjamin rasa aman,nyaman,dan tentram terhadap ABK

B.     Kekurangan Sekolah
1.      Jauh dari lapangan olahraga
2.      Kurangnya tenaga guru olahraga karena hanya seorang guru yang mengajar ABK dari SD,SMP,dan SMA.
3.     Aktivitas Jasmani untuk Anak ABK
A.   Nama Aktivitas :
1.      Permainan KABADDI yang telah di modifikasi.
2.      Sejarah Kabaddi :
Sejarah Kabaddi dan Masuknya kabaddi Ke indonesia
Sejarah KABADDI adalah olahraga yang berasal dari Tamil Nadu, India olahraga kabaddi ini merupakan permainan untuk mempersiapkan tentara india .  Dalam olahraga kabaddi ada 3 jenis permainan yaitu : Indoor, Beach, dan Circle, Dalam 1 team permainan indoor kabaddi berjumlah 7 pemain utama dan biasanya dengan 3 pemain cadangan, untuk permainan beach kabaddi berjumlah 4 pemain utama dan biasanya 2 pemain cadangan, lalu untuk circle kabaddi berjumlah 8 pemain utama dan 6 pemain cadangan.
            Olahraga Kabaddi masuk di Indonesia pada tahun 2008 tepatnya pada saat ASIAN BEACH GAMES 2008 di BALI,dan sekarang permainan kabaddi sudah mulai berkembang di IKIP PGRI BALI, UNDIKSHA, dan SMP di daerah badung selatan pertandingan kabaddi juga pernah di selenggarakan pada event BISW (Bali International Sport Week) dan pada saat kampung olahraga Indonesia yang di selenggarakan beberapa minggu lalu di lapangan niti mandala renon,  Di sini kelompok kami akan memodifikasi permainan beach kabaddi yang biasanya bermain di pasir sekarang bermain di lapangan rumput dengan aturan yang tetap dari IKF  ( International Kabaddi Federation).

B.   Tujuan atau Manfaat
Tujuan memodifikasi permaian kabaddi ini adalah untuk memberikan anak-anak berkebutuhan khusus jenis permainan baru yang mana di dalam permainan ini memiliki manfaat agar pemain di tuntut untuk bekerja sama dan konsentrasi untuk melatih jiwa sosial yang ada pada mereka dan para anak ABK bisa menerima permainan ini yang bisa di kembangkan di sekolah,rumah,dan lingkungan anak ABK sendiri.

C.   Sarana dan Prasarana
Alat dan Prasarana
1. Tali dan paku untuk membuat lapangan
2. Bendera berwarna
3. Stopwath dan peluit
Cara membuat lapangan permainan kabaddi :
1.         Bersihkan areal atau lapanagan yg di gunakan untuk bermain
2.         Gunakan lapangan yang berumput atau berpasir
3.         Ukur lapangan dengan panjang 10 meter dan lebar 7 meter berbentuk persegi panjang
4.         Setiap sudut lapangan berisi berdera warna putih (agar di ketahui batas areal permainan)
5.         Buatlah garis tengah dengan jelas,dan
6.          Pastikan keamanan lapangan yang telah di buat tadi agar pemain bermain dengan nyaman.













D.   Proses Pembelajaran
Proses Pemblajaran Kabaddi ( modifikasi )
Ada 4 ( Empat ) proses pemblajaran yang akan di praktekan.
1.      Mengglindingkan bola tanpa awalan atau berdiri di depan garis strat.

NO
STRUKTUR
PROSES PEMBELAJARAN
WAKTU
1






2








































4
Pendahuluan






Inti








































Penutup






a. Bariskan siswa
b. Perkenalan
c. Berdoa
d. Pemanasan statis dan dinamis



a.Mengenalkan siswa tentang cara permainan dan aturannya.

1.      Pemain berjumlah 6 orang yang terdiri dari 4 pemain inti dan 2 cadangan
2.      Memiliki lebih dari 2 wasit di areal permaian samping kanan dan kiri,depan ataupun belakang ( menggunakan bahasa isyarat)
3.      Panitia pertandingan memiliki 3 bendera yaitu:
a.       Bendera merah berarti pertandingan telah usai
b.      Bendera hijau berarti pertandingan di mulai
c.       Bendera kuning untuk water break
4.      Setiap team yang bertahan di sebut defende
5.      Pemain yang menyerang disebut rider
6.      Apabila rider dapat menyentuh 1 pemain lawan dan kembali ke daerahnya maka rider tersebut mendapat point 1
7.      Apabila rider tidak dapat menyentuh, maka rider  tidak boleh kembali ke daerahnya, maka point bagi team yang bertahan.
8.      Jika team yang bertahan dapat menangkap rider tanpa melepas maka point bagi team yang bertahan
9.      Waktu dalam permainan beach kabaddi/ permainan kabaddi yang di modifikasi adalah 2x 8menit
10.  Setelah permainan selesai pemain di harapkan untuk bersalaman menunjukan sportivitas.






a.Bariskan siswa untuk melakukan pendinginan

b.Evaluasi tentang semua kegiatan yang telah dilakukan.

c.Berdoa dan kembali ke sekolah.
15 menit






2 jam








































15    menit


2.      Mengajarkan Tehnik dasar permaianan kabaddi

NO
STRUKTUR
PROSES PEMBLAJARAN
WAKTU
1





2











3
Pendahuluan





Inti











Penutup
a. Bariskan siswa
b. Perkenalan
c. Berdoa
d. Pemanasan statis dan dinamis


a.Mengenalkan siswa tentang cara permainan dan aturannya.

1.      Mengajarkan tehnik dasar atau move
2.      Mengajarkan move dengan berpasangan dan langkahnya.
3.      Mengajarkan move dengan 4 orang pemain inti.




a.Bariskan siswa untuk melakukan pendinginan

b.Evaluasi tentang semua kegiatan yang telah dilakukan.

c.Berdoa dan kembali ke sekolah.
15 menit





2 jam











15 Menit

3.      Mengajarkan tehnik menangkap dalam permaianan kabaddi

NO
STRUKTUR
PROSES PEMBLAJARAN
WAKTU
1





2









3

Pendahuluan





Inti









Penutup
a. Bariskan siswa
b. Perkenalan
c. Berdoa
d. Pemanasan statis dan dinamis


a.Mengenalkan siswa tentang cara permainan dan aturannya.

1.      Mengajarkan mereka posisi setengah jongkok
2.      Menargetkan untuk menangkap kaki
3.      Pegang sekuat-kuatnya kaki yang telah ditangkap


a.Bariskan siswa untuk melakukan pendinginan

b.Evaluasi tentang semua kegiatan yang telah dilakukan.

c.Berdoa dan kembali ke sekolah.




15 Menit





2 jam









15 menit


15 Menit
4.      Mengajarkan tehnik menjadi penyerah atau ridder dalam permaianan kabaddi

NO
STRUKTUR
PROSES PEMBLAJARAN
WAKTU
1





2










3
Pendahuluan





Inti










Penutup
a. Bariskan siswa
b. Perkenalan
c. Berdoa
d. Pemanasan statis dan dinamis


a.Mengenalkan siswa tentang cara permainan dan aturannya.
1. melatih mereka dengan kelincahan
2. melatih mereka menyentuh sejauh-jauhnya menggunakan tangan
3. melatih mereka untuk menyentuh lawan dengan kaki (mengunakan bahasa isyarat kabaddi)



a.Bariskan siswa untuk melakukan pendinginan

b.Evaluasi tentang semua kegiatan yang telah dilakukan.

c.Berdoa dan kembali ke sekolah.



15 Menit





2 jam










15 Menit

4. Hasil Uji Coba
Dari hasil uji coba dan penelitian yang kelompok kami lakukan di SLB B NEGERI SIDAKARYA DENPASAR dapat kami lihat dan pahami bahwa anak-anak ABK Tunarungu memiliki kemampuan yang normal untuk melaksanakan permainan KABADDI yang telah kami modifikasi sehingga anak-anak ABK Tunarungu dapat memainkan permainan yang kami berikan dengan sangat baik sehingga memberikan kebanggaan tersendiri bagi kelompok kami dapat berbagi ilmu, pengetahuan, dan pengalaman.



















BAB III
PENUTUP
1.     Kesimpulan :
Didalam kehidupan kita sehari-hari kita tidak boleh lepas dengan sesama makhluk Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa karena disetiap lingkungan kita selalu ada suatu permasalahan dan penyelesaiannya seperti apa yang telah kami pelajari, terima, dan pahami selama pembuatan, penelitan dan hasil dari laporan kami. yang mana kami diberikan tugas untuk melakukan suatu observasi diselokah luar biasa di Sidakarya yang khusus menampung Anak ABK Tunarungu disana kami mendapatkan banyak ilmu dari kegiatan mereka sehari-hari dan disana kami mencoba memberikan permainan yang kami memodifikasi sendiri ternyata hasilnya yang sangat memuaskan, disamping itu mereka cepat menangkap dan mengerti cara bermain. Jadi bukan hanya orang-orang norma saja dapat bermain kabaddi dengan baik tetapi Anak ABK Tunarungu pun dapat bermain dengan baik dengan gaya, cara, dan bahasa isyarat yang mereka pahami diantara mereka dan kami dapat mengerti.
2.      Saran dan Masukan  :

Saran
jangan pernah memandang orang dengan sebelah mata karena kita sama-sama manusia dan ciptaan tuhan.

Masukan
Selalulah termotivasi dengan orang-orang disekitar kita, seperti anak-anak ABK yang ada,  mereka selalu semangat melakukan aktivitas walaupun mereka memiliki keterbatasan atau berkebutuhan khusus sehingga mereka mampu berprestasi.





SIMAK JUGA ARTIKEL DAN MAKALAH LAINNYA

Soal UAS PKN TAHUN 2017