CLICK FOR CLAIM PROMO !

Sabtu, 15 Oktober 2016

MAKALAH TENTANG SEJARAH BULU TANGKIS

Subscribe
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang populer di Tanah Air kita. Fakta menunjukkan bahwa di perkotaan, lapangan bulutangkis terdapat hampi di setiap Rukun Warga (RW), sering jumlahnya lebih dari sebuah. Di pedesaan pun dapat dijumpai lapangan bulutangkis. Banyaknya lapangan bulutangkis itu menggambarkan betapa populernya cabang olahraga di negara kita. Indonesia memang merupakan negara yang memiliki pemain-pemain bulutangkis yang handal. Tunas-tunas pebulutangkis pun merekah di mana-mana. Wajah-wajah baru muncul di arena kejuaraan daerah maupun kejuaraan nasional. Nama-nama baru pebulutangkis tercantum dalam daftar peserta dalam berbagai even internasional sebagai utusan bangsa Indonesia. Banyak yang berhasil menjadi juara, mengharumkan nama bangsa. Oleh karena itu, tunas-tunas baru harus ditumbuhkan agar muncul bintang-bintang junior untuk mengganti para bintang senior yang mulai pudar sinarnya.

1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini penulis rumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah sejarah bulutangkis ?
2.      Apa saja teknis dasar permainan bulutangkis ?
3.   Bagaimanakah peraturan permainan, perwasitan, dan teknik penyelenggaraan pertandingan bulutangkis ?

1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman penulis mengenai masalah yang dibahas dalam makalah ini. Selain itu, tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Telaah Artikel.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Permainan Bulutangkis
Bulutangkis meskipun dikenal sebagai permainan yang dilahirkan di Poona India, dipopulerkan di Inggris setelah dia menjadi permainan orang kelas atas. Nama badminton sendiri diambildari nama wilayah tanah pertanian milik bangsawan Inggris, kemudian ini yang menjadi nama ajang pertandingan. Di Indonesia permainan ini diduga masuk lewat orang Eropa yang membawanya ketika mereka datang ke mari. Pada awalnya bulutangkis banyak dimainkan di Jawa dan Sumatera, khususnya Medan yang memiliki perkebunan milik orang asing. Sebelum merdeka sudah banyak klub didirikan dan mereka itu membuat pertandingan regular antar pemain.
Di Jawa, kota-kota yang memiliki klub selain Jakarta adalah Bandung, Tegal, Purwokerto, Surabaya. Dari kompetisi tak resmi muncullah sejumlah nama seperti Sudirman, Ferry Sonneville. Setelah itu baru diadakan kejuaraan tingkat nasional. Setelah memiliki pemain nasional, dwitanding kemudian diadakan antar negara, khususnya dengan Malaya yang waktu itu masih terdiri dari Malaysia dan Singapura. Malaya merupakan negara terkemuka di dunia karena keberhasilan sejumlah pemain mereka menjadi juara di Eropa.
Indonesia sendiri mulai berkiprah di tingkat internasional ketika Tan Joe Hol menjadi juara All England tahun 1957. Setelah itu semakin diakui ketika menjadi juara piala Thomas dengan mengalahkan raksasa Malaya dan mulai aktif di berbagai kejuaraan di Eropa. Pemain putri juga muncul dan mendapat nama setelah merebut pula Uber tahun 1975. Pada saat itu demam bulutangkis dengan pemain top seperti Rudy Hartono, Christian Hadinata, Ade Chandra, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, sangat luar biasa dan membuat olahraga bulutangkis menjadi olahraga nomor satu di Indonesia. Indonesia memasuki babak baru karena merebut dua medali emas Olimpiade Barcelona 1992, yang terus bisa dipertahankan dengan merebut emas pula di Olimpiade Athena 1996, dan Olimpiade Sidney 2000.
2.1.1.      Sejarah Thomas Cup
Sekitar tahun 1920 – 1933 yang menjadi juara All England Championship adalah Sir George Thomas, dilahirkan tahun 1881 dan meninggal tanggal 23 Juli 1972. Selain menjadi juara perorangan, ia juga selalu menjuarai ganda putra dan ganda campuran. Selama 30 tahunGeorge Thomas keluar sebagai juara dalam 90 pertandingan nasional di Eropa dan 50 kali menjuarai kejuaraan internasional. Selain tampil sebagai pemain yang sukses di gelanggang pertandingan, George Thomas juga seorang ahli dalam organisasi. Ia adalah presiden IBF yang pertama ketika organisasi bulutangkis dunia tersebut didirikan pada tahun 1934 dan berlanjut sampai 1955.
Pada tahun 1939 Sir George Thomas mengemukakan usulan dalam pertemuan IBF untuk mengadakan perebutan kejuaraan bulutangkis beregu putra yang bersifat internasional. Ia mempersembahkan piala pada tahun 1939 untuk diperebutkan pada tahun 1941/1942. Piala ini dibuat di Londondari bahan perak berlapis emas dengan ukuran tinggi 28 inchi, lebar 16 inchi dan terdiri dari tiga bagian, yaitu dasar, badan piala, dan tutup. Bagian tutupnya dihiasi patung seorang pemain pria. Kemudian diselenggarakan perebutan piala Thomas yang pertama kalinya di Preston Inggris, yang diikuti oleh Kanada, Denmark, Inggris, Perancis, Irlandia, Wales, USA, dan Malaya. Dalam kejuaraan tersebut Malaya keluar sebagai juara setelah mengalahkan Denmark 8–1.
Tahun 1957/1958 merupakan perebutan piala Thomas yang keempat kalinya, dan untuk pertama kalinya Indonesia turut serta. Prestasi Indonesia saat itu sungguh luar biasa, karena sebagai regu yang tidak diperhitungkan pada akhirnya mampu menundukkan juara bertahan Malaya dengan angka 6–3. Setelah itu praktis Indonesia merajalela mempertahankan dan memiliki piala Thomas sampai tahun 1984, diseling tahun1967 oleh Malaysia dan Cina tahun 1982. Pada tahun 1986 sampai 1990 piala Thomas mendekam di Cina dan tahun 1992 di Malaysia. Baru pada tahun 1994 piala Thomas kembali ke Indonesia dan bersanding kembali dengan piala Uber untuk yang kedua kalinya setelah tahun 1975.
2.1.2.      Sejarah Uber Cup
Piala Uber adalah lambang supremasi bulutangkis beregu putri, yang pada mulanya diperebutkan dalam kurun waktu tiga tahun sekali. Namun setelah pertemuan IBF tanggal 19 Mei 1982 berubah menjadi 5 partai. Pelaksanaannya bersamaan dengan perebutan piala Thomas, dengan sistem dan partaiyang sama. Piala ini merupakan sumbangan dari pemain terkenal Inggris, H.S. Uber yang selama kurang lebih 25 tahun berada di arena bulutangkis internasional. Uber sebenarnya memulai karirnya dalam bulutangkis tahun 1926. Kemudian dalam tahun-tahun berikutnya karirnya terus meningkat. Tercatat mulai tahun 1935 – 1938 Uber pernah menjadi juara tunggal putriAll England (1935), juara ganda putri (1937, 1938), dan ganda campuran bersama suaminya, D.C. Hume, pernah tercatat sebagai pasangan yang tak terkalahkan selama tahun 1930 sampai tahun 1938. Selama karirnya dalam bulutangkis pernah menjuarai tak kurang 40 turnamen. Piala Uber secara fisik berbentuk globe dengan bagian atasnya terdapat patung seorang pemain bulutangkis putri yang sedang mengayunkan raket. Piala ini terbuat dari perak setinggi kurang lebih 40 cm (18 inchi) dibuat oleh Messrs Mappin dan Webb of London.
Pada tahun 1956/1957 ditetapkan sebagai turnamen memperebutkan piala Uber pertama kali, yang diiikuti oleh Malaya, Hongkong, India yang tergabung dalam zona Asia, Irlandia, Swedia, Skotlandia, Denmark, Inggris yang tergabung dalam zona Eropa serta Amerika Serikat dan Kanada dalam zone Amerika. Juaranya adalah Amerika Serikat setelah mengalahkan Denmark di final. Indonesia sendiri ikut serta untuk pertama kalinya pada kontes kedua tahun 1959/1960 dan Indonesia baru menjadi juara untuk pertama kalinya pada tahun 1975. Setelah itu tidak ada lagi juara. Indonesia seolah-olah ditelan oleh keperkasaan regu negara lain. Pada perebutan piala Uber yang ke-15 kalinya tahun 1994 di Jakarta, Indonesia berhasil merebutnya kembali dari juara bertahan Cina, kemudian dipertahankan di Hongkong pada tahun 1996. Dan terakhir kalinya Indonesia memboyong piala Uber terjadi pada tahun 1994 yang disandingkan dengan piala Thomas.

2.2. Perkembangan Olahraga Bulutangkis di Indonesia
Olahraga bulutangkis semakin populer di Indonesia. Gerakan olahraga bulutangkis merupakan salah satu kegiatan di kalangan masyarakat Indonesia yang ikut menunjang terbentuknya manusia Indonesia, yang tidak saja sehat jasmaniah dan rohaniah serta gemar olahraga semata-mata, melainkan juga dengan satu cita-cita yaitu mengharumkan nama, harkat, dan derajat negara Indonesia di mata bangsa-bangsa di dunia. Sejak diresmikannya persatuan olahraga badminton di Inggris, permainan ini mulai berkembang di beberapa wilayah jajahan Inggris, termasuk Malaysia dan Singapura. Dari dua negara jajahan Inggris inilah diperkirakan olahraga badminton masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930.
Perkembangan olahraga bulutangkis di Indonesia mulai merebak ke beberapa daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sekitar tahun 1930. Pada tahun 1933 di Jakarta sudah ada perkumpulan badminton bernama “Bataviase Badminton Bond” (BBB). Selanjutnya berdiri pula satu perkumpulan lagi yang bernama “Bataviase Badminton League”. Kedua perkumpulan ini akhirnya bersatu menjadi “Bataviase Badminton Unie” (BBU). Pada tahun 1942, diusulkan untuk mengganti istilah badminton. R.M.S. Tri Tjondrokoesoemo yang waktu itu menjabat sebagai Ketua ISI (Ikatan Sport Indonesia) mengusulkan nama badminton. Usul itu mendapat tanggapan positif dan diterima baik oleh kalangan pencinta bulutangkis dan menyebar luas di seluruh pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya di Nusantara.
Satu tahun kemudian di Jakarta dibentuk suatu gerakan olahraga dengan nama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga Rakyat) sebagai induk bulutangkis yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata. Pada tanggal 4 – 6 Mei 1951 para tokoh bulutangkis menyelenggarakan kongres di Bandung. Mereka sepakat untuk membentuk badan bulutangkis nasional. Maka pada tanggal 5 Mei 1951 dibentuklah organisasi bulutangkis nasional dengan nama PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia). Sebagai Ketua PBSI pertama adalah H.R. Rochdi Partaatmadja dan dua Wakil Ketua yaitu Sudirman dan Tri Tjondrokoesoemo.
Pada tahun 1953 PBSI secara resmi menjadi calon untuk menjadi anggota IBF. Ini merupakan langkah awal masuk ke dunia internasional merealisasi ambisi untuk memboyong piala Thomas yang merupakan kejuaraan dunia beregu putra.

2.3. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis
Untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik terlebih dahulu kita harus memahami bagaimana cara bermain bulutangkis dan menguasai beberapa teknik/keterampilan dasar permainan ini. Keterampilan teknik dasar permainan bulutangkis yang perlu dipelajari secara umum dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu :
2.3.1.      Cara memegang raket (Grip)
Cara memegang raket tidak begitu sukar karena raket bulutangkis relatif ringan. Teknik memegang raket yang dianggap baik adalah teknik memegang raket yang dapat digunakan untuk menerima atau mengembalikan kok dengan mudah.

2.3.2.      Sikap berdiri
a.       Sikap berdiri pada saat melakukan servis ada dua, yaitu :
·         Servis forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang, sementara berat badan bertumpu pada kaki belakang. Pada saat kok dipukul, berat badan pindahkan ke depan.
·         Servis backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis pendek. Kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang, berat badan berada di tengah dan pada saat servis dilakukan berat badan pindahkan ke depan.
b.      Sikap berdiri pada saat menerima servis, baik forehand maupun backhand :
·         Sikap berdiri untuk permainan tunggal adalah berdiri pada daerah servis kira-kira di tengah-tengah daerah servis dan satu meter di belakang garis servis pendek.
·         Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke depan tetapi tidak melewati garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Berat badan berada di kaki depan dengan posisi labil (kedua kaki agak jinjit). Pada saat servis dilakukan berat badan dipindahkan ke arah datangnya kok, mungkin ke depan atau belakang tergantung pada jenis servis.
c.       Sikap berdiri pada saat rally
Sikap ini sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah ia melakukan serangan atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari mana arah datangnya kok, apakah dari depan, belakang, di atas kepala, di samping atau di bawah. Sebagai patokan, sikap berdiri pemain tunggal dianjutkan untuk selalu berdiri di tengah-tengah lapangan dan kedua kaki tidak sejajar.


2.3.3.      Gerak kaki (foot work)
Gerak kaki atau kerja kaki adalah gerakan langkah-langkah yang mengatur badan untuk menempatkan posisi badan agar memudahkan pemain dalam melakukan gerakan memukul kok sesuai dengan posisinya.
2.3.4.      Teknik pukulan (strokes)
a.       Pukulan dengan ayunan raket dari bawah terdiri dari :
·         Servis
·         Under arm lob mengangkat kok tinggi

b.      Pukulan mendatar atau menyamping, terdiri dari :
·         Drive
·         Dropshot
·         Netting

c.       Pukulan dari atas kepala, terdiri atas :
·         Overhead lob
·         Overhead smes
·         Chopped
·         Dropshot
·         Around the head
·         Servis

2.4. Peraturan Permainan, Perwasitan, dan Penyelenggaraan Pertandingan Bulutangkis
2.4.1.      Peraturan Permainan
Peraturan permainan ditentukan dan ditetapkan oleh sidang tahunan organisasi olahraga bulutangkis internasional. Peraturan ini mulai diperbaiki dan diberlakukan tanggal 1 Agustus 1998 dan berlaku sampai tahun 2004. Pertengahan tahun 2004 terjadi perubahan dalam pengaturan skor, yang mulanya untuk ganda putra skor 15 menjadi 21, tunggal putri dari 11 menjadi 21, sedangkan untuk ganda putra, putri, dan campuran dari 15 menjadi 25.
a.      Lapangan
Lapangan harus berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 6,71 meter dan lebar 6,10 meter, serta tinggi net 1,52 meter.
b.      Net dan tiang
Net terbuat dari tali halus dan berwarna gelap, lubang-lubangnya berjarak antara 15 – 20 mm. Panjang net sebaiknya sesuai dengan lebar lapangan yaitu 6,10 meter dan lebarnya 76 cm, dengan bagian atasnya mempunyai pinggiran pita putih selebar 7,5 cm. Tiang net ditancapkan tepat pada titik tengah ujung garis samping lapangan. Untuk ganda tinggi tiang 155 cm. Bagian paling atas net di bagian tengah berjarak 1,524 meter dari permukaan lantai dan pinggiran lapangan berjarak 1,55 meter di atas garis tepi permainan ganda.
c.       Kok (shuttlecock)
Kok biasanya terbuat dari bulu angsa buatan pabrik, umumnya sudah memiliki standar yang ditentukan IBF. Berat kok kira-kira 5,67 gram. Bulu angsa yang menancap di gabus yang dibungkus kulit berwarna putih berjumlah antara 14 – 16 buah dan diikat dua tali agar tidak mudah lepas.
d.      Raket
Panjang raket 67,95 cm, kepala raket mempunyai panjang 29,21 cm, lebar 22,86 cm. Pegangan raket tidak mempunyai ukuran tertentu, tetapi disesuaikan dengan keinginan orang yang menggunakannya.
e.       Penghitungan (scoring)
Permainan berlaku the best of three games, artinya maksimal pemain bertanding tiga set (dua set kemenangan). Skor permainan tunggal putra dan putri adalah 21 angka, sedangkan ganda putra, putri, dan campuran adalah 25 angka. Jika perhitungan sama-sama mencapai 20 untuk tunggal dan 24 untuk putri, maka terjadi duece dan pihak pertama kali memperoleh angka tersebut mempunyai hak untuk menetapkan penambahan (setting) 3 angka. Pihak yang memenangkan set pertama berhak untuk melakukan servis pertama pada set berikutnya.
2.4.2.      Perwasitan
Seringkali terjadi dalam suatu kejuaraan seorang atlet merasa dirugikan oleh petugas lapangan, khususnya wasit yang memimpin pertandingan atau hakim garis sehingga mengganggu konsentrasinya dan dianggap sebagai penyebab kekalahannya, atau bahkan sang pemain mundur dari lapangan sebelum pertandingan berakhir. Fenomena tersebut merupakan salah satu bukti bahwa petugas lapangan (wasit, hakim servis, dan hakim garis) mempunyai peranan yang besar dalam kesuksesan suatu kejuaraan. Untuk menghindari hal-hal di atas, seorang wasit harus memperhatikan beberapa hal diantaranya :
a.       Menguasai peraturan permainan.
b.      Berpenampilan meyakinkan dan mantap.
c.       Berwibawa dan mempunyai harga diri.
d.      Berpendirian netral dan tidak memihak kepada salah satu pemain serta bertindak sebagai penengah.
e.       Tidak terpengaruh oleh pemain atau penonton.
f.       Bersuara lantang dan jelas untuk setiap kata-kata yang diucapkan.
g.      Selalu cepat tanggap dan inisiatif dalam mengambil keputusan, terutama bila terjadi kasus pada jalannya pertandingan yang sedang dipimpinnya.
h.      Memiliki wawasan tentang bulutangkis yang luas.
i.        Setiap saat dapat mengikuti perkembangan perbulu-tangkisan, terutama bila terjadi perubahan peraturan.
j.        Berusaha memelihara dan meningkatkan mutu perwasitan.

2.4.3.      Penyelenggaraan Permainan Bulutangkis.
2.4.3.1. Sistem pertandingan
Dalam menentukan sistem pertandingan bulutangkis perlu dipertimbangkan beberapa faktor berikut :
1.      Tujuan pertandingan
2.      Sarana dan prasarana
3.      Waktu yang tersedia
4.      Tenaga pelaksana
5.      Jumlah peserta
6.      Dukungan dana
Pada dasarnya ada dua macam sistem pertandingan, yaitu :
a.       Sistem gugur, yaitu tata cara pelaksanaan pertandingan yang menetapkan bahwa setiap peserta yang telah kalah dinyatakan gugur dan tidak berhak mengikuti pada pertandingan babak selanjutnya.
b.      Sistem kompetisi
Sistem kompetisi dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
a.       Sistem kompetisi penuh, dimana setiap peserta akan saling berhadapan dua kali dengan lawan yang sama.
b.      Sistem setengah kompetisi, dimana peserta saling berhadapan satu kali.

2.4.3.2. Undian pertandingan (drawing)
Cara melaksanakan undian pertandingan bulutangkis nasional dan internasional harus dengan ketentuan yang berlaku. Panitia tidak akan memberikan izin mengadakan alternatif undian, kecuali dalam situasi berikut ini :
1.      Pemain berhalangan karena sakit/cedera
2.      Pemain pengganti tidak boleh memiliki ranking yang lebih tinggi dari pemain yang berhalangan.
Penggantian pasangan tunggal diizinkan apabila :
1.      Pemain pengganti itu sudah termasuk nominasi dari asosiasi nasional yang bersangkutan.
2.      Pemain itu tidak mengikuti turnamen tersebut.
Penggantian pasangan ganda :
1.      Seorang pemain ganda yang berhalangan boleh diganti oleh salah seorang pasangan ganda lainnya.
2.      Jika pasangan asli mendapat bye dan kemudian ada pengganti pemain, maka pasangan baru tersebut dapat menempati posisi semula, kalau tidak maka akan diundi kembali.

2.4.3.4. Qualifying Rounds
Bila ada pemain yang tidak masuk maindraw, maka committee tournament mengadakan pertandingan pendahuluan sebagai babak kualifikasi, yaitu :
1.      Melaksanakan sejumlah pertandingan yang diatur oleh committee.
2.      Dianjurkan agar setiap delapan tempat tidak menempatkan lebih dari satu pemain kualifikasi.
3.      Apabila pemain dari maindraw menarik diri sebelum babak kualifikasi dimulai, committee berhak mengisi lowongan tersebut dari peserta kualifikasi.
Dalam pembuatan bagan, jika terdapat bye maka ditempatkan sisipan pada first round dan selalu dimulai dari pertengahan sebelah bawah, kemudian disusul pada bagian atas, kembali ke bawah, dan seterusnya.






BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang populer di Indonesia. Banyaknya lapangan bulutangkis menggambarkan betapa populernya cabang olahraga di negara kita. Bulutangkis meskipun dikenal sebagai permainan yang dilahirkan di Poona India, dipopulerkan di Inggris setelah dia menjadi permainan orang kelas atas. Nama badminton sendiri diambil dari nama wilayah tanah pertanian milik bangsawan Inggris, kemudian menjadi nama ajang pertandingan.
Di Jakarta dibentuk suatu gerakan olahraga dengan nama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga Rakyat) sebagai induk bulutangkis yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata. Pada tanggal 5 Mei 1951 dibentuklah organisasi bulutangkis nasional dengan nama PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia). Tahun 1953 PBSI secara resmi menjadi calon untuk menjadi anggota IBF, ini merupakan langkah awal masuk ke dunia internasional dalam cabang olahraga bulutangkis.

3.2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sangat mengharapkan segala saran-saran dan kritikan bagi para pembaca yang terhormat, yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang penyusun laksanakan.


DAFTAR PUSTAKA

Dinata, Marta dan Tarigan, Herman. 2004. Bulutangkis. Cetakan Pertama.
Jakarta : Cerdas Jaya.

PBSI. Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta : PB PBSI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA

SIMAK JUGA ARTIKEL DAN MAKALAH LAINNYA

Soal UAS PKN TAHUN 2017