Subscribe
PENINGGALAN
BERCORAK AGAMA ISLAM
Masjid
Masjid
merupakan seni arsitektur Islam yang paling menonjol. Masjid adalah tempat
peribadatan umat Islam. Berbeda dengan masjid-masjid yang ada sekarang, atap
masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun. Semakin ke atas
atapnya makin kecil. Jumlah atap tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau
lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat
tiang utama yang menyangga atap tumpang.
Pada
bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di
halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk
menambah keindahan bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin
mengumandangkan azan ketika tiba waktu salat. Sebelum azan dikumandangkan,
dilakukan pemukulan tabuh atau beduk.
Contoh
masjid peninggalan sejarah Islam adalah Masjid Agung Demak dan Masjid Kudus.
Masjid Agung Demak dibangun atas perintah Wali Songo. Pembangunan masjid
dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Masjid Demak tidak memiliki menara.
Sementara masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus.
Masjid
Agung Demak. Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Salah
satu keunikan Masjid Agung Demak adalah salah satu tiangnya terbuat dari
susunan tatal. Konon, tiang ini dibuat oleh Sunan Kalijaga. Tiang dari tatal
ini kemudian diganti ketika Masjid Agung Demak dipugar pada tahun 1980.
Potongan tiang tatal ini masih tersimpan di bangsal belakang masjid. Berikut
ini daftar masjid-masjid peninggalan sejarah kerajaan Islam.
Masjid-masjid
peninggalan sejarah kerajaan Islam di Indonesia
No.
|
Nama Masjid
|
Lokasi Penemuan
|
Pembuatan
|
Peninggalan
|
1
|
Masjid Agung Demak
|
Demak, Jateng
|
Abad 14 M
|
K. Demak
|
2
|
Masjid Ternate
|
Ternate, Ambon
|
Abad 14 M
|
K. Ternate
|
3
|
Masjid Sunan Ampel
|
Surabaya, Jatim
|
Abad 15 M
|
–
|
4
|
Masjid Kudus
|
Kudus, Jateng
|
Abad 15 M
|
–
|
5
|
Masjid Banten
|
Banten
|
Abad 15 M
|
K. Banten
|
6
|
Masjid Cirebon
|
Cirebon, Jabar
|
Abad 15 M
|
K. Cirebon
|
7
|
Masjid Raya
|
Baiturrahman Banda
|
Aceh Abad 15 M
|
K. Aceh
|
8
|
Masjid Katangga
|
Katangga, Sulsel
|
Abad 16 M
|
K. Gowa
|
Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
Terkait
dengan sejarah masuknya Islam ke Indonesia, ada beberapa teori dan pendapat
yang menyatakan kapan sebetulnya pengaruh kebudayaan dan agama Islam mulai
masuk ke nusantara. Pendapat-pendapat tersebut bukan hanya didasarkan pada
bukti-bukti yang telah ditemukan, melainkan juga dikuatkan oleh adanya
catatan-catatan sejarah yang dibuat oleh bangsa lain di masa lampau.
1. Masuknya
Islam sejak Abad ke-7 Masehi
Sebagian ahli sejarah menyebut jika sejarah
masuknya Islam ke Indonesia sudah dimulai sejak abad ke 7 Masehi. Pendapat ini
didasarkan pada berita yang diperoleh dari para pedagang Arab. Dari berita
tersebut, diketahui bahwa para pedagang Arab ternyata telah menjalin hubungan
dagang dengan Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke
7. Dalam pendapat itu disebutkan bahwa wilayah Indonesia yang pertama kali
menerima pengaruh Islam adalah daerah pantai Sumatera Utara atau wilayah
Samudra Pasai. Wilayah Samudra Pasai merupakan pintu gerbang menuju wilayah
Indonesia lainnya. Dari Samudra Pasai, melalu jalur perdagangan agama Islam
menyebar ke Malaka dan selanjutnya ke Pulau Jawa. Pada abad ke 7 Masehi itu
pula agama Islam diyakini sudah masuk ke wilayah Pantai Utara Pulau Jawa.
Masuknya agama Islam ke Pulau Jawa pada abad ke 7 Masehi didasarkan pada berita
dari China masa pemerintahan Dinasti Tang. Berita itu menyatakan tentang adanya
orang-orang Ta’shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang
Kaling di bawah pemerintahan Ratu Sima pada tahun 674 Masehi.
2. Masuknya
Islam sejak Abad ke-11 Masehi
Sebagian
ahli sejarah lainnya berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia
dimulai sejak abad ke 11 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada bukti adanya
sebuah batu nisan Fatimah binti Maimun yang berada di dekat Gresik Jawa Timur.
Batu nisan ini berangka tahun 1082 Masehi.
3. Masuknya
Islam sejak Abad ke-13 Masehi
Di samping kedua
pendapat di atas, beberapa ahli lain justru meyakini jika sejarah masuknya
Islam ke Indonesia baru dimulai pada abad ke 13 Masehi. Pendapat ini didasarkan
pada beberapa bukti yang lebih kuat, di antaranya dikaitkan dengan masa
runtuhnya Dinasti Abassiah di Baghdad (1258), berita dari Marocopolo (1292),
batu nisan kubur Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai (1297), dan berita dari
Ibnu Battuta (1345). Pendapat tersebut juga diperkuat dengan masa penyebaran
ajaran tasawuf di Indonesia.
SEJARAH PENYEBARAN ISLAM DI
INDONESIA
Pada
masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para
pedagang Arab dibantu oleh para pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi
merupakan awal kedatangan agama Islam. Pada masa ini, baru sebagian kecil
penduduk yang bersedia menganutnya karena masih berada dalam kekuasaan
raja-raja Hindu-Budha.
Sejarah
masuknya Islam ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam waktu
yang lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi. Selama masa itu, para
pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di
daerah yang mereka kunjung terutama di daerah pusat perdagangan. Di samping
itu, para pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh Indonesia
juga ikut berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia.
Akibatnya,
pengaruh Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat
terutama di daerah pantai. Pada akhir abad ke 12 Masehi, kekuasaan politik dan
ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan kemunduran pengaruh
Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para mubalighnya kian giat melakukan
peran politik. Misalnya, saaat mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan
diri dari kekuasaan Sriwijaya.
Menjelang
berakhirnya abad ke 13 sekitar tahun 1285 berdiri kerajaan bercorak Islam yang
bernama Samudra Pasai. Malaka yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga
pusat penyebaran Islam berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama
Kesultanan Malaka. Pada awal abad ke 15, kerajaan Majapahit mengalami
kemerosotan, bahkan pada tahun 1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang
berusaha melepaskan diri dari kerajaan Majapahit.
Pada
tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Berkembangnya
kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya
Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga banyak berkembang
kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa, dan
kesultanan Banjar. Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam
makin berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Agama
Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai saja, tetapi sudah
menyebar ke daerah-daerah pedalaman. Saluran Penyebaran Agama Islam di
Indonesia Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung
secara bertahap dan dialakukan secara damai melalui beberapa saluran berikut:
·
Saluran perdagangan, proses penyebaran
agama Islam dilakukan oleh para pedagang muslim yang menetap di kota-kota
pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim, misalnya Pekojan. Saluran ini
merupakan saluran yang dipilih sejak awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
·
Saluran perkawinan, proses penyebaran
agama Islam dilakukan dengan cara seseorang yang telah menganut Islam menikah
dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga akhirnya pasangaannya itu
ikut menganut Islam.
·
Saluran dakwah, proses penyebaran Islam
yang dilakukan dengan cara memberi penerangan tentang agama Islam seperti yanbg
dilakukan Wali Songo dan para ulama lainnya.
·
Saluran pendidikan, proses ini dilakukan
dengan mendirikan pesantren guna memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian
menyebarkannya.
·
Saluran seni budaya, proses penyebaran
Islam menggunakan media-media seni budaya seperti pergelaran wayang kulit yang
dilakukan Sunan Kalijaga, upacara sekaten, dan seni sastra.
·
Proses tasawuf, penyebaran Islam
dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi
pada ajaran agama Hindu dan Budha.
Alasan Agama Islam
Mudah Diterima Masyarakat Indonesia
Proses penyebaran Islam di Indonesia
berjalan dengan cepat karena didukung faktor-faktor berikut : Syarat masuk
Islam sangat mudah karena seseorang dianggap telah masuk Islam jika ia telah
mengucapkan kalimah syahadat. Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah.
Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok masyarakat
yang masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang sama. Aturan-aturan dalam
Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa. Agama Islam yang masuk dari
Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami.
Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan
disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada. Runtuhnya kerajaan Majapahit
pada akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam tanpa ada pembatasan
dari otoritas kerajaan Hindu-Budha.
SEJARAH AGAMA ISLAM
Masa Awal
Islam
bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang
terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi.Muhammad
dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571 masehi). Ia
dilahirkan ditengah-tengah suku Quraish pada zaman jahiliyah, dalam kehidupan
suku-suku padang pasir yang suka berperang dan menyembah berhala. Muhammad
dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya Abdullah wafat ketika ia masih
berada di dalam kandungan
Pada
saat usianya masih 6 tahun, ibunya Aminah meninggal dunia.
Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu Abu Talib.
Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu Abu Talib.
Muhammad
kemudian menikah dengan seorang janda bernama Siti Khadijah dan menjalani
kehidupan secara sederhana. Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai
mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama
beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para
sahabatnya.
Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya ajaran Islam kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.
Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya ajaran Islam kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.
Pada
tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah.
Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan kalender Islam.
Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan kalender Islam.
Di
Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari
Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah
umat Islam.
Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan.
Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan.
Dalam
fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah.
Keunggulan diplomasi nabi Muhammad SAW pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.
Keunggulan diplomasi nabi Muhammad SAW pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.
PENINGGALAN AGAMA KRISTEN
Gereja
Katedral Jakarta (nama resmi: Santa Maria Pelindung Diangkat Ke
Surga, De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming) adalah
sebuah gereja di Jakarta.
Gedung gereja ini diresmikan pada 1901 dan
dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari
Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan untuk membangun gedung
gereja beberapa abad yang lalu.
Gereja
yang sekarang ini dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmans dan
peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Provicaris Carolus
Wenneker. Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit ketika
Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati
pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus
Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta.
Katedral
yang kita kenal sekarang sesungguhnya bukanlah gedung gereja yang asli di
tempat itu, karena Katedral yang asli diresmikan pada Februari 1810, namun
pada 27 Juli 1826 gedung
Gereja itu terbakar bersama 180 rumah penduduk di sekitarnya. Lalu pada
tanggal 31 Mei 1890 dalam
cuaca yang cerah, Gereja itu pun sempat roboh.
Pada malam natal, 24 Desember 2000, Gereja ini menjadi salah satu lokasi yang terkena serangan ledakan bom.
Pada malam natal, 24 Desember 2000, Gereja ini menjadi salah satu lokasi yang terkena serangan ledakan bom.
PROSES
MASUKNYA AGAMA KRISTEN KE INDONESIA
Pada abad XVI, bangsa Portugis dan
kemudian bangsa Belanda datang ke Indonesia. Maksud kedatangan mereka ke
Indonesia sebenarnya adalah mencari rempah-rempah yang akan mereka perdagangkan
di Eropa. Yang pertama datang ke wilayah Nusantara ini adalah armada dagang
Portugis yang sebelumnya telah merintis jalan melalui Tanjung Harapan.
Kemudian, kedatangan Portugis itu
disusul oleh armada dagang Belanda. Selengkapnya tentang perjalanan Portugis ke
bumi Nusantara lihat pada artikel Tokoh perintis penjelajahan samudra portugis (Bartholomeus Diaz dan Vasco
da Gama).
Armada Portugis yang pertama
dipimpin oleh Alfonso D' Albuquerque dan tiba di Maluku serta mulai mengadakan
pendekatan dengan penduduk asli. Dalam perjalanannya itu ikut serta imam-imam
Katolik yang kemudian menyebarkan agama Katolik. Armada Belanda datang
kira-kira pada awal abad XVII setelah sekian lama bangsa Portugis berada di
Indonesia.
Kedua bangsa inilah yang
memperkenalkan agama Kristen, yaitu Kristen Katolik dan Kristen Protestan di
Indonesia. Pada dasarnya kedua agama tersebut sama, karena keduanya memiliki
kitab suci yang disebut Al-kitab yang terdiri dari perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru atau Injil. Akan tetapi keduanya
mempunyai sejarah yang agak berbeda.
Masuknya Agama Kristen Katolik
Agama Kristen Katolik disebarkan
pertama kali di Indonesia oleh imam-imam Katolik. Agama ini diperkenalkan
kepada penduduk asli dengan cara damai dengan penuh cinta kasih. Seorang imam
yang terkenal pada waktu itu adalah Fransiscus Xaverius,
yang telah banyak memberikan waktu dan tenaganya bagi pekerjaan misi di
Indonesia.
Misi Katolik ini bekerja tidak hanya
di Maluku, tetapi juga di Flores, Timor Timur, Kepulauan Kei, Pulau Jawa, yaitu
di sekitar Muntilan, Malang, dan Jakarta, serta pulau-pulau lain di Indonesia.
Selain mengajarkan agam, misi
Katolik juga membangun sekolah-sekolah dan rumah sakit yang tersebar di seluruh
Indonesia. Karya misi Katolik ini tidak hanya terbatas pada orang yang beragama
Katolik saja, tetapi bagi semua orang, apapun agama atau kepercayaannya.
Pusat agama Katolik di seluruh dunia
terletak di Vatican, suatu wilayah di negara
Roma, Italia. Pimpinannya disebut Paus. Pimpinan
gereja Katolik di Indonesia disebut Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (MAWI).
MAWI sering melakukan pendekatan antara kelompok-kelompok agama Kristen Katolik
dengan kelompok agama lain yang ada di Indonesia.
Masuknya Agama Kristen
Protestan
Bangsa Belanda memperkenalkan agama
Kristen Protestan untuk pertama kali di Indonesia. Mula-mula penyebaran itu di
arahkan kepada orang yang berada di sekitar tempat perdagangan rempah-rempah,
umumnya di Maluku dan kemudian meluas ke segala pelosok di tanah air.
Pendeta-pendeta Protestan yang
datang yang datang dari Negeri Belanda pada umumnya bekerja untuk bangsa
Belanda, tetapi kemudian mereka juga mengajarkannya kepada penduduk asli. Dalam
penyiaran ini pemerintah penjajahan sangat membatasi pekerjaan pengabaran agama
kepada penduduk asli, karena takut mengganggu perdagangan yang mereka
laksanakan. Namun, penyebaran agama tidak dapat dan tidak boleh disamakan
dengan kepentingan dagang. Oleh karena itu, meskipun terdapat hambatan dari
pemerintah penjajah, agama Kristen Protestan berkembang terus.
Selain dari bangsa Belanda pendeta
dari Jerman, Amerika dan Swiss juga bekerja di Indonesia. Pada umumnya mereka
bekerja di pelabuhan, seperti Kalimantan, tanah Batak dan Irian Jaya. Karena
para pendeta tidak datang hanya dari satu wilayah, umat Kristen Protestan itu
terdiri dari berbagai gereja.
Nama gereja-gereja itu disesuaikan
dengan nama wilayah tempat gereja-gereja itu semula didirikan. Misalnya Gereja
Jawa, Gereja Protestan Maluku, Gereja Kalimantan, Huria Kristen Batak
Protestan, dan Gereja Kristen Sulawesi Selatan.
Setelah bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya, kesadaran sebagai satu bangsa ini tampak juga
didalam kehidupan gereja. Sejak itu diadakan pendekatan-pendekatan untuk
mempersatukan gereja-gereja ini. Pada tahun 1950 didirikanlah Dewan
Gereja-gereja Indonesia (DGI). DGI inilah yang menjadi wakil umat Kristen
Protestan di Indonesia.
Meskipun agama Kristen Katolik dan
Kristen Protestan diperkenalkan oleh bangsa Eropa, agama itu bukan milik bangsa
Eropa. Pemeluk agama-agama itu adalah juga bangsa Indonesia. Sebagai satu
keluarga besar bangsa Indonesia, pemeluk agama Kristen Katolik dan Kristen
Protestan sama dengan pemeluk agama lainnya.
SEJARAH
AGAMA KRISTEN
Lahirnya
Agama Kristen
Agama Kristen bermula dari pengajaran Yesus
Kristus sebagai tokoh utama agama ini. Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak
di Palestina sekitar tahun 4-8 SM, pada masa kekuasaan raja Herodes. Yesus lahir dari rahim seorang wanita
perawan, Maria, yang dikandung
oleh Roh Kudus. Sejak usia tiga puluh tahun, selama tiga tahun Yesus berkhotbah
dan berbuat mukjizat pada banyak orang, bersama keduabelas rasulnya. Yesus yang
semakin populer dibenci oleh orang-orang Farisi, yang kemudian berkomplot untuk
menyalibkan Yesus. Yesus wafat di salib pada usia 33 tahun dan bangkit dari kubur
pada hari yang ketiga setelah kematiannya. Setelah kebangkitannya, Yesus masih
tinggal di dunia sekitar empat puluh hari lamanya, sebelum kemudian naik ke surga.
Gereja
mula-mula
Setelah naiknya Yesus
Kristus ke surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke mana-mana, dan
sebagai hasilnya, jemaat pertama Kristen, sejumlah sekitar tiga ribu orang,
dibaptis. Namun, pada masa-masa awal berdirinya, agama Kristen cenderung
dianggap sebagai ancaman hingga terus-menerus dikejar dan dianiaya oleh
pemerintah Romawi saat itu. Banyak bapa Gereja yang menjadi korban kekezaman
kekaisaran Romawi dengan menjadi martir, yaitu rela disiksa maupun dihukum mati
demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya adalah Ignatius dari Antiokia
yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.
Saat itu,
kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah paganisme, di mana terdapat konsep
‘balas jasa langsung’. Namun dengan gencarnya para rasul menyebarkan ajaran
Kristen, perlahan agama ini mulai berkembang jumlahnya, sehingga pemerintah
Romawi semakin terancam oleh keberadaan agama Kristen. Romawi pun berusaha
menekan, dan bahkan melarang agama Kristen, karena umat Kristen saat itu tidak
mau menyembah Kaisar, dan hal ini menyulitkan kekuasaan Romawi. Selain itu,
paganisme dan ramalan-ramalan yang sejak zaman Republik sudah dipakai sebagai
alat-alat propaganda dan pembenaran segala tingkah laku penguasa atau alasan
kegagalan penguasa, sudah tidak efektif lagi dengan keberadaan agama Kristen.
Maka, pada masa-masa ini, banyak umat Kristen yang dibunuh sebagai usaha
pemerintah Romawi untuk menumpas agama Kristen. Penyebar utama agama Kristen
pada masa itu adalah Rasul Paulus, yang paling gencar menyebarkan ajaran
Kristen ke berbagai pelosok dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA