Subscribe
BANDARA MUTIARA SIS AL JUFRI DI
PALU
Bandara ini terletak di Jalan Abdul Rahman Saleh, Palu
Selatan, Sulawesi Tengah. Begitu masuk, mata Anda akan langsung dimanjakan
dengan bangunan modern bandara. Bandar udara ini berada di ketinggian 86 meter (282 ft)
di atas permukaan
laut, memiliki satu landas pacu permukaan beraspal nomor designasi
15/33 berukuran 2.067 x 45 meter sehingga menjadi 13/31 berukuran 2.750 x 45
meter. Landasan pacu rencananya akan diperpanjang menjadi 3,250 meter agar bisa
di darati pesawat jet berbadan lebar.
Pemerintah Sulawesi tengah, sedang merombak bandar udara ini
menjadi bandara internasional mengingat tingginya minat penduduk Sulawesi
Tengah terhadap transportasi udara.
Areal bandara seluas
115 hektar ini dikelilingi barisan perbukitan, menciptakan lanskap yang cantik
meski hanya dilihat dari dalam bangunan. Bandara ini sebenarnya tidak terlalu
besar, justru tergolong kecil. Namun, bandara ini memiliki fasilitas yang tak
kalah jika bersanding dengan bandara lainnya di Tanah Air.
|
KETERANGAN LEBIH LANJUT DARI BANDARA
1.
Kode IATA / Kode ICAO
: PLW / WAML
2.
Nama Bandara :
MUTIARA
3.
Alamat : Jl.
Abdurrahman Saleh Palu Kelurahan Birobuli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota
PALU
4.
Telepon : +62 451
481702
5.
Fax : +62 451 481702,
481087
6.
Kelas : Kelas I
7.
Pengelola : UPT
Ditjen Hubud
8.
Layanan Rute :
Jakarta, Surabaya, Makassar, Balikpapan, Luwuk, Toli-toli, Poso, Buol
(Connecting flight to all regional of Indonesia).
9.
Jenis Pesawat Udara
Terbesar : Boeing-737, MD-82/83
10.
Lokasi (Koordinat
ARP) : 00° 55' 00,00" LS (S) / 119° 54' 37,00" BT (E)
11.
Elevasi : 86,00 m di
atas permukaan laut (MSL) / 282,15 ft
12.
Jam Operasi : 20 jam
(06:00 - 22:00 WITA)
13.
Jarak dari Kota : 5
Km (dari kota Palu)
14.
Fasilitas Sisi Udara
15.
Landasan (Runway)
-
Dimensi : 2.250 m x
45 m
-
Azimuth : 15-33
-
Landas Hubung
(Taxiway) : 2
-
Landas Parkir (Apron)
: 373
-
Kapasitas Apron :
B-737,MD-82/83,F-100,C-212
Informasi
|
|
Jenis bandara
|
Publik
|
Melayani
|
|
PERENCANAAN APRON
Pelataran pesawat (bahasa Inggris: apron)
adalah bagian dari bandar
udara yang digunakan sebagai tempat parkir pesawat
terbang. Selain untuk parkir, pelataran
pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan penumpang, dan mengisi
penumpang pesawat terbang. Pelataran pesawat berada pada sisi udara (aidsqrport
side) yang langsung bersinggungan dengan bangunan terminal, dan juga
dihubungkan dengan jalan
rayap (taxiway) yang menuju ke landas
pacu
Pengembangan Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu dijadwalkan
dimulai pada 2016. Kepala Bandara Mutiara Sis Al Jufri Benyamin Noach Alpituley
mengatakan perluasan apron akan menjadi pekerjaan pertama yang dilakukan.
Perluasan apron tersebut mencapai 110x100 meter persegi.
“Perluasan apron akan menambah di sisi kiri sekitar 30 meter
dan sisi kanan 80 meter,” katanya, Selasa (31/3/2015).
Dengan perluasan apron tersebut, bandara bisa menampung enam
pesawat berbadan sedang atau narrow body, seperti Boeing 737-800
atau Airbus 320 secara bersamaan. Benyamin menyebutkan kebutuhan investasi
untuk perluasan apron tersebut sekitar Rp25 miliar dari APBN 2015.
Dia mengatakan perluasan apron bandara dipicu oleh permintaan
maskapai-maskapai yang mulai mengajukan izin rute untuk mendarat di bandara
tersebut, seperti Batik Air dan Citilink.
“Batik Air dan Citilink juga mengajak tahun ini, untuk
rute-rute penerbangan langsung seperti Jakarta-Palu atau Surabaya,” katanya.
Namun, Benyamin mengatakan hal itu masih terbentur
dengan slot time yang masih belum didapatkan di bandara padat,
seperti Soekarno-Hatta Jakarta dan Juanda Surabaya. "Kalau di sini
bisa-bisa saja karena jam operasi kita dari pukul 06.00 sampai 00.00 Wita,"
katanya.
Saat ini, Bandara Mutiara Sis Al Jufri melayani kegiatan
penerbangan 12 pesawat dengan 24 pergerakan setiap harinya, yang diisi oleh
lima pesawat dari maskapai Lion Air, dua Garuda Indonesia, dua Sriwijaya Air,
dua Wings Air dan satu Avia Star sebagai penerbangan perintis ke daerah dan
pedalaman.
"Ditambah Xpress Air yang melayani penerbangan satu
minggu tiga kali," katanya.
Terminal Bandara Mutiara Sis Al
Jufri juga bisa menampung saat ini hingga 1.500 penumpang per hari atau
meningkat dua kali lipat dibandingkan 2014 yang mencapai 800 penumpang.
"Kapasitas
maksimal di terminal ini masih bisa menampung dua hingga tiga juta orang per
tahun," katanya.
Benyamin
mengatakan untuk jangka panjang hingga 2035, selain terminal dan apron, runway
juga akan diperpanjang hingga 3.000 meter yang saat ini hanya 2.360 meter agar
bisa didarati pesawat berbadan besar atau wide body sekelas
Boeing 777.
Selain
itu, dia berharap dalam waktu dekat bandara unit pelaksana teknis (UPT)
tersebut bisa dijadikan embarkasi haji karena jamaah calon haji yang terbang
melalui Bandara Mutiara Sis Al Jufri mencapai 1.300 jamaah.
"Sekarang
embakasi masih di Makassar, padahal bandara di sini sebetulnya sudah bisa
menampung hingga 2.000 jamaah calon haji," katanya.
Pemerintah
Sulawesi tengah, sedang merombak bandar udara ini menjadi bandara internasional
mengingat tingginya minat penduduk Sulawesi Tengah terhadap transportasi udara.
JENIS-JENIS
MASKAPAI PENERBANGAN DAN TUJUAN
Maskapai
|
Tujuan
|
Batik Air
|
|
Balikpapan, Merauke (mulai 4 Juli 2014), Makassar, Berau (mulai 4 Juli 2014), Banjarmasin (mulai 4 Juli 2014)
|
|
Rampi, Seko
|
|
JENIS-JENIS
PESAWAT YANG DAPAT BERLANDAS
1.
B-737
2.
MD-82/83
3.
F-100
4.
C-212
LANDASAN
PACU
Permukaan landasan pacu
beraspal sangat halus dan terawat. Bangunan utama bandara pun sangat modern
lengkap dengan garbarata, alias jembatan yang langsung menghubungkan pesawat
yang parkir dengan area terminal penumpang bandara. Ada 3 buah garbarata yang
melengkapi bandara ini.
Sekarang ini, landasan
pacu Bandara Mutiara sedang diperpanjang dan jika pekerjaan sudah rampung, maka
landasan pacu akan menjadi 2.500 meter dari saat ini 2.250 meter.
Sementara maskapai yang
melayani rute dari dan ke Palu meliputi Batik Air, Sriwijaya Air, Garuda
Indonesia, Wings Air, Lion Air, Avia Star dan Express Air
Apalagi dengan adanya
kebijakan pemerintah soal bebas visa bagi 94 negara di dunia, dipastikan
membawa dampak positif terhadap kemajuan ekonomi masyarakat di provinsi ini
akan semakin meningkat.
Pendapatan Asli Daerah
(PAD), pendapatan per kapita masyarakat dan juga perolehan devisa dari
kunjungan wisatawan ke depan dipastikan semakin meningkat dari tahun-tahun
sebelumnya.
Di samping itu, arus
penumpang yang tiba dan diberangkatkan dipastikan pula semakin meningkat
seperti yang terjadi dalam kurun tiga tahun terakhir ini jumlah penumpang
cenderung meningkat signifikan.
Sebelumnya, kata dia,
arus penumpang yang diberangkatkan hanya berkisar 800 orang per hari. Tetapi
sekarang ini mencapai 1.500 orang per hari.
Pada 2016, arus
penumpang dipastikan lebih banyak lagi karena selain prasarana dan fasilitas
bandara semakin memadai, juga kebijakan bebas visa akan mendorong investor dan
wisatawan berdatangan ke Sulteng.
PERDA
KKOP KOTA PALU
KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan) bertujuan untuk membuat kawasan bebas dari orang-orang umum agar
tidak mengganggu jalannya proses penerbangan Transportasi Udara. Hal itu karena hunian dan bangunan yang berada dalam
kawasan penerbangan dapat mengganggu keselamatan penerbangan pesawat baik yang
datang maupun yang akan pergi.
Seperti yang dilakukan
oleh Kepala Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri Palu, Sulawesi Tengah, Benyamin
Noach Apituley meminta pemerintah Kota Palu untuk tidak menerbitkan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) dalam Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan
(KKOP) bandara tersebut.
"Kami sangat
berharap agar Pemkot Palu tidak memberikan IMB kepada pemohon, jika lokasi yang
dimohonkan masuk dalam Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan
(KKOP)," katanya di Palu, Senin
Mantan Kepala Bandar
Udara Sentani Papua itu menyebutkan pihak bandara Mutiara Sis Aljufri akan
melakukan pembongkaran jika hunian atau bangunan lainnya didirikan di dalam
kawasan keselamatan penerbangan
Namun, kata dia,
pembongkaran tersebut disertai dengan ganti rugi yang dilakukan oleh pihak
bandara dengan pemilik bangunan atau hunian, namun tidak mengganti rugi lahan.
Ini bertujuan untuk
mensterilkan daerah sekitar bandara agar terciptanya suasana dan kekondusifan
saat melaksanakan penerbangkan demi keselamatan dan keamanan bersama.
INSTRUMENT
LANDING SYSTEM (ILS)
Pada pesawat terbang
modern, sistem navigasi pada kokpitnya sudah dilengkapi dengan perangkat
canggih sehingga jika dilakukan setting pada instrumen navigasi, kemudian pilot
mengaktifkan master switch “autopilot” dan… semua bekerja secara otomatis.
eberapa instrumen navigasi umum pada pesawat modern adalah:
·
GPS
untuk mendeteksi lokasi pesawat, mendeteksi cuaca, dan sebagai referensi wajib
bagi pilot ketika visibility di luar kokpit terhalang kabut/awan dan mungkin
hanya <200m. Perangkat radar ini juga menjadi referensi ILS yang kita bahas.
·
Radio
stack sebagai panel komunikasi via radio dengan base station/tower, setting
squawk yaitu seperti ID (identification) number kita di udara sehingga base
station bisa terus melakukan flight following, dan sebagai tempat mengatur ILS
frequency yang kita bahas.
·
Airspeed
control sebagai referensi kecepatan pesawat di udara. Konsep mengukur
kecepatannya menggunakan tabung pitot. Masih inget pelajaran fisika gak hayoo..
haha.. Pada pesawat modern, throttle jet (atau pada mobil pedal gas-nya dah)
bisa gerak-gerak kedepan dan kebelakang dengan sendirinya. Jadi misalnya pilot
melakukan setting kecepatan yang diinginkan adalah 250 knots, maka sistem
navigasi pesawat sendiri yang akan mengaturnya.
·
Altitude
control sebagai panel mengukur ketinggian pesawat dengan ukuran feet dari
permukaan laut. Untuk mengukur altimeter dengan menggunakan patokan mmHg
(raksa) alias berdasarkan tekanan udara. Tekanan udara pada fair weather adalah
29.92 mmHg. Semakin rendah mmHg berarti semakin rendah juga pesawat. Altimeter
pesawat juga bisa diatur sehingga pesawat sendiri yang secara otomatis akan
mencapai ketinggian itu sesuai vertical speed yang juga di setting oleh pilot.
·
Heading
control sebagai panel yang memberikan informasi azimuth pesawat. Apakah kita
sedang menuju ke utara, timur, barat, atau selatan. Utara bernilai Heading =
360 atau 000, Timur bernilai heading 090. Jadi selatan dan barat berapa
headingnya hayo? hahahah… Ya, di pesawat juga ada heading control sehingga
pilot tinggal masukkan mau ke arah mana, nanti pesawat yang belok sendiri dan
melakukan penepatan posisi arah pesawat terhadap 8 penjuru mata angina
ILS adalah sistem yang ada di
daratan tepatnya di sekitar runway untuk membantu mengendalikan pesawat yang
akan mendarat. Tetapi tidak semua airport memasang ILS pada runwaynya. Ini
adalah contoh gambar ILS:
ILS Runway
Untuk melakukan landing dengan
bantuan ILS, kita harus mengetahui dulu informasi dasar tentang airport tujuan.
Pada contoh kali ini, kita akan mendarat di Soekarno Hatta Airport Jakarta.
Tower memberikan clearance, clear to land runway 7R (“070” adalah heading dan
“R” adalah right, karena runway di Soekarno Hatta ada 2 paralel. Sebelumnya lihat
informasi tentang Soekarno Hatta Airport. Seperti terlihat di gambar bawah
ini, ternyata runway 7R, berada pada ILS Freq 110.500 dengan runway exact
headingnya 068.
Potongan
Informasi Airport
Aktifkan Nav pada radiostack dan
masukkan frequency radio sesuai dengan frequency yang dimiliki runway 7R
Soekarno Hatta, that’s 110.50 (“one one zero point five zero“).
Radio
Stack Panel
Lakukan setting pada instrumen
airspeed, heading, dan aktifkan APP (approach). alhasil pesawat otomatis akan
mencoba meluruskan dirinya sendiri dengan ILS localizer di runway, termasuk
vertical speed control juga akan diatur otomatis olehnya. Pesawat akan naik
sendiri bila kerendahan dan turun bila ketinggian.
Autopilot
Panel
Setelah itu, terlihat dari GPS
dibawah ini kita sudah lurus dengan runway 7R dan sebelah kirinya adalah runway
7L. We’re about to land automatically!
GPS Radar
Terhadap Runway 7R
Terlihat pesawat sangat lurus
terhadap runway jika menggunakan bantuan ILS.. (bukan manual/visual dari pak
pilot) hahah… Co-pilotnya lagi tidur..
On Final
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA