CLICK FOR CLAIM PROMO !

Sabtu, 15 Oktober 2016

PENGERIAN YADNYA LENGKAP

Subscribe
PENGERTIAN DEWA YAJNA
penjelasan masing - masing bagian Panca Yajna : Dewa Yajna adalah persembahan atau korban suci yang dilakukan dengan tulus yang ditujukan kepada Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya. Jadi segala tindakan dengan penuh kesadaran yang dilakukan dengan tulus ikhlas dem pengabdian kepada Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi disebut Dewa Yajna. Dewa Yajna pada umumnya dilaksanakan di jnerajan, di pura, dan tempat-tempat Iainnya yang dianggap suci. Tujuan pelaksanaan Dewa Yajna adalah untuk menyampaikan rasa bhakti dan syukur, serta mohon petunjuk-petunjukdan bimbingan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kita selamat di dalam menjalani hidup dan kehidupan di dunia ini.

CONTOH PELAKSANAAN DEWA YAJNA SECARA
Nitya Karma adalah :
a.       Tri Sandhya tiga kali dalam satu hari.
b.      Menghaturkan banten saiban / Yajna Sesa.
c.       Memelihara tempat suci.
Naimittika Karma adalah :
a.       Upacara ngodalin di merajan / di pura.
b.      Upacara melaspas rumah / pura.
c.       Menghaturkan Yajna pada hari-hari suci keagamaan seperti: pada hari raya Galungan, Kuningan, SaraswatT, Pagerwesi, Nyepi dan Sivaratri.













CATUR GURU
Dalam ajaran agama Hindu kita mengenal nama catur guru. Kata catur berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti empat, sedangkan guru artinya yang mampu memberikan tuntunan dan bimbingan kepada kita. Dalam tuntunan belajar mewirama ada yang disebut guru dan laghu. Disirii guru Derarti berat tandanya adalah (-) sedangkan laghu artinya suara ringan tandanya (0). Dengan demikian catur guru dapat diartikan empat guru yang memberikan tuntunan dan bimbingan menuju kearah yang benar.
Tugas guru adalah berat namun sangatlah mulia, oleh karena itu guru naruslah dihormati. Jangan sekali-kali melawan dan menentang ajaran guru karena sangat besar dosanya. Hal tersebut juga tertulis datam kitab Sarasamuccaya sloka 234.

upadhyayam pita ram mataram ca
yebhidruhyanti manasa karmana wa,
tesam papam bhrunahtyawisistam
nanyastasmat papakrccastiloke.
Terjemahan:
Ada orang yang berkhianat kepada guru yang mengajarnya, kepada ibu bapanya dengan jalan perbuatan, perkataan dan pikiran, Orang yang demikian sifatnya amatlah berdosa. Lebih besar dosanya dari orang yang melakukan brunaha. Brunaha artinya orang yang menggugurkan kandungan. Demikianlah dosanya bila menentang guru.

Dalam ajaran gama Hindu kita mengenal empat macam guru yaitu:
1.      Guru Rupaka
2.      Guru Pangajian
3.      Guru Wisesa
4.      Guru Swadhyaya

BAGIAN-BAGIAN CATUR GURU.

GURU RUPAKA.
Guru Rupaka adalah orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita. Guru rupaka sering juga disebut guru reka atau yayah rena. Orang tua kita sungguh sangat besar jasa kepada kita

JASA-JASA ORANG TUA JUGA DISEBUTKAN DALAM KITAB NITISASTRA  SEBAGAI BERIKUT:
a.       Ametwaken artinya melahirkan anaknya
b.      Maweh bhinojana artinya memberikan makan dan minum.
c.       Anyangaskara artinya mengupacarai anak dari dalam kandungan sampai upacara pawiwahan.
d.      Matulung urip artinya menjaga kesehatan dengan memberi obat bila sakit dan melindungi dari bahaya lainnya.
e.       Mangupadhyaya artinya mengajar dan mendidik agar menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.

GURU PENGAJIAN
Guru yang mengajar dan mendidik di sekolah namanya Guru Pengajian.
Tugas guru adalah membentuk manusia cerdas, bijaksana, trampil, berbudhi pekerti yang luhurserta hormat dan bhakti kepada Sang Hyang Widhi.

TATA TERTIB BAGI SISWA DALAM SILA KRAMA DISEBUTKAN SEBAGAI BERIKUT:
a.       Berhadapan dengan guru murid tidak boleh duduk semaunya
b.      Di depan guru murid hams berpakaian sopan dan sederhana
c.       Murid tidak boleh memandang rendah gurunya
d.      Murid harus sabar menunggu gurunya untuk mendapat pelajaran
e.       Murid tiada segan melakukan perintah gurunya

GURU WISESA
Dahulu pada jaman kerajaan yang disebut dengan Guru Wisesa adalah Raja. namun di jaman modern ini yang disebut dengan Guru wisesa adalah pemerintah, mereka yang menjalankan tugas sesuai dengan keahlian dan kemampuannya masing - masing. Dalam Sama Weda 971 menyebutkan: "Pemerintah (Guru Wisesa) bertanggung jawab atas masyarakat, bangsa dan negara" Maju mundurnya suatu bangsa, tergantung pada kemampuan dan kesigapan pemerintah dalam menjalankan tugasnya walaupun demikian, kita sebagai warga harus taat pada peraturan dan mendukung program pemerintah untuk kemajuan bersama.


GURU SWADHYAYA.
Guru swadhyaya adalah Sang Hyang Widhi, beliau adalah maha pencipta. Menciptakan alam beserta isinya. Menjadi awal dari segalanya dan kepada-Nyalah segala yang ada ini kembali. Oleh sebab itulah beliau disebut sangkan paraning dumadi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA

SIMAK JUGA ARTIKEL DAN MAKALAH LAINNYA

Soal UAS PKN TAHUN 2017