CLICK FOR CLAIM PROMO !

Senin, 07 Maret 2016

CONTOH ARTIKEL PENDEK SINGKAT DAN JELAS

Subscribe
Artikel Tentang Kesehatan
Akhir – akhir ini banyak sekali ditemukan kasus penemuan penyakit baru. Seperti kita ketahui bahwa penyakit yang sudah ditemukan sejak dahulu seperti HIV/AIDS, belum juga ditemukan obat untuk menyembuhkannya. Obat yang selama ini dikonsumsi oleh ODHA (penyandang HIV/AIDS). Beberapa penyakit baru seperti SARS, MERS, dan lain – lain tentu masih perlu diteliti lebih lanjut untuk diketahui cara pencegahan hingga penyembuhannya. Dengan berbagai kasus tersebut tentu seharusnya menjadi pembelajaran bagi kita untuk menjaga kesehatan tubuh. Selain untuk keberlanjutan hidup juga sebagai rasa syukur yang telah kita terima kepada Tuhan YME.
Adapun beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan agar kesehatan tubuh kita tetap terjaga. Berikut adalah penjabarannya:
  1. Tidur 8 Jam/Hari
Lama waktu tidur dalam sehari mungkin bisa dianggap hal kecil. Namun dampaknya bagi kesehatan sangatlah besar. Waktu tidur normal dalam sehari adalah sebanyak 8 jam. Kurang dari 8 jam artinya waktu tidur menjadi lebih pendek. Jika hal ini berlangsung lama dan rutin maka akan menyebabkan beberapa penurunan fungsi tubuh yang ditandai dengan keluhan sakit kepala, badan lesu, mata cekung, turunnya berat badan, dan dapat beresiko kematian. Sehingga mulai sekarang aturlah jadwal waktu tidur Anda dengan baik agar kesehatan tubuh tetap terjaga.
  1. Makan dan Minum Teratur
Sumber energi yang kita keluarkan sehari – hari tentu berasal dari makanan yang kita konsumsi. Sedangkan cairan tubuh yang ada di dalam tubuh kita dipengaruhi oleh air putih yang kita minum. Ada banyak orang yang sengaja atau tdak sengaja melalaikan aturan pola makan dan minum air putih. Padahal dengan mengatur pola makan, akan menjaga kesehatan lambung dan usus. Sedangkan air putih akan menjaga cairan tubuh agar tetap seimbang. Pola makan yang teratur sebaiknya tiga kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam hari. Makanan yang dimaksudkan adalah makanan yang kaya akan serat seperti buah dan sayur, karbohidrat, lemak, vitamin, protein, dan lain – lain. Sedangkan pola minum air putih sekurang – kurangnya 8 gelas sehari. Hindari banyak minuman yang mengandung kadar gula tinggi sebab akan menyebabkan kolesterol, bahaya penyakit jantung, diabetes, dan lain – lain.

  1. Olahraga Teratur
Setelah tidur cukup serta makan dan minum teratur, selanjutnya adalah olahraga yang teratur. Tidak perlu mempraktikan olahraga kelas berat, cukup dengan berjalan kaki selama 25 menit sehari, bersepeda santai, atau melakukan pemanasan (sit up atau push up) juga cukup untuk merenggangkan otot. Dengan melakukannya rutin seminggu sekali atau dua kali, kebugaran tubuh Anda juga pasti akan tetap terjaga.
  1. Berpikir Positif
Jika ketiga hal di atas sudah dilakukan dengan teratur, maka langkah selanjutnya adalah dengan selalu berpikir positif. Mengapa hal ini penting? Sebab percuma saja jika semua ketiga hal di atas tanpa pikiran yang positif. Cara untuk selalu berpikir positif tentu sangat mudah. Ada dua hal yang perlu pendekatan, pertama adalah dekat dengan Tuhan dan kedua dekat dengan sesama. Kedekatan dengan Tuhan tentu sudah kita ketahui menurut kepercayaan dan agama masing – masing. Sedangakn kedekatan dengan sesama maksudnya adalah cara kita untuk selalu mau berbagi. Dengan demikian pikiran positif akan senantiasa mengikuti arah dan langkah kita untuk selalu bisa bermanfaat bagi sesama.
  
Tujuan Belajar

pendidikan sebagai investasi masa depan memiliki peranan penting dalam membangun bangsa. sobat pendidikan sangat yakin bahwa teman-teman juga sepakat jika pendidikan sangat penting. tugas utama kita semua secara umum adalah belajar. pernakah kita bertanya bahwa untuk apa kita belajar? apa tujuan utama kita belajar? betul semua orang memiliki tujuan tertentu untuk belajar. mungkin sobat pendidikan akan sedikit memaparkan beberapa tujuan belajar. 

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa. Secara global tujuan dari belajar adalah terjadi perubahan pada diri seseorang menjadi lebih baik. Maka dari pernyataan tersebut akan dijelaskan secara rinci beberapa tujuan belajar berikut:

1) Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku. Dengan adanya kegiatan belajar maka norma yang dimiliki oleh seseorang setelah ia melakukan kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih baik. Dalam kegiatan ini pendidik bisa melatih dalam pembelajaran di sekolah, ini bisa dimulai dari pemberian contoh oleh pendidik itu sendiri. Jadi seorang pendidik harus senantiasa menjaga sikap agar bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya, karena mengingat bahwa tujuan yang diinginkan dalam belajar adalah bersifat positif.

2)
 Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari buruk menjadi baik, seperti merokok, minum-minuman keras, keluyuran, tidur siang, bangun terlambat, bermalas-malasan dan sebagainya. Kebiasaan tersebut harus diubah menjadi yang baik. Dalam kegiatan di sekolah, pendidik selain memberi pengetahuan melalui pelajaran yang di sampaikan, harus memberikan perhatian yang lebih mengenai peserta didik yang mempunyai kebiasaan buruk. Ini bisa dilakukan dengan pemberian kesadaran bahwa perbuatan yang dimiliki tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Serta pendidik harus memberikan dorongan yang kuat untuk bisa menghilangkan kebiasaan negatif yang dimiliki peserta didik tersebut.

3) Belajar bertujuan mengubah sikap, dari negatif menjadi positif. Misalnya seorang anak yang tadinya selalu menentang orang tuanya, tetapi setelah ia mendengar, mengikuti ceramah-ceramah agama, sikapnya berubah menjadi anak yang patuh, cinta dan hormat kepada orang tuanya.

4)
 Belajar dapat mengubah keterampilan. Misalnya seseorang yang terampil main bulu tangkis, bola, tinju, maupun cabang olahraga lainnya adalah berkat belajar dan latihan yang sungguh-sungguh. Jadi kegiatan belajar dan latihan adalah hal yang perlu dilakukan agar terjadi perubahan yang baik pada diri seseorang.

5) Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu. Dalam kaitan hal ini pendidik lebih cenderung memperhatikan dalam penyaluran ilmu pengetahuan (transfer of knowledge). Pendidik harus memiliki kesiapan yang baik ketika ia akan mengajar dan adanya penggunaan pendekatan, strategi maupun metode agar dalam pembelajaran peserta didik tidak merasakan suasana yang membosankan. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan materi, karakteristik pendidik, sarana dan prasarana, biaya, dan sebagainya agar pembelajaran berhasil dengan baik.
  
Opini Tentang Pendidikan

Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan?

Beberapa hari lagi Ujian nasioanal akan segera dilaksanakan baik di tingkat SMA hingga tingkat SD Pelaksanaannya pun sama dengan pelaksanaan ujian nasional tahun lalu, hanya saja pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) menambahkan sedikit aturan baru yaitu dengan melaksanakan ujian nasional secara online di beberapa sekolah.

Jika dilihat dari keadaan dan situasi yang ada dilapangan saat ini, rencana pelaksanaan ujian nasional online tersebut tidaklah tepat dan perlu untuk dipertimbangkan kembali. Sebenarnya ide yang disampaikan oleh pemerintah untuk melaksanakan ujian nasional tersebut sangat baik tetapi dalam pelaksanaanya di lapaangan akan menimbulkan berbagai macam permasalahan seperti infrastruktur yang belum merata dan kurangnya pengetahuan atau tenaga-tenaga ahli di beberapa sekolah.

Jika pelaksanaan ujian nasional online ini tetap dilakukan, beberapa sekolah akan mengalami kesulitan karena ketiadaan infrastruktur yang memadai seperti komputer, akses internet dan daya listrik. Coba kita bayangkan jika di sekolah tersebut memiliki 300 siswa yang mengikuti ujian nasional, maka berapa jumlah komputer yang dibutuhkan oleh pihak sekolah untuk melaksanakan ujian nasioanl ini. Tentunya mereka akan membutuhkan komputer yang sangat banyak. Apabila tetap dipaksakan, cara satu-satunya adalah dengan menggunakan komputer secara bergantian, tetapi cara ini malah akan menimbulkan masalah baru yaitu timbulnya kecurangan-kecurangan dalam ujian nasional. Kalaupun kecurangan ini tetap dibiarkan terjadi, lantas apa gunanya ujian nasional dilaksanakan dengan menghambur-hamburkan uang Negara yang tidak sedikti tersebut, jika tujuan utama ujian nasional tidak tersampaikan.

Terlebih lagi masalah yang dapat ditimbulkan adalah kurangnya tenaga-tenaga ahli di beberapa sekolah. Pelaksanaan ujian nasional yang baru akan dilaksanakan tahun ini akan membuat beberapa sekolah bingung. Bahkan ada juga yang tidak mengerti bagaimana melaksanakannya. Misalnya, jika ada guru  dan siswa yang tidak bisa menggunakan komputer, lalu apa yang akan terjadi? bisa dipastikan mereka akan kesulitan dan tentunya ini juga akan menambah beban beberapa siswa. Mereka bisa terganggu konsentarsinya dan akibatnya mereka malah akan gagal dalam ujian nasioanl ini.

Semestinya apabila pemerintah ingin melaksanakan ujian nasional secara online, mereka harus menjamin ketersediaan infrastruktur yang mendukung dan juga jangan terlalu terburu-buru untuk melaksanakannya. Pemerintah pun perlu melakukan sosialisasi langsung ke sekolah jauh-jauh hari sebelum ujian nasional dilaksanakan agar tidak menimbulkan masalah yang telah disebutkan di atas. 

 Opini Tentang Pendidikan

Pendidikan hanya menghasilkan orang pintar bukan orang terdidik

Saat ini banyak sekali terjadi tindakan-tindakan yang memalukan di negeri ini seperti korupsi, suap dan masih banyak lagi. Namun, anehnya para pelaku tindakan kejahatan tersebut adalah orang-orang pintar yang bergelar sarjana dari berbagai lulusan universtas yang ternama. Melihat fenomena-fenomena yang terjadi saat ini, sepertinya ada yang salah dengan pola pendidikan formal di Indonesia dan semestinya harus dikaji ulang.  Pola pendidikan formal saat ini hanya mengajarkan ilmu-ilmu dunia sehingga banyak menghasilkan orang-orang pintar tetapi sayangnya mereka tidak terdidik dan memiliki budi pekerti yang lemah. Akibatnya orang-orang pintar tersebut malah menjadi orang yang bejat, maling dan penindak kaum yang lemah. Padahal seharusnya merekalah yang menjadi penolong dan pemimpin yang baik untuk menciptakan kemaslahatan bagi orang banyak. Terlebih lagi, saat ini banyak sekali orang-orang yang berpendidikan tinggi dan mengaku beragama, tetapi tindakan mereka sangat memalukan dan meresahkan masyarakat sekitar. Contohnya adalah, para dewan yang ‘’katanya’’ terhormat banyak yang tertangkap tangan melakukan korupsi atau penyuapan. Parahnya lagi tindakan tersebut dilakukan bersama-sama dengan teman-teman mereka yang juga “katanya” terhormat. Yang lebih miris saat mereka tertangkap oleh pihak yang berwajib, mereka malah dengan tenang dan melemparkan senyum yang lebar kepada masyrakat. Seolah-olah mereka senang dengan apa yang mereka perbuat. Bukankah mereka malu dengan tindakan tersebut, apakah mereka tidak mengetahui atau tidak pernah diajari bahwa memakan uang yang bukan haknya adalah perbuatan dosa dan haram hukumnya bagi mereka dan keluarganya. Memang mereka itu sudah kehilangan akal sehat dan putus sudah urat malunya. Bahkan ada saja orang yang jelas-jelas terjerat kasus korupsi yang menjadi ketua atau pemimpin suatu instansi. Bukankah ini sangat memalukan?
Oleh karean itu, sistem pendidikan formal yang ada saat ini harus segera direvisi dengan tidak hanya mementingkan hasil, tetapi lebih mementingkan suatu proses untuk mencapai suatu keberhasilan agar tidak lagi mencetak orang-orang pintar yang memintari, bukannya orang-orang pintar yang mendidik.

  
 ARTIKEL TENTANG PENDIDIKAN

Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati oleh setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang diimpikannya akan menjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan.


Faktanya, memang tidak semua orang yang berpendidikan sukses dalam perjalanan hidupnya, tetapi jika dilakukan perbandingan maka orang yang berpendidikan tetap jauh lebih banyak yang bisa mengecap kesuksesan daripada orang yang tidak pernah mengecap pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan adalah alat untuk mengembangkan diri, mental, pola pikir dan juga kualitas diri seseorang.

Jika orang yang sudah dibekali ilmu saja terbukti masih ada atau bahkan banyak yang mengalami kegagalan, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak dibekali ilmu sama sekali? Logikanya sudah pasti mereka akan lebih kesulitan dalam mengembangkan hal-hal yang diminatinya dengan tujuan untuk mendapatkan level kehidupan yang lebih baik. Proses hidup membutuhkan teori, dan dengan pendidikan lah teori tersebut bisa didapatkan.

Jangan meyakini opini sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Apa pun alasannya, setiap orang tetap membutuhkan pendidikan. Meskipun pendidikan tidak menjamin kesuksesan seseorang, namun pendidikan akan membekali anda kualitas diri yang lebih baik sehingga anda akan lebih berpeluang untuk mendapatkan apa yang anda cita-citakan. Pendidikan merupakan alat terpenting untuk merealisasikan semua impian anda. Pendidikan adalah prioritas untuk menjuju kearah yang lebih baik, dan masa depan yang lebih layak buat Anda.

  
Artikel Unik » Urusan Darah

Anda berniat berdagang darah?? Hah yakin? Menurut saya itu berarti anda akan berhadapan dengan vampire, iya kalo vampire nya bella swan yang di fil twilight itu, keren kan? Namun tidak untuk yang satu ini, berikut ulasan tentang darah. Heheh serem juga ya. Darah sangat penting di dalam tubuh manusia. Kita kerap bertanya, mengapa donor darah gratis tapi penerimanya justru harus membayar? Kegiatan donor darah di salah satu kawasan kantor di Jakarta. Menurut PMI, Indonesia butuh cadangan darah sekitar 4,6 juta kantong. Akan tetapi, sampai November 2010 lalu, baru tercadangkan sekitar 40 persennya. Kebutuhan yang banyak itu disebabkan oleh kondisi Indonesia sebagai negara yang rentan akan bencana alam. Kebutuhan darah di Indonesia sangatlah tinggi, dimulai dari untuk menolong persalinan, mengobati suatu penyakit, dan juga penanganan ketika terjadi suatu kecelakaan yang korbannya mengalami kekurangan banyak darah. Adanya anggapan miring mengenai transfusi darah yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia atau PMI. Salah satunya mengenai mahalnya harga darah yang dibutuhkan per kantongnya. Masalah mengenai mahalnya harga satu kantong darah yang sekarang mencapai Rp. 360.000 per kantong membuat masyarakat bertanya, kenapa mahal sekali untuk membeli satu kantong darah? Dr. Farid selaku selaku Ketua Pengurus Pusat PMI Bidang Kesehatan, Bantuan Sosial, Donor Darah dan Rumah Sakit PMI menegaskan, “Semua darah dari PMI itu gratis gak harus bayar! Tapi, memang ada biaya yang harus di keluarkan, tapi untuk BPD atau biaya pemrosesan dari darah itu sendiri karena tak bisa langsung disalurkan dari pendonor ke penerima bukan buat bayar darahnya,” Proses pengambilan darah dari pendonor memang tidak bisa langsung diberikan kepada penerima, ada tahapan yang harus dilakukan selama enam jam sebelum darah bisa diberikan kepada penerima harus melalui tahap uji kelayakan bebas dari penyakit seperti HIV, Malaria, dan Hepatitis. Juga dilihat kualitas darah yang bisa diberikan kepada penerima. Harga kantong darah yang masih impor pun menjadi salah satu faktor kenapa harga sekantong darah begitu mahal. Yang harus diluruskan disini adalah, setiap biaya yang dikeluarkan ketika membutuhkan darah adalah untuk biaya BPD bukannya harga si darah itu sendiri. Di Indonesia sendiri membutuhkan kantong darah sekitar lima juta pertahunnya dari dua persen jumlah penduduk setiap daerah. Sementara di DKI Jakarta menurut Ketua PMI DKI Jakarta Rini Sutiyoso, Ibu Kota membutuhkan 800 sampai 1.000 kantong darah per harinya. Semoga penjelasan ini bisa memberikan informasi mengapa donor darah gratis tapi penerimanya harus bayar yang selama ini masih cukup membuat bingung masyarakat. PMI Tidak Menjual Darah, Bukan Termasuk Jual-Beli Darah Yang Haram Biaya yang dikeluarkan bagi yang membutuhkan darah adalah biaya pemeliharaan dan pengolahan darah. Bukan statusnya jual beli, jadi hal ini tidak masalah. Berikut kami nukil perkataan direktur PMI pontianak menjelaskan mengenai hal ini,

  

Akses Universitas


Bank Dunia sudah lama menyimpulkan adanya korelasi tinggi antara persentase populasi penduduk yang memiliki gelar sarjana dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan (Bank Dunia, 1996). Akses masuk ke universitas seharusnya dibuka secara adil dan merata. Sayangnya, sistem seleksi masuk perguruan tinggi kita masih jauh dari rasa keadilan.
Sistem seleksi masuk perguruan tinggi kita bukan saja berlaku tidak adil, melainkan dalam kebijakannya juga memakai pola pikir irasional, membuka peluang ketidakjujuran, dan belum memiliki keberpihakan pada mereka yang tersingkirkan secara ekonomi maupun budaya.
Tiga jalur
Saat ini Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sudah dimulai. Di Indonesia, ada tiga jalur di mana seseorang bisa masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN). Jalur pertama, yang sekarang ini sedang berlangsung, yaitu jalur undangan atau sering disebut dengan SNMPTN. Jalur undangan lebih banyak mempergunakan nilai rapor dan nilai lain sebagai bahan pertimbangan.
Jalur kedua, jalur tes tertulis yang disebut Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Terakhir, ketiga, jalur mandiri, yaitu seleksi tertulis plus kriteria lain-bergantung pada kebijakan PT-bagi mereka yang tidak lolos SBMPTN. Biasanya, seleksi jalur mandiri hanya bisa diakses oleh mereka yang memiliki uang karena biaya masuknya mahal.
Tahun ini, kuota SNMPTN dikurangi 10 persen dari tahun lalu, sehingga kuotanya menjadi 40 persen. Jalur tes tertulis tetap 30 persen. Jatah kuota 10 persen dari jalur undangan dialihkan ke jalur mandiri. Kebijakan ini secara transparan menunjukkan keberpihakan PT pada orang-orang kaya. Sebab, jalur mandiri biasanya diisi oleh mereka yang mampu membayar mahal untuk masuk ke PTN secara mandiri.
Chua (2003) dalam risetnya menyatakan bahwa kesejahteraan karena perbedaan tingkat pendidikan tidak terdistribusi secara proporsional, tetapi hanya menguntungkan kelompok orang kaya dan menyingkirkan kelompok lain. Analisis Chua ini justru malah diafirmasi oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan mengalihkan kuota SNMPTN untuk jalur mandiri. Orientasi ekonomis PT sangat terlihat dari kebijakan ini.
Masalah integritas
Sistem seleksi kita juga membuka peluang adanya inflasi dan manipulasi nilai. Dengan adanya sistem undangan yang besarnya 40 persen, di mana siswa tidak perlu melalui tes tertulis, potensi kecurangan ada di sekolah. Kita tahu, di sekolah-sekolah kita, untuk ujian nasional (UN) saja masih banyak terjadi kecurangan. Dengan adanya jalur undangan di mana nilai rapor menjadi kriteria, banyak sekolah berusaha menaikkan nilai siswa secara sistematis melalui penentuan kriteria ketuntasan minimal sehingga para siswa mereka dapat lolos masuk ke PTN.
 Kecenderungan ini sesungguhnya di masa depan akan merusak kualitas PT itu sendiri karena para siswa yang lolos adalah mereka yang nilainya sudah diinflasi sehingga tidak menunjukkan realitas sesungguhnya tentang kemampuan siswa. Kebijakan seleksi masuk telah membuka peluang potensi disintegritas moral di kalangan pendidik. Inflasi ini sering kali menjadi modus, bahkan sejak siswa berada di kelas X.
Melawan akal
Sistem seleksi jalur undangan melawan akal sehat dan tidak adil. Sistem proporsi berdasarkan akreditasi sekolah, meskipun tampaknya baik, tetapi sesungguhnya didasari pola pikir yang tidak logis dan sesat. Sekolah dengan akreditasi A memperoleh kuota 70 persen, B 50 persen, C 25 persen dan tidak terakreditasi hanya memperoleh kuota 10 persen.
Pemikiran ini sesat karena menyimpulkan kualitas individu dari kualitas lembaga. Dalam ilmu logika, ini disebut dengan genetic fallacy, di mana seseorang itu dianggap tidak berkualitas, tidak kredibel, dan tidak dapat dipercaya karena asal-usulnya, baik itu karena ras, agama, sosial, atau lembaga di mana ia berasal.
Pemikiran tidak logis ini juga terjadi ketika indeks integritas UN dipakai sebagai pertimbangan masuk PT. Siswa dengan nilai tinggi, tetapi sekolahnya memiliki integritas rendah bisa jadi tidak lolos dalam seleksi karena kualitas sekolahnya. Kebijakan sesat pikir ini karena menganggap bahwa sekolah yang indeks integritasnya rendah, otomatis seluruh siswanya tidak jujur. Padahal, SNMPTN adalah seleksi individu, bukan seleksi lembaga pendidikan!
Seleksi masuk PTN juga mendiskriminasi dan tidak adil karena menghukum individu yang tidak bersalah. Bila ada lembaga pendidikan terbukti memanipulasi nilai, lembaga pendidikan itu akan dihapus dari daftar SNMPTN tahun berikutnya, sehingga siswa kelas XI yang tidak bersalah tertutup aksesnya untuk melaju ke PTN melalui jalur SNMPTN tahun depan.
Demikian juga ketika ada siswa yang sudah menerima undangan SNMPTN, tetapi kemudian membatalkannya, maka yang menerima akibat adalah adik kelasnya. Pola pikir ini sangat tidak rasional, tidak logis, tidak adil, dan sesungguhnya melanggar hak individu dalam memperoleh akses pendidikan.
Seleksi masuk PT seharus memakai kriteria keadilan, obyektivitas dan keadilan dengan lebih mengutamakan kalangan miskin, tetapi memiliki kapasitas dan kemampuan. Kuota jalur undangan harusnya hanya 5 persen, karena ini merupakan cerminan dari kandidat mahasiswa terbaik, berbakat, dan istimewa dalam hampir seluruh populasi dalam kurva normal, 85 persen untuk bersaing secara adil dan meritokratis melalui seleksi tertulis oleh lembaga independen, dan 10 persen siswa untuk jalur mandiri yang mencerminkan persentasi rata-rata orang kaya dalam seluruh populasi. Dalam kuota 85 persen ini, harus ada kuota kebijakan afirmatif untuk daerah-daerah khusus sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia ini bisa ditingkatkan.
Perguruan tinggi kita tidak akan bermutu bila sistem seleksi kita masih memberi ruang bagi berbagai bentuk ketidakjujuran, tidak logis, dan tidak adil. Universitas seharusnya mendorong tegaknya integritas moral pendidik, menjadi contoh dipraktikkannya penalaran yang jernih dan logis, serta menjadi sumber inspirasi bagi perjuangan keadilan bagi mereka yang miskin dan tersingkirkan.



Pengertian Belajar dan Pembelajaran Menurut Para Ahli


Ada beberapa ahli yang mengemukakan pandangannya tentang belajar, diantaranya:
A. Belajar menurut pandangan skinner.
Skiner berpendapat bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar di temukan adanya hal berikut:
1.                  Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar,
2.                  Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pembelajar yang baik di beri hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik di beri teguran dan hukuman.
B. Belajar menurut pandangan gagne

Menurut gagne belajar merupakan kegiatan yang komleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang di lakukan oleh pebelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimlus dari lingkungan. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan sisasat kognitif. Kelimahasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:
1.Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 
2.Pemilikan informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.Kterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.
3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitivnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4.Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut
C. Belajar menurut pandangan piaget

Piaget berpendapat bahwa Pengetahuan di bentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Perkembangan intelektualmelalui tahap-tahap berikut:
1.Sensori motor (0;0-0;2 tahun), pada tahap ini anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik, seperti mengenal lingkungan dengan penglihatan, pendengaran, dan perabaan.
2.Pra-operasional (2;0-7;0 tahun), pada tahap ini anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas, ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan.
3. Operasional konkret (7;0-11;0 tahun), pada tahap ini anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengikuti penalaran logis.
4.Tahap operasi formal (11;0-ke atas), pada tahap ini anak dapat berpikir abstrak seperti pada orang dewasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA

SIMAK JUGA ARTIKEL DAN MAKALAH LAINNYA

Soal UAS PKN TAHUN 2017