Subscribe
Artikel
Tentang Kesehatan
Akhir
– akhir ini banyak sekali ditemukan kasus penemuan penyakit baru. Seperti kita
ketahui bahwa penyakit yang sudah ditemukan sejak dahulu seperti HIV/AIDS,
belum juga ditemukan obat untuk menyembuhkannya. Obat yang selama ini
dikonsumsi oleh ODHA (penyandang HIV/AIDS). Beberapa penyakit baru seperti
SARS, MERS, dan lain – lain tentu masih perlu diteliti lebih lanjut untuk
diketahui cara pencegahan hingga penyembuhannya. Dengan berbagai kasus tersebut
tentu seharusnya menjadi pembelajaran bagi kita untuk menjaga kesehatan tubuh.
Selain untuk keberlanjutan hidup juga sebagai rasa syukur yang telah kita
terima kepada Tuhan YME.
Adapun
beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan agar kesehatan tubuh kita tetap
terjaga. Berikut adalah penjabarannya:
- Tidur 8 Jam/Hari
Lama
waktu tidur dalam sehari mungkin bisa dianggap hal kecil. Namun dampaknya bagi
kesehatan sangatlah besar. Waktu tidur normal dalam sehari adalah sebanyak 8
jam. Kurang dari 8 jam artinya waktu tidur menjadi lebih pendek. Jika hal ini
berlangsung lama dan rutin maka akan menyebabkan beberapa penurunan fungsi
tubuh yang ditandai dengan keluhan sakit kepala, badan lesu, mata cekung,
turunnya berat badan, dan dapat beresiko kematian. Sehingga mulai sekarang
aturlah jadwal waktu tidur Anda dengan baik agar kesehatan tubuh tetap terjaga.
- Makan dan Minum Teratur
Sumber
energi yang kita keluarkan sehari – hari tentu berasal dari makanan yang kita
konsumsi. Sedangkan cairan tubuh yang ada di dalam tubuh kita dipengaruhi oleh
air putih yang kita minum. Ada banyak orang yang sengaja atau tdak sengaja
melalaikan aturan pola makan dan minum air putih. Padahal dengan mengatur pola
makan, akan menjaga kesehatan lambung dan usus. Sedangkan air putih akan
menjaga cairan tubuh agar tetap seimbang. Pola makan yang teratur sebaiknya
tiga kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam hari. Makanan yang dimaksudkan
adalah makanan yang kaya akan serat seperti buah dan sayur, karbohidrat, lemak,
vitamin, protein, dan lain – lain. Sedangkan pola minum air putih sekurang –
kurangnya 8 gelas sehari. Hindari banyak minuman yang mengandung kadar gula
tinggi sebab akan menyebabkan kolesterol, bahaya penyakit jantung, diabetes,
dan lain – lain.
- Olahraga Teratur
Setelah tidur cukup serta makan dan
minum teratur, selanjutnya adalah olahraga yang teratur. Tidak perlu
mempraktikan olahraga kelas berat, cukup dengan berjalan kaki selama 25 menit
sehari, bersepeda santai, atau melakukan pemanasan (sit up atau push
up) juga cukup untuk merenggangkan otot. Dengan melakukannya rutin
seminggu sekali atau dua kali, kebugaran tubuh Anda juga pasti akan tetap
terjaga.
- Berpikir Positif
Jika
ketiga hal di atas sudah dilakukan dengan teratur, maka langkah selanjutnya
adalah dengan selalu berpikir positif. Mengapa hal ini penting? Sebab percuma
saja jika semua ketiga hal di atas tanpa pikiran yang positif. Cara untuk
selalu berpikir positif tentu sangat mudah. Ada dua hal yang perlu pendekatan,
pertama adalah dekat dengan Tuhan dan kedua dekat dengan sesama. Kedekatan dengan
Tuhan tentu sudah kita ketahui menurut kepercayaan dan agama masing – masing.
Sedangakn kedekatan dengan sesama maksudnya adalah cara kita untuk selalu mau
berbagi. Dengan demikian pikiran positif akan senantiasa mengikuti arah dan
langkah kita untuk selalu bisa bermanfaat bagi sesama.
Tujuan
Belajar
pendidikan sebagai investasi
masa depan memiliki peranan penting dalam membangun bangsa. sobat pendidikan
sangat yakin bahwa teman-teman juga sepakat jika pendidikan sangat penting.
tugas utama kita semua secara umum adalah belajar. pernakah kita bertanya bahwa
untuk apa kita belajar? apa tujuan utama kita belajar? betul semua orang
memiliki tujuan tertentu untuk belajar. mungkin sobat pendidikan akan sedikit
memaparkan beberapa tujuan belajar.
Tujuan adalah suatu cita-cita
yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan
yang diprogramkan tanpa tujuan karena hal itu adalah suatu hal yang tidak
memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa.
Secara global tujuan dari belajar adalah terjadi perubahan pada diri seseorang
menjadi lebih baik. Maka dari pernyataan tersebut akan dijelaskan secara rinci
beberapa tujuan belajar berikut:
1) Belajar bertujuan mengadakan perubahan
di dalam diri antara lain tingkah laku. Dengan adanya kegiatan belajar maka
norma yang dimiliki oleh seseorang setelah ia melakukan kegiatan belajar akan
berubah menjadi lebih baik. Dalam kegiatan ini pendidik bisa melatih dalam
pembelajaran di sekolah, ini bisa dimulai dari pemberian contoh oleh pendidik
itu sendiri. Jadi seorang pendidik harus senantiasa menjaga sikap agar bisa
menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya, karena mengingat bahwa tujuan yang
diinginkan dalam belajar adalah bersifat positif.
2) Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari buruk menjadi baik, seperti merokok, minum-minuman keras, keluyuran, tidur siang, bangun terlambat, bermalas-malasan dan sebagainya. Kebiasaan tersebut harus diubah menjadi yang baik. Dalam kegiatan di sekolah, pendidik selain memberi pengetahuan melalui pelajaran yang di sampaikan, harus memberikan perhatian yang lebih mengenai peserta didik yang mempunyai kebiasaan buruk. Ini bisa dilakukan dengan pemberian kesadaran bahwa perbuatan yang dimiliki tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Serta pendidik harus memberikan dorongan yang kuat untuk bisa menghilangkan kebiasaan negatif yang dimiliki peserta didik tersebut.
3) Belajar bertujuan mengubah sikap, dari
negatif menjadi positif. Misalnya seorang anak yang tadinya selalu menentang
orang tuanya, tetapi setelah ia mendengar, mengikuti ceramah-ceramah agama,
sikapnya berubah menjadi anak yang patuh, cinta dan hormat kepada orang tuanya.
4) Belajar dapat mengubah keterampilan. Misalnya seseorang yang terampil main bulu tangkis, bola, tinju, maupun cabang olahraga lainnya adalah berkat belajar dan latihan yang sungguh-sungguh. Jadi kegiatan belajar dan latihan adalah hal yang perlu dilakukan agar terjadi perubahan yang baik pada diri seseorang.
5) Belajar bertujuan menambah pengetahuan
dalam berbagai bidang ilmu. Dalam kaitan hal ini pendidik lebih cenderung
memperhatikan dalam penyaluran ilmu pengetahuan (transfer of knowledge).
Pendidik harus memiliki kesiapan yang baik ketika ia akan mengajar dan adanya
penggunaan pendekatan, strategi maupun metode agar dalam pembelajaran peserta
didik tidak merasakan suasana yang membosankan. Pemilihan metode harus
disesuaikan dengan materi, karakteristik pendidik, sarana dan prasarana, biaya,
dan sebagainya agar pembelajaran berhasil dengan baik.
Opini Tentang Pendidikan
Perlukah Ujian Nasional
Online Diadakan?
Beberapa hari lagi Ujian nasioanal akan segera dilaksanakan baik di tingkat SMA hingga tingkat SD Pelaksanaannya pun sama dengan pelaksanaan ujian nasional tahun lalu, hanya saja pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) menambahkan sedikit aturan baru yaitu dengan melaksanakan ujian nasional secara online di beberapa sekolah.
Jika dilihat dari keadaan dan situasi yang ada dilapangan saat ini, rencana pelaksanaan ujian nasional online tersebut tidaklah tepat dan perlu untuk dipertimbangkan kembali. Sebenarnya ide yang disampaikan oleh pemerintah untuk melaksanakan ujian nasional tersebut sangat baik tetapi dalam pelaksanaanya di lapaangan akan menimbulkan berbagai macam permasalahan seperti infrastruktur yang belum merata dan kurangnya pengetahuan atau tenaga-tenaga ahli di beberapa sekolah.
Jika pelaksanaan ujian nasional online ini tetap dilakukan, beberapa sekolah akan mengalami kesulitan karena ketiadaan infrastruktur yang memadai seperti komputer, akses internet dan daya listrik. Coba kita bayangkan jika di sekolah tersebut memiliki 300 siswa yang mengikuti ujian nasional, maka berapa jumlah komputer yang dibutuhkan oleh pihak sekolah untuk melaksanakan ujian nasioanl ini. Tentunya mereka akan membutuhkan komputer yang sangat banyak. Apabila tetap dipaksakan, cara satu-satunya adalah dengan menggunakan komputer secara bergantian, tetapi cara ini malah akan menimbulkan masalah baru yaitu timbulnya kecurangan-kecurangan dalam ujian nasional. Kalaupun kecurangan ini tetap dibiarkan terjadi, lantas apa gunanya ujian nasional dilaksanakan dengan menghambur-hamburkan uang Negara yang tidak sedikti tersebut, jika tujuan utama ujian nasional tidak tersampaikan.
Terlebih lagi masalah yang dapat ditimbulkan adalah kurangnya tenaga-tenaga ahli di beberapa sekolah. Pelaksanaan ujian nasional yang baru akan dilaksanakan tahun ini akan membuat beberapa sekolah bingung. Bahkan ada juga yang tidak mengerti bagaimana melaksanakannya. Misalnya, jika ada guru dan siswa yang tidak bisa menggunakan komputer, lalu apa yang akan terjadi? bisa dipastikan mereka akan kesulitan dan tentunya ini juga akan menambah beban beberapa siswa. Mereka bisa terganggu konsentarsinya dan akibatnya mereka malah akan gagal dalam ujian nasioanl ini.
Semestinya apabila pemerintah ingin melaksanakan ujian nasional secara online, mereka harus menjamin ketersediaan infrastruktur yang mendukung dan juga jangan terlalu terburu-buru untuk melaksanakannya. Pemerintah pun perlu melakukan sosialisasi langsung ke sekolah jauh-jauh hari sebelum ujian nasional dilaksanakan agar tidak menimbulkan masalah yang telah disebutkan di atas.
Opini Tentang Pendidikan
Pendidikan hanya menghasilkan orang pintar bukan orang terdidik
Saat ini banyak sekali terjadi tindakan-tindakan yang memalukan di negeri ini seperti korupsi, suap dan masih banyak lagi. Namun, anehnya para pelaku tindakan kejahatan tersebut adalah orang-orang pintar yang bergelar sarjana dari berbagai lulusan universtas yang ternama. Melihat fenomena-fenomena yang terjadi saat ini, sepertinya ada yang salah dengan pola pendidikan formal di Indonesia dan semestinya harus dikaji ulang. Pola pendidikan formal saat ini hanya mengajarkan ilmu-ilmu dunia sehingga banyak menghasilkan orang-orang pintar tetapi sayangnya mereka tidak terdidik dan memiliki budi pekerti yang lemah. Akibatnya orang-orang pintar tersebut malah menjadi orang yang bejat, maling dan penindak kaum yang lemah. Padahal seharusnya merekalah yang menjadi penolong dan pemimpin yang baik untuk menciptakan kemaslahatan bagi orang banyak. Terlebih lagi, saat ini banyak sekali orang-orang yang berpendidikan tinggi dan mengaku beragama, tetapi tindakan mereka sangat memalukan dan meresahkan masyarakat sekitar. Contohnya adalah, para dewan yang ‘’katanya’’ terhormat banyak yang tertangkap tangan melakukan korupsi atau penyuapan. Parahnya lagi tindakan tersebut dilakukan bersama-sama dengan teman-teman mereka yang juga “katanya” terhormat. Yang lebih miris saat mereka tertangkap oleh pihak yang berwajib, mereka malah dengan tenang dan melemparkan senyum yang lebar kepada masyrakat. Seolah-olah mereka senang dengan apa yang mereka perbuat. Bukankah mereka malu dengan tindakan tersebut, apakah mereka tidak mengetahui atau tidak pernah diajari bahwa memakan uang yang bukan haknya adalah perbuatan dosa dan haram hukumnya bagi mereka dan keluarganya. Memang mereka itu sudah kehilangan akal sehat dan putus sudah urat malunya. Bahkan ada saja orang yang jelas-jelas terjerat kasus korupsi yang menjadi ketua atau pemimpin suatu instansi. Bukankah ini sangat memalukan?
Oleh karean itu, sistem
pendidikan formal yang ada saat ini harus segera direvisi dengan tidak hanya
mementingkan hasil, tetapi lebih mementingkan suatu proses untuk mencapai suatu
keberhasilan agar tidak lagi mencetak orang-orang pintar yang memintari,
bukannya orang-orang pintar yang mendidik.
ARTIKEL TENTANG PENDIDIKAN
Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang
lebih baik dengan memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang
normalnya akan dilewati oleh setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk
mengejar semua yang ditargetkan oleh seseorang dalam kehidupannya sehingga
tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang diimpikannya akan menjadi sangat
sulit untuk dapat diwujudkan.
Faktanya, memang tidak semua orang yang
berpendidikan sukses dalam perjalanan hidupnya, tetapi jika dilakukan
perbandingan maka orang yang berpendidikan tetap jauh lebih banyak yang bisa
mengecap kesuksesan daripada orang yang tidak pernah mengecap pendidikan, baik
pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan adalah alat untuk mengembangkan
diri, mental, pola pikir dan juga kualitas diri seseorang.
Jika orang yang sudah dibekali ilmu saja
terbukti masih ada atau bahkan banyak yang mengalami kegagalan, lalu bagaimana
dengan mereka yang tidak dibekali ilmu sama sekali? Logikanya sudah pasti
mereka akan lebih kesulitan dalam mengembangkan hal-hal yang diminatinya dengan
tujuan untuk mendapatkan level kehidupan yang lebih baik. Proses hidup
membutuhkan teori, dan dengan pendidikan lah teori tersebut bisa didapatkan.
Jangan meyakini opini sekelompok orang yang
tidak bertanggung jawab. Apa pun alasannya, setiap orang tetap membutuhkan
pendidikan. Meskipun pendidikan tidak menjamin kesuksesan seseorang, namun
pendidikan akan membekali anda kualitas diri yang lebih baik sehingga anda akan
lebih berpeluang untuk mendapatkan apa yang anda cita-citakan. Pendidikan
merupakan alat terpenting untuk merealisasikan semua impian anda. Pendidikan
adalah prioritas untuk menjuju kearah yang lebih baik, dan masa depan yang
lebih layak buat Anda.
Artikel Unik »
Urusan Darah
Anda berniat
berdagang darah?? Hah yakin? Menurut saya itu berarti anda akan berhadapan
dengan vampire, iya kalo vampire nya bella swan yang di fil twilight itu, keren
kan? Namun tidak untuk yang satu ini, berikut ulasan tentang darah. Heheh serem
juga ya. Darah sangat penting di dalam tubuh manusia. Kita kerap bertanya,
mengapa donor darah gratis tapi penerimanya justru harus membayar? Kegiatan
donor darah di salah satu kawasan kantor di Jakarta. Menurut PMI, Indonesia
butuh cadangan darah sekitar 4,6 juta kantong. Akan tetapi, sampai November
2010 lalu, baru tercadangkan sekitar 40 persennya. Kebutuhan yang banyak itu
disebabkan oleh kondisi Indonesia sebagai negara yang rentan akan bencana alam.
Kebutuhan darah di Indonesia sangatlah tinggi, dimulai dari untuk menolong
persalinan, mengobati suatu penyakit, dan juga penanganan ketika terjadi suatu
kecelakaan yang korbannya mengalami kekurangan banyak darah. Adanya anggapan
miring mengenai transfusi darah yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia
atau PMI. Salah satunya mengenai mahalnya harga darah yang dibutuhkan per
kantongnya. Masalah mengenai mahalnya harga satu kantong darah yang sekarang
mencapai Rp. 360.000 per kantong membuat masyarakat bertanya, kenapa mahal
sekali untuk membeli satu kantong darah? Dr. Farid selaku selaku Ketua Pengurus
Pusat PMI Bidang Kesehatan, Bantuan Sosial, Donor Darah dan Rumah Sakit PMI
menegaskan, “Semua darah dari PMI itu gratis gak harus bayar! Tapi, memang ada
biaya yang harus di keluarkan, tapi untuk BPD atau biaya pemrosesan dari darah
itu sendiri karena tak bisa langsung disalurkan dari pendonor ke penerima bukan
buat bayar darahnya,” Proses pengambilan darah dari pendonor memang tidak bisa
langsung diberikan kepada penerima, ada tahapan yang harus dilakukan selama
enam jam sebelum darah bisa diberikan kepada penerima harus melalui tahap uji
kelayakan bebas dari penyakit seperti HIV, Malaria, dan Hepatitis. Juga dilihat
kualitas darah yang bisa diberikan kepada penerima. Harga kantong darah yang
masih impor pun menjadi salah satu faktor kenapa harga sekantong darah begitu
mahal. Yang harus diluruskan disini adalah, setiap biaya yang dikeluarkan
ketika membutuhkan darah adalah untuk biaya BPD bukannya harga si darah itu
sendiri. Di Indonesia sendiri membutuhkan kantong darah sekitar lima juta
pertahunnya dari dua persen jumlah penduduk setiap daerah. Sementara di DKI
Jakarta menurut Ketua PMI DKI Jakarta Rini Sutiyoso, Ibu Kota membutuhkan 800
sampai 1.000 kantong darah per harinya. Semoga penjelasan ini bisa memberikan
informasi mengapa donor darah gratis tapi penerimanya harus bayar yang selama
ini masih cukup membuat bingung masyarakat. PMI Tidak Menjual Darah, Bukan Termasuk
Jual-Beli Darah Yang Haram Biaya yang dikeluarkan bagi yang membutuhkan darah
adalah biaya pemeliharaan dan pengolahan darah. Bukan statusnya jual beli, jadi
hal ini tidak masalah. Berikut kami nukil perkataan direktur PMI pontianak
menjelaskan mengenai hal ini,
Akses Universitas
Bank Dunia sudah lama menyimpulkan
adanya korelasi tinggi antara persentase populasi penduduk yang memiliki gelar
sarjana dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan (Bank
Dunia, 1996). Akses masuk ke universitas seharusnya dibuka secara adil dan
merata. Sayangnya, sistem seleksi masuk perguruan tinggi kita masih jauh dari
rasa keadilan.
Sistem seleksi masuk perguruan tinggi
kita bukan saja berlaku tidak adil, melainkan dalam kebijakannya juga memakai
pola pikir irasional, membuka peluang ketidakjujuran, dan belum memiliki
keberpihakan pada mereka yang tersingkirkan secara ekonomi maupun budaya.
Tiga jalur
Saat ini Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sudah dimulai. Di Indonesia, ada tiga jalur di
mana seseorang bisa masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN). Jalur pertama, yang
sekarang ini sedang berlangsung, yaitu jalur undangan atau sering disebut
dengan SNMPTN. Jalur undangan lebih banyak mempergunakan nilai rapor dan nilai
lain sebagai bahan pertimbangan.
Jalur kedua, jalur tes tertulis yang
disebut Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Terakhir, ketiga, jalur mandiri,
yaitu seleksi tertulis plus kriteria lain-bergantung pada kebijakan PT-bagi mereka
yang tidak lolos SBMPTN. Biasanya, seleksi jalur mandiri hanya bisa diakses
oleh mereka yang memiliki uang karena biaya masuknya mahal.
Tahun ini, kuota SNMPTN dikurangi 10
persen dari tahun lalu, sehingga kuotanya menjadi 40 persen. Jalur tes tertulis
tetap 30 persen. Jatah kuota 10 persen dari jalur undangan dialihkan ke jalur
mandiri. Kebijakan ini secara transparan menunjukkan keberpihakan PT pada
orang-orang kaya. Sebab, jalur mandiri biasanya diisi oleh mereka yang mampu
membayar mahal untuk masuk ke PTN secara mandiri.
Chua (2003) dalam risetnya menyatakan
bahwa kesejahteraan karena perbedaan tingkat pendidikan tidak terdistribusi
secara proporsional, tetapi hanya menguntungkan kelompok orang kaya dan
menyingkirkan kelompok lain. Analisis Chua ini justru malah diafirmasi oleh
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan mengalihkan kuota
SNMPTN untuk jalur mandiri. Orientasi ekonomis PT sangat terlihat dari
kebijakan ini.
Masalah integritas
Sistem seleksi kita juga membuka
peluang adanya inflasi dan manipulasi nilai. Dengan adanya sistem undangan yang
besarnya 40 persen, di mana siswa tidak perlu melalui tes tertulis, potensi
kecurangan ada di sekolah. Kita tahu, di sekolah-sekolah kita, untuk ujian
nasional (UN) saja masih banyak terjadi kecurangan. Dengan adanya jalur
undangan di mana nilai rapor menjadi kriteria, banyak sekolah berusaha
menaikkan nilai siswa secara sistematis melalui penentuan kriteria ketuntasan
minimal sehingga para siswa mereka dapat lolos masuk ke PTN.
Kecenderungan ini sesungguhnya
di masa depan akan merusak kualitas PT itu sendiri karena para siswa yang lolos
adalah mereka yang nilainya sudah diinflasi sehingga tidak menunjukkan realitas
sesungguhnya tentang kemampuan siswa. Kebijakan seleksi masuk telah membuka
peluang potensi disintegritas moral di kalangan pendidik. Inflasi ini sering
kali menjadi modus, bahkan sejak siswa berada di kelas X.
Melawan akal
Sistem seleksi jalur undangan melawan
akal sehat dan tidak adil. Sistem proporsi berdasarkan akreditasi sekolah,
meskipun tampaknya baik, tetapi sesungguhnya didasari pola pikir yang tidak
logis dan sesat. Sekolah dengan akreditasi A memperoleh kuota 70 persen, B 50
persen, C 25 persen dan tidak terakreditasi hanya memperoleh kuota 10 persen.
Pemikiran ini sesat karena
menyimpulkan kualitas individu dari kualitas lembaga. Dalam ilmu logika, ini
disebut dengan genetic fallacy, di mana seseorang itu dianggap tidak
berkualitas, tidak kredibel, dan tidak dapat dipercaya karena asal-usulnya,
baik itu karena ras, agama, sosial, atau lembaga di mana ia berasal.
Pemikiran tidak logis ini juga
terjadi ketika indeks integritas UN dipakai sebagai pertimbangan masuk PT.
Siswa dengan nilai tinggi, tetapi sekolahnya memiliki integritas rendah bisa
jadi tidak lolos dalam seleksi karena kualitas sekolahnya. Kebijakan sesat
pikir ini karena menganggap bahwa sekolah yang indeks integritasnya rendah,
otomatis seluruh siswanya tidak jujur. Padahal, SNMPTN adalah seleksi individu,
bukan seleksi lembaga pendidikan!
Seleksi masuk PTN juga
mendiskriminasi dan tidak adil karena menghukum individu yang tidak bersalah.
Bila ada lembaga pendidikan terbukti memanipulasi nilai, lembaga pendidikan itu
akan dihapus dari daftar SNMPTN tahun berikutnya, sehingga siswa kelas XI yang
tidak bersalah tertutup aksesnya untuk melaju ke PTN melalui jalur SNMPTN tahun
depan.
Demikian juga ketika ada siswa yang
sudah menerima undangan SNMPTN, tetapi kemudian membatalkannya, maka yang
menerima akibat adalah adik kelasnya. Pola pikir ini sangat tidak rasional,
tidak logis, tidak adil, dan sesungguhnya melanggar hak individu dalam
memperoleh akses pendidikan.
Seleksi masuk PT seharus memakai
kriteria keadilan, obyektivitas dan keadilan dengan lebih mengutamakan kalangan
miskin, tetapi memiliki kapasitas dan kemampuan. Kuota jalur undangan harusnya
hanya 5 persen, karena ini merupakan cerminan dari kandidat mahasiswa terbaik,
berbakat, dan istimewa dalam hampir seluruh populasi dalam kurva normal, 85
persen untuk bersaing secara adil dan meritokratis melalui seleksi tertulis
oleh lembaga independen, dan 10 persen siswa untuk jalur mandiri yang
mencerminkan persentasi rata-rata orang kaya dalam seluruh populasi. Dalam
kuota 85 persen ini, harus ada kuota kebijakan afirmatif untuk daerah-daerah
khusus sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia ini bisa ditingkatkan.
Perguruan tinggi kita tidak akan
bermutu bila sistem seleksi kita masih memberi ruang bagi berbagai bentuk
ketidakjujuran, tidak logis, dan tidak adil. Universitas seharusnya mendorong
tegaknya integritas moral pendidik, menjadi contoh dipraktikkannya penalaran
yang jernih dan logis, serta menjadi sumber inspirasi bagi perjuangan keadilan
bagi mereka yang miskin dan tersingkirkan.
Pengertian Belajar dan
Pembelajaran Menurut Para Ahli
A. Belajar menurut pandangan skinner.
Skiner berpendapat bahwa belajar adalah suatu
perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar di temukan
adanya hal berikut:
1.
Kesempatan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar,
2.
Konsekuensi
yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang
menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pembelajar
yang baik di beri hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik di beri
teguran dan hukuman.
B. Belajar
menurut pandangan gagne
Menurut
gagne belajar merupakan kegiatan yang komleks. Hasil belajar berupa
kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap,
dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal
dari lingkungan, dan proses kognitif yang di lakukan oleh pebelajar. Dengan
demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat
stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Belajar
merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan
stimlus dari lingkungan. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil
belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan
intelek, keterampilan motorik, sikap dan sisasat kognitif. Kelimahasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa.
Kapabilitas siswa tersebut berupa:
1.Informasi verbal adalah
kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan
maupun tertulis.
2.Pemilikan
informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.Kterampilan
intelektual adalah kecakapan
yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan
konsep dan lambang.
3. Strategi kognitif adalah kemampuan
menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitivnya sendiri. Kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4.Keterampilan motorik adalah kemampuan
melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga
terwujud otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan
menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut
C. Belajar
menurut pandangan piaget
Piaget
berpendapat bahwa Pengetahuan di bentuk oleh
individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan.
Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan
lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Perkembangan intelektualmelalui tahap-tahap berikut:
1.Sensori
motor (0;0-0;2 tahun), pada tahap ini anak mengenal lingkungan dengan kemampuan
sensorik dan motorik, seperti mengenal lingkungan dengan penglihatan,
pendengaran, dan perabaan.
2.Pra-operasional
(2;0-7;0 tahun), pada tahap ini anak mengandalkan diri pada persepsi tentang
realitas, ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana,
berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan.
3. Operasional
konkret (7;0-11;0 tahun), pada tahap ini anak dapat mengembangkan pikiran
logis. Ia dapat mengikuti penalaran logis.
4.Tahap
operasi formal (11;0-ke atas), pada tahap ini anak dapat berpikir abstrak
seperti pada orang dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA