CLICK FOR CLAIM PROMO !

Sabtu, 16 Januari 2016

Analisis Kasus Kekerasan Pada Anak

Subscribe
Contoh Analisis Kasus Kekerasan Pada Anak
Tugas
Analisis Kasus,  Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial 
Oleh : I Gede Mareza Sarashadi Taruna Sanjaya
1401020085, UNHI
Bocah Penuh Luka Menjelang Hari Ibu

A.KRONOLOGIS KEJADIAN
Namanya Adit ..
TAPUNGHULURiau
Beberapa hari menuju Hari Ibu, kabar tak mengenakan tentang hubungan ibu dan anak, datang dari Riau.Tapi bukan kabar baik seperti yang biasa kita harapkan.Namun berita mengenaskan.Bocah ini mengaku bernama Adit. Tanpa nama belakang, juga nama depan. Tak diketahui orang tua dan keluarganya.Saat ditemukan, tubuhnya penuh luka. Tak diketahui juga apa atau siapa yang menyebabkannya.

Bocah ini diperkirakan berusia 6 tahun.Terlihat dari penampilan dan sikapnya yang masih sangat kekanak-kanakan.Tapi karena tidak adapenunjuk pasti soal usia, orang mengira ia berusia 6/7 tahun.
Bocah laki-laki ini ditemukan dengan badan penuh luka dengan kondisi mengenaskan oleh tukang sayur keliling di perkebunan kelapa sawit PTPN V Tandun, Ahad (15/12).

Diduga ia dibuang di kebun sawit tersebut. Ini juga berdasarkan pengakuan Adit kepada Dahniar (42) —wanita yang mendampingi dia saat dirawat— bahwa ia disiksa dan dibuang orangtuanya.  
Memang, Adit belum bisa bicara dengan jelas akibat luka di bibir dan lidahnya yang diduga akibat digunting. Namun ia akan berteriak histeris bila melihat jarum suntik, gunting, pisau atau peralatan medis lainnya.
Saat dikunjungi Riau Pos (JPNN Grup) di rumah sakit Kebun Milik PTPN V, Senin (15/12), sekujur tubuh bocah ini penuh luka bekas sabetan, lecet-lecet, goresan benda tajam dan bekas luka bakar seperti disetrika di bagian punggung. Mulut, bibir dan kemaluannya juga terlihat bekas luka yang diduga akibat digunting.Adit hanya memandang dengan tatapan tajam dan tanpa ekspresi. Saat ditanya namanya, Adit tidak merespon sama sekali, selain hanya memandang.
Menurut Dahniar, wanita yang membawa Adit ke kantor polisi dan berobat ke rumah sakit, saat ditemukan Adit tidak bisa diajak berkomunikasi dengan baik oleh siapapun. Sementara soal perilaku Adit memang seperti itu.Ia susah diajak berkomunikasi, apalagi dengan kondisi banyak orang. Tapimenurutnya, ketika kondisi tidak begitu ramai, sesekali bocah tersebut mau menjawab pertanyanya.
‘’Ketika sama saya dia (Adit, red) mau cerita. Tapi ya itu, kurang jelas. Karena susah bicara, akibat luka di bibir dan lidahnya,’’ tuturnya.
Menurut Dahniar, menurut cerita Adit kepadanya, ia disiksa orangtuanya. ‘’Cerita Adit kepada saya, bahwa dirinya disiksa orangtuanya.Tapi tak bisa menjelaskan orangtua laki-laki atau ibunya.Sebab Adit berbicara terbata-bata akibat lidahnya juga terluka,’’ jelas Dahniar.   

Diceritakan Dahniar, Adit ditemukan penjaja sayur yang biasa berjualan di afdeling IV komplek karyawan milik PTPN V, Ahad sore (15/12). Saat ditemukan memprihatinkan, karena luka di sekujur tubuhnya membusuk dan bernanah.Kondisinya juga lemah bahkan tidak mampu megeluarkan suara. ‘’Pas dibawa tukang sayur kemari, ia merintih sepeti menangis. Tapi tak terdengar suaranya, badannya pucat sekali,’’ cerita Dahniar.

Adit, menurut Dahniar, ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB oleh Pangaribuan di kebun Blok S. Saat itu, seperti dikisahkan Pangaribuan ke Dahniar, ia akan membuang air kecil di tengah kebun. Namun ia merasa janggal saat melihat tubuh anak kecil tergolek di bawah pohon kelapa sawit. Saat didekati, tubuh anak yang penuh luka tersebut ternyata masih hidup.

SesekaLi dari mulutnya keluar kata-kata mamak.Karena merasa kasihan, lalu membawa anak tersebut ke kompleks perumahan tempat tinggal Dahniar. Namun di sana ternyata tidak ada yang mengenali bocah tersebut. Akhirnya setelah berembuk, diputuskan untuk membawanya ke kantor polisi.
Pertama Adit dibawa ke pos polisi Simpang TB kemudian ke Polsek Tandun. Di sana setelah ditanya berulang-ulang, Adit mengaku rumahnya di Ujungbatu. Akhirnya ia di bawa ke Polsek Ujungbatu. Sesampainya di sana, Adit diberikan perawatan sementara di Puskesmas setempat. Setelah itu ditanya lagi di mana rumahnya. Namun ia tidak ingat di mana persisnya tinggal.

Setelah Dahniar dan pihak kepolisian berembuk, diputuskan Adit untuk sementara diberikan perawatan dulu sambil menunggu proses pencarian keluarganya. Berkat uluran tangan Dahniar, Adit dirawat di Rumah Sakit Kebun milik PTPN V.

Menurut M Nur, dokter yang menangani Adit, bocah ini mengalami luka hampir di sekujur tubuhnya. Luka itu menurut analisis awal mayoritas disebabkan oleh kekerasan benda tumpul dan tajam.Luka yang cukup parah diderita Adit adalah luka robek di bibir, luka di lidah dan luka bakar di punggung belakang.Alat kelamin bocah tersebut juga mengalami luka akibat benda tajam.
‘’Kondisinya cukup parah pak, pokoknya sangat memprihatinkan,’’ katanya.
Selain mengalami luka fisik, Adit juga mengalami trauma psikis yang
 luarbiasa. Ini bisa dilihat saat tiba di rumah sakit ia langsung menjerit melihat alat-alat medis yang berbentuk gunting dan pisau.

Bahkan diceitakan M Nur, saat akan di-rontgen, Adit menjerit ketakutan. Selain itu dari pemeriksaan medis, anak malang itu mengalami dehidrasi parah karena tubuhnya kekurangan cairan dan juga mengalami gizi buruk. Hal itu dapat dilihat dari kondisi fisiknya yang kurus kering dan sangat lemah.Selain itu, bocah itu mengalami kekurangan darah yang cukup parah. Bahkan ia juga bisa disebut Anemia. Infeksi di luka-lukanya juga bernanah dan sudah berbau.

Setelah mendapat laporan, tim P2TP2A Kampar yang diketuai Hafiz Tohar melihat kondisi Adit di rumah sakit. Setelah berkoordinasi, Tim LPA merujuk Adit ke RSUD Bangkinang untuk mendapatkan perawatan intensif kemarin sore. ‘’Melihat kondisi Adit yang demikian kami berkesimpulan untuk membawanya ke Bangkinang agar mendapatkan perawatan intensif,’’ ucapnya. Di sana Adit juga akan mendapatkan pendampingan untuk memulihkan kondisi kejiwaanya.
Kapolsek Tapung Hulu AKP H Alwis Aldi yang dikonfirmasi Riau Pos (16/12) menjelaskan, anak ini ditemukan dalam kondisi mengenaskan.Awalnya dibawa ke Polsek Tandun.Namun karena bukan berada dalam wilayah hukum Polsek Tandun, maka dianjurkan dibawa ke Polsek Tapung Hulu.Tapi sampai saat ini belum ada laporan ke polisi.
‘’Namun karena anak ini ditelantarkan, maka kita cepat berikan pertolongan,’’ ujarnya

 Selasa (17/12)
Adit Mengaku Bibir dan Lidahnya Digunting Sang Ibu

Detik.com mengabarkan pada hari Minggu 15/12/13 kemarin bahwa ada seorang bocah lelaki berusia 7 tahun bernama Adit, ditemukan di perkebunan kelapa sawit, Riau.Bocah itu ditemukan dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.Badannya penuh luka.Tak hanya di wajah dan di kepala, tapi di sekujur tubuhnya.Dan ketika dia kemudian dirawat di RSUD Bangkinang, Kabupaten Kampar, diketahuilah bahwa kondisinya membuat kita bergidik dan menaruh duka yang teramat dalam.
Bibir bawah Adit membengak dan penuh bekas gunting. Di lidahnya ada semacam bekas sayatan sehingga jika makan, ia mengeluh kesakitan/pedih. Tak hanya itu, ia juga mengaku kalau kelaminnya sempat digunting.
Dan mengenai siapa pelakunya, kita dibuat terkejut berkali-kali sehingga dada ini terasa bergemuruh, tidak nyaman dan terganggu.Dia mengaku kalau ibunya sendirilah yang melakukan penyiksaan itu.Kebanyakan memakai gunting.Bahkan di kepala Adit terdapat luka yang berlubang dan ada yang bernanah.
Dari sumber jpnn.com, pihak kepolisian sudah mengetahui pelaku kekejaman tersebut.Adit ternyata disiksa oleh ibunya yang bernama Minah dan pamannya yang bernama Isyam di lokasi tersebut.Adit juga menceritakan bahwa penganiayaan itu juga dilakukan di rumah dan rutin.
Pihak kepolisian bekerjasama dengan Polsek Tandun sudah mencari dua pelaku namun belum ketemu.Meski belum membuahkan hasil, tapi pihak mereka terus mencari keberadaan pelaku.Sementara itu Adit masih dirawat di RS dan masih dalam penanganan intensif.Selain fisiknya yang memprihatinkan, mentalnya juga pasti amat tertekan.

Rabu (18/12/2013).
Kapolda Riau: Orang Tua Adit Akan Terus Kita Cari
Jakarta - Nasib Adit (6) bocah asal Kampar yang di tubuhnya penuh luka mendapat perhatian serius dari Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono. Polisi akan berusaha menemukan kedua orang tua adit.

"Kita prihatin anak kandung dianiaya hingga lidah dipotong.Orang tua adit masih dalam pencarian polisi dan akan terus kita cari," kata Condro, di UKP4, jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2013).

Condro menjelaskan, pihak kepolisian dari Polres Kampar Riau belum menemukan ibu Adit di Ujung Batu."Awal pencarian anggota Polres Ujung Batu dengan Kepala Desa di Ujung Batu belum menemukan ibunya," jelasnya.

Adit sendiri selaku korban penganiayaan yang masih menjalani perawatan di rumah sakit belum bisa menunjukkan lokasi rumahnya.Serta masih sangat sulit untuk dimintai keterangan.

"Adit masih belum bisa menunjukkan rumahnya karena masih 6 tahun dan masih mengalami trauma.Dan kalau dimintai keterangan dia sangat ketakutan," ujarnya.

Hingga kini polisi telah melakukan olah TKP awal Adit ditemukan di perkebunan kelapa sawit di lokasi perkebunan PTP Nusantara V. Selain ibunya polisi juga mencari bapak dari Adit.

"Bapaknya juga belum ditemukan, kalau penjelasan dari sana (warga Ujung Batu) dia pengemudi angkutan tandan sawit.Antara bapak dan ibu itu yg masih kita cari, apa latar belakang dan motif orang tuanya melakukan penganiayaan terhadap anaknya seperti ini," pungkas condro.

Rabu 18/12/2013 17:37
Kondisi Bocah Adit yang Penuh Luka di Kebun Sawit Membaik
Liputan6.com, Jakarta : Adit, bocah berusia 6 tahun diduga dibuang orangtuanya di kebun kelapa sawit PTPN V, Desa Talang Danto, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Saat ditemukan warga sekitar pada Minggu 15 Desember, sekujur tubuhnya penuh luka yang diduga bekas penganiayaan.Bocah itu terkulai lemas dibawah pohon kelapa sawit.
Oleh warga yang menemukan, Adit dibawa ke pondok milik warga dan kemudian dibawa ke rumah sakit PTPN V Tandun oleh warga yang iba melihatnya, Dahniar.Kondisi Adit didengar pihak PTPN V dan akhirnya dipindah ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang, Kampar, Riau untuk mendapatkan perawatan intensif.

Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono menyatakan, kondisi kesehatan bocah malang berbadan kurus tersebut kini sudah mulai membaik. "Sudah agak mendingan, masalah lukanya masih dalam pengobatan.Kalau kondisi kesehatan, yang tahu persisnya ya dokter," ujar Ery Apriyono saat dihubungi
Liputan6.com Rabu (18/12/2013).
Ery menyatakan, polisi terus melakukan penyelidikan atas kasus penemuan Adit di kebun kelapa sawit.Termasuk mengusut dugaan penganiayaan yang dialaminya.
Polisi juga melakukan penelusuran mengenai alamat yang sempat disebutkan Adit, bahwa dia tinggal di Jalan Rambutan, Ujung Batu, Kabupaten RokanHulu dengan ibu bernama Vina dan om atau bapak bernama Isam. Namun, dari hasil penelusuran, tidak ditemukan alamat tersebut.
"Ngomongnya di Ujung Batu, tapi ternyata tidak ada," ucap Ery.Ery mengatakan, Adit kini mendapat pendampingan dari Lembaga Perlindungan Anak Kampar.

Rabu (18/12/2013
Bupati Kampar: Pemkab Akan Tanggulangi Biaya Perawatan Adit
Kampar - Pihak RSUD Bangkinang, Kampar diminta memberikan pelayanan pengobatan yang maksimal untuk Adit (6) bocah korban kekerasan. Pihak Pemkab Kampar, Riau siap membantu dana yang dibutuhkan selama proses pengobatan.

Demikian disampaikan, Bupati Kampar, Jefry Noer kepada detikcom, Rabu (18/12/2013). Menurut Jefry, dia sudah menghubungi Dirut RSUD Kampar,
agar memberikan penanganan yang maksimal kepada Adit.

"Jika memang rumah sakit kita peralatan medisnya kurang mendukung dalam upaya penyembuhan terhadap Adit, kita minta segera rujuk ke rumah sakit yang punya peralatan medis yang lebih baik lagi dari punya Pemkab Kampar.Ini perlu dilakukan agar Adit bisa segera sembuh," kata Jefry.

Jefry menyebutkan, kendati bocah malang itu disebut-sebut berasal dari Kabupaten Rokan
 Hulu, pihaknya tetap akan membantu memberikan biaya untuk Adit.

"Atas nama pemerintah Kabupaten Kampar, kita akan carikan dana untuk penanganan Adit ini. Mungkin kita juga bisa share dari dana penanggulangan tanggap darurat, karena memang anak itu butuh penanganan khusus. Mana lagi tak jelas siapa orang tuanya.Secara pribadi juga saya akan membantunya," kata Jefry.

Dia juga meminta Polres Kampar untuk segera mengusut siapa pelaku dari kekejaman tersebut.

"Kita minta agar pihak aparat bisa segera menangkap pelakunya," katanya.

"Binatang saja
 sayang dengan anaknya.Ini kok ada manusia menganiaya secara kejam dengan darah dagingnya sendiri," kata Jefry.

Kamis, 19/12/2013 05:39 WIB
Adit Kini Ditangani Dokter Spesialis Anak dan Psikolog

Pekanbaru - Kondisi Adit (6) secara umum terus menunjukan perubahan ke arah yang lebih baik.Kini, Adit mendapat pendampingan langsung dari dokter spesialis anak dan psikolog.

Demikian disampaikan Dirut RSUD Bangkinang, Kampar, dr Wira Dharmakepada detikcom, Kamis (19/12/2013).

"Adit mengalami traumatik mendalam dan butuh diagnosa darahnya masih akan diteliti kembali oleh dokter spesialis anak," kata dr Wira.

Menurut dr Wira, pihaknya khawatir jika Adit mengalami infeksi bagian dalam karena luka di bagian kepalanya yang sampai bernanah.

"Jadi memang perlu cek darahnya untuk meneliti apakah juga mengalami infeksi," katanya.

Pihak tim medis belum bisa memastikan kapan kondisi fisik Adit bisa dipulihkan.

"Kita tidak bisa memprediksi waktunya.Karena Adit butuh penanganan pengobatan fisik dan mentalnya.Karena dia mengalami traumatik," kata dr wira.

Kamis, 19/12/2013 05:39
Deras Bantuan untuk Bocah Adit Penuh Luka, Tabungan Pun Dibuka
Liputan6.com, Riau : Alhamdulillah, bantuan untuk Adit, bocah malangberusia 6 tahun yang ditelantarkan orang tuanya di Kabupaten Kampar Riau mengalir deras dari banyak orang. Kondisinya yang cukup memprihatinkan, karena mengalami sejumlah luka pada tubuh akibat penganiayaan, membuat banyak orang iba padanya.
"Kami akhirnya memutuskan membuka rekening bank untuk pihak yang ingin memberi bantuan untuk Adit," kata Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Kampar, Khairul Azmi di Pekan baru, Rabu 18 Desember 2013.
Khairul mengatakan, sejak hari pertama Adit dirawat di RSUD Bangkinang sudah ada bantuan sukarela yang mengalir langsung untuk biaya pengobatan.Bahkan seorang anggota DPRD setempat telah menanggung pengobatan, agar Adit mendapat kamar perawatan yang lebih baik dari sebelumnya.
Terlebih lagi, lanjutnya, setelah media massa mulai memberitakan nasib Adit. Semakin banyak pihak dari luar daerah seperti Jakarta, yang menghubungi LPA untuk menyalurkan donasi.
"Kita sudah berkoordinasi dengan pimpinan dan lembaga yang ada di atas kami lagi.Hasilnya, kami diperbolehkan untuk membuka rekening untuk sumbangan masyarakat buat Adit," ucap Khairul.
Proses pembukaan rekening bank untuk Adit, sambungnya, masih berlangsung dan secepatnya akan dipublikasikan.
"Kami berharap donasi bisa disalurkan lewat satu pintu agarpertanggungjawaban kepada publik bisa terjamin transparansinya," ujarnya.


B.KOMENTAR
1)      Tinjauan kasus Adit menurut psikologi sosial
            *Artikel Pendukung
Kasus Bocah Adit: Disiksa Ibu, Anak Bisa Tumbuh Jadi Sosok Kejam
Seorang bocah laki-laki, Adit (6) ditemukan di kebun sawit, Riau, Minggu (15/12) lalu. Menurut keterangannya ia mengalami kekerasan fisik, dia dibuang oleh ibu dan pamannya. Banyak bekas luka di tubuh dan wajahnya, seperti luka sayat di mulut dan lidah. Alat kelaminnya juga ada bekas luka yang menurutnya digunting oleh sang ibu.

Menurut seorang psikologi anak
 Vera Itabiliana, Psi apabila seorang anak mengalami kekerasan fisik dari orang tua atau orang terdekatnya biasanya mental anak tersebut akan terganggu karena trauma yang dia alami. Hal tersebut bisa terjadi karena ia tidak merasa aman, ia takut semua orang akan melakukan hal yang sama pada dirinya.

"Efek yang akan timbul pada anak tersebut mungkin ada anak yang menjadi negatif dan ada yang sulit menjalin relasi dengan individu lain dan ada
 pulayang timbul rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri dan orang lain," tutur Vera saat dihubungi detikhealth, dan ditulis pada Rabu (18/12/2013).

Vera menambahkan dalam jangka waktu yang panjang anak yang mengalami kekerasan fisik dari orang tuanya atau orang terdekatnya, bisa menjadi sosok yang kejam, tertekan, tidak percaya diri, dan merasa tidak disayang. Hal ini karena ia merasa tidak aman dan merasa orang-orang akan melakukan hal yang sama seperti apa yang ibunya lakukan, karena ia pernah mengalami pengalaman yang traumatis.

"Untuk menyembuhkan anak yang pernah mengalami kekerasan fisik, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyembuhkan luka fisiknya.Selain itu setelah luka fisknya sembuh anak tersebut harus menyembuhkan traumanya dengan melakukan terapi.Terapinya tergantung seperti apa dia mengalami kekerasan, misalnya melakukan konsultasi dengan ahli psikologi anak," tutur Vera.

Waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan
 trauma untuk setiap anak berbeda-beda, tergantung dari kesiapan mental anak tersebut.Apabila anak tersebut memiliki mental yang kuat, butuh waktu beberapa bulan untuk menyembuhkannya.Yang paling penting orang di sekelilingnya harus memberi dukungan.

Selain itu bisa juga dengan menyekolahkan anak yang mengalami kekerasan fisik itu di tempat yang mendukung dan bisa membuatnya merasa aman dengan lingkungannya.Selain itu penting untuk mengajarkan dia bersosialisasi agar dapat menyembuhkan traumanya. Yang paling penting adalah memberikan pemahaman bahwa tidak semua orang akan berlaku sama seperti ibunya.

"Terangkan bahwa orang-orang di sekitar juga menyayanginya dan tidak akan menyakitinya lagi," sambung Vera.

Apabila orang-orang di sekelilingnya dapat membantunya dan terus memberikan pemahaman kepada anak tersebut, maka bukan tidak mungkin anak itu bisa kembali seperti anak normal pada umumnya.
*** Psikologis Adit
Kekerasan  yang dialami oleh Adit menurut tinjauan ilmu psikologi sosial akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
*Traumayaitu berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut kini digunakan untuk menggambarkan situasi akibat suatu kejadian yang dialami seseorang.Dalam psikologi, trauma berarti benturan atau suatu kejadian – biasanya negatif – yang dialami seseorang dan membekas, disebut post-traumatic disorder (PTSD).
Berdasarkan dampak yang ditimbulkannya, trauma dikategorikan menjadi dua, yaitu trauma fisik dan psikologis.
1.Trauma fisik adalah trauma yang mengakibatkan luka fisik, misalnya kecelakaan, pukulan, dan lain-lain.
2.Trauma psikologis disebabkan oleh kejadian yang melukai batin, misalnya sering dibanding-bandingkan, sering dicaci maki dan dilabeli, perceraian, kekerasan seksual, dan lain-lain. Meskipun keduanya memiliki potensi dampak yang sama, namun trauma psikologis sangat berdampak buruk dan membekas.
Penyebab trauma bisa bermacam-macam bentuknya, mulai dari kekerasan, kehilangan atau perpisahan, eksploitasi, dan sebagainya. Namun trauma yang kerap berdampak negatif bagi masa depan seseorang – menjadi penghalang kesuksesan – adalah trauma yang disebabkan oleh kejadian yang sangat memukul dalam lingkungan keluarga seperti perceraian, kematian, atau kekerasan dalam rumah tangga, apalagi jika berlangsung terus menerus dalam waktu lama.
Bahkan – berdasarkan penelitian – trauma dapat berdampak buruk pada perkembangan otak anak, yang pada gilirannya akan meningkatkan ‘arousal’ atau kewaspadaan yang berlebihan, agresi, hiperaktifitas, impulsifitas, dan sulit berkonsentrasi. Semua itu akan berdampak buruk terhadap pencapaian keterampilan, prestasi akademik, integrasi sosial, pemecahan masalah dan kesehatan mental umumnya – dan akan menjadi penghalang langkah seorang anak menuju masa depan yang baik.
Trauma pada anak sangat perlu diwaspadai, karena seorang anak memiliki tiga sifat yang dominan, yaitu:
·                     Sifat tape recorder; anak bisa merekam apapun yang ia dapatkan
·                     Sifat reseptif; anak dengan mudah dapat menerima apapun yang dia dengar ataupun lihat
·                     Sifat meniru; anak cenderung mengikuti tindakan atau kebiasaan yang sudah ia terima sebagai suatu kewajaran.
Seorang anak yang dibesarkan dengan pola asuh keras dan sering menerima pukulan atau kekerasan lainnya, besar kemungkinan ia akan meniru tindakan tersebut atau mengangaap bahwa segala sesuatu dapat diselesaikan dengan kekerasan.
Secara umum gejala  trauma pada anak dapat dikenali dari perubahan tingkah lakunya, misalnya tiba-tiba menjadi pendiam, murung, tidak berdaya dan mudah takut. Sementara secara fisik misalnya sering mengeluh pusing, muntah-muntah, sakit perut dan nafsu makan menurun. Gejala lain bisa berbentuk anak tiba-tiba jadi mudah menangis tanpa sebab, tidak bisa tidur atau tidur dengan gelisah, tidak mau ditinggal barang sekejap pun, over sensitive terhadap suara keras, tidak mau mendengar atau melihat sesuatu yang berkaitan dengan trauma, dan lain-lain. Karena trauma pada anak tidak selalu mudah dikenali, perlu dijaga suatu komunikasi yang baik dan mendalam antara anak dengan orang tua.Hal ini dimaksudkan agar anak tidak merasa enggan atau takut untuk berbagi pengalaman buruk dengan orang tuanya.Anak-anak juga harus dijauhkan dari situasi yang terlalu menakutkan baginya.Jika anak mengalami trauma berat, segera berikan terapi khusus.
Meskipun trauma bisa terjadi pada semua orang tanpa mengenal usia dan jenis kelamin, namun besar kecilnya dampak sangat tergantung pada faktor internal seseorang, terutama mengenai sesuatu yang dia anggap penting dan kekuatan mentalnya. Pada orang yang mentalnya kurang kuat, trauma bisa menetap hingga ewasa dan menghalangi langkahnya. Misalnya pemberian label negatif pada seorang anak akan menumbuhkan konsep dan citra diri negatif dalam dirinya secara tidak sadar. Dengan trauma semacam ini, mudah ditebak akan menjadi orang dewasa seperti apa dia kelak kemudian hari. Dia mungkin menjadi seseorang yang peragu, tidak bisa mengambil keputusan, tidak percaya diri, minder, serba takut, dan sebagainya.
Tidak selamanya orang yang mengalami peristiwa negatif akan mengalami trauma, tergantung pada dukunganlingkungan sosial di mana ia berada. Seorang anak dengan orang tua yang bercerai dapat tumbuh dan eksis dengan baik jika orang tuanya tetap dapat menjalankan tugasnya dengan baik, dan lingkungan lain (keluarga besar, masyarakat sekitar, guru) bisa menerima bahkan mendukungnya. Dan perjalanan hidupnya pun tidak terhambat.
Memang bukan hal mudah untuk mengatasi trauma.Semua tinggal tergantung pada individunya, apakah memilih untuk jalan terus dan sampai pada fase-fase berikutnya, ataukah memilih untuk menyerah dan berhenti berjalan.Bila memutuskan untuk terus berjalan, maka harus ada tekad untuk mengatasi trauma itu. Baik dengan cara sendiri, melibatkan orang lain, ataupun melalui terapi khusus dengan bantuan ahli. Untuk mempermudah, harus memiliki keberanian untuk terbuka dan berbagi dengan orang terdekat serta terbuka untuk menerima informasi dari luar. Support kelompok dalam banyak kasus juga sangat membantu pemuliha diri. Jika suatu pengalaman sangat traumatis hingga mempengaruhi kondisi kejiwaan dengan cukup parah, jangan ragu untuk meminta bantuan ahli. Masa depan tidak dapat ditukar dengan apapun.
*** Psikologis Ibu Aminah ( Orang tua Adit )
Apa yang bisa kita analisa dari kasus ini menurut ilmu  psikologi sosial selain keadaan psikologi korban (Adit) kita juga bisa menganalisa sisi psikologi pelaku yang sementara ini diduga adalah ibunya sendiri. Dalam Psikologi ada beberapa teori yang bisa menjelaskan keadaan jiwa seseorang yang mungkin melakukan hal sekejam  ini diantaranya yaitu teori Depresi/Frustasi . dengan  salah satu jenisnya yaitu  :
Pemindahan (Displacement)yaitu  dimana emosi-emosi yang terjadi pada dirinya DILAMPIASKAN  kepada  objek-objek atau orang lain. Contoh : Seoranganak yang habis dimarahi ibunya. Karena kesal, ia lalu memukul adiknya atau menendang kucingnya.
Nah kemungkinan (dugaan sementara) apa yang terjadi pada ibu minah apabila ditinjau dari psikologi social adalah frustasi jenis pemindahan/displacement ini.analisis sementara pelaku mengalami ganggun psikologis akibat masalah tertentu yang mungkin sedang menimpanya kemudian emosi negative itu dilampiaskan pada anaknya sendiri dengan melakukan kekerasan.


2)      Argumentasi Pribadi
Saya sangat miris dan geram mendengar kasus Adit ini, apalagi kekerasan yang terjadi padanya tidak lain dilakukan oleh ibunya sendiri. idealnya seorang ibu itu seharusnya melindungi dan memberikan kasih sayang pada anaknya akan tetapi apa yang dilakukan ibu Minah (orang tua Adit)  justru tidak mencerminkan perilaku seorang ibu betapa tidak ia dengan  teganya  menggunting  bibir, lidah dan kemaluan  anaknya sendiri selain itu sekujur tubuh bocah  ini  juga  penuh luka bekas sabetan, lecet-lecet, goresan benda tajam dan bekas luka bakar seperti disetrika di bagian punggung. Tidak hanya itu dalam keadaan sekujur badan penuh luka Adit dibuang ditempat yang jauh dari keluarganya.
Sampai saat ini (19 Desember 2013) kita memang belum tahu apa motif pelaku (ibu Aminah) melakukan kekerasan pada Adit anaknya sendiri, namun apapun alasan yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan pada anak oleh ibunya sendiri tetap tidak dapat diterima oleh akal sehat dan  nurani bagi siapun yang mengetahui dan mendengar kasus seperti ini.
Yang  terlintas dibenak saya saat mendengar kasus ini adalah Ibu macam apa yang  tega menganiaya anaknya sendiri  dengan begitu kejam dan tidak manusiawi menggunting bibir dan lidah anaknya serta membuat sekujur tubuh anaknya terluka? Menurut asumsi saya  Seorang ibu atau orang yang normal (sehat psikologisnya) pasti tidak mungkin melakukan hal yang demikian kejamnya, hanya orang yang terganggu jiwanya (psikologisnya) karena depresi /frustasi yang berat akibat masalah  yang  dihadapinya yang  berpotensi melakukan hal yang demikian kejamnya.
3)      Antisipasi kasus
Di Indonesia Kasus kekerasan yang menimpa anak-anak yang dilakukan oleh orang tua/kerabatnya sendiri sudah bukan hal yang asing lagi, kasus seperti ini seperti tak pernah berhenti meghiasi pemberitaan di layar kaca atau media informasi lainnya.
            Orang tua yang temperamen menjadi salah satu penyebab maraknya kasus ini, dan motif lain seperti masalah  internal didalam rumah tangga antara suami istri yang tidak dapat diselesaikan dengan baik menjadikan anak-anak sebagai pelampiasan emosi.
            Untuk mengantisipasi kasus seperti ini agar  tidak terulang kembali bisa dengan cara sebagai berikut :
·         Perkuat kontrol diri dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT serta menanamkan dalam diri pemahaman bahwa seorang anak itu adalah  titipanNya  sekaligus Anugerah dan amanah yang harus kita jaga baik-baik.
·         Kekerasan  pada anak biasanya terjadi dalam lingkup keluarga dan biasanya dipicu oleh permasalahan rumah tangga, alangkah bijaknya bila suami-istri yang sedang terlibat pertengkaran atau memiliki masalah tidak menjadikan anak sebagai objek pelampiasan emosi. Sebaiknya masalah diselesaikan dengan  secara baik-baik,apabila tidak dapat diselesaikan oleh suami  dan istri maka kita bisa melibatkan orang lain yang dianggap mampu menengahi dan mencari solusi untuk masalah tersebut.
·         Bila kekerasan pada anak dipicu oleh kenakalan anak itu sendiri kita sebagai orang tua sejak awal bertanggungjawab atas anak itu, kita lah yang dapat menjadikan anak kita sebagai anugerah atau justru fitnah besar dalam hidup, maka solusinya adalah  sabar dan jadilah contoh yang baik untuk anak.
·         Kita sebagai anggota dalam masyarakat harus bisa peka terhadap keadaan  lingkungan sekitar, kita patut curiga apabila ada anak yang  padabagian tubuhnya atau wajahnya selalu tampak memar dan perilakunya selalu murung dan ketakutan.





C.KESIMPULAN DAN SARAN
            *Kesimpulan
            Apapun alasan yang  melatarbelakangi  terjadinya kekerasan pada anak adalah  tidak dapat dibenarkan, apalagi bila pelakunya tidak lain adalah orang tua ataupun orang terdekat seperti keluarga atau kerabat  . Seorang anak adalah titipan dariNya dan setiap orangtua akan dimintai pertanggungjawaban atas anaknya, Kontrol diri dan keteguhan iman  serta spiritual yang bagus akan menjadikan seseorang sehat jasmani dan rohaninya (fisik & psikologi) sehingga ia akan  mampu  mengatasi kesulitan hidup yang semakin kompleks.
            *Saran
            Saran saya penanganan pada Adit harus serius baik pengobatan fisik maupun psikisnya jangan sampai ia mengalami trauma yang berkepanjangan sehingga mengancam  masa depannya dan pihak yang berwajib diharapkan bisa sesegera mungkin menangkap pelaku yang diduga tidak lain adalah ibu dan pamannya serta memproses kasus ini seadil-adilnya.


SETELAH PROSES PEMERIKSAAN DAN PENYELIDIKAN USAI KINI TERUNGKAP BAHWA AMINAH BUKAN IBU KANDUNG ADIT, MELAINKAN IBU TIRI. NAMUN WALAUPUN DEMIKIAN, KEKERASAN PADA ANAK BUKANLAH TINDAKAN YANG DAPAT DIBENARKAN, BAIK OLEH KELUARGA MAUPUN ORANG LAIN DISEKITARNYA. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA

SIMAK JUGA ARTIKEL DAN MAKALAH LAINNYA

Soal UAS PKN TAHUN 2017