Subscribe
Sejarah Perkembangan Agama Hindu Di India
Sejarah
Perkembangan Agama Hindu Di India.
Agama merupakan aliran yang dianut oleh para umat manusia tentang kepercayaan
akan adanya Tuhan. Di dunia banyak sekali ada aliran aliran yang berkembang di
masyarakat. Ada yang percaya dengan adanya Tuhan, ada pula yang tidak. Akan
tetapi, suatu aliran yang mengajarkan umatnya untuk tidak percaya dengan Tuhan,
apalagi mengajarkan hal hal yang bersifat negatif, agama tersebut pasti akan di
bubarkan oleh pemerintah (kalau di Indonesia).
Di Indonesia, telah di catat
dalam undang undang atau secara resmi, agama yang ada di Indonesia ada 5 yaitu
Hindhu, Islam, Kristen, Katolik dan Budha. Bagi yang beragama Hindhu seperti
saya, tahu gak sih, bagaimana sejarah
awal berkembangnya agama hindhu?.
Agama Hindhu pertama kali
muncul, tumbuh dan berkembang di India atas bercampurnya 2 kebudayaan. Yaitu
dari Bangsa Arya (dari Eropa Timur) dengan penduduk asli India (Bangsa Dravida.
Sehingga menghasilkan sebuah kebudayaan yang bernama Hindhu. Setelah muncul
Agama Hindhu di lembah sungai Sindhu, Agama Hindu pun mulai berkembang.
Selanjutnya silahkan baca di bawah ini.
PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA
Menurut catatan, perkembangan Agama Hindu Di India berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang. Menurut pola pemikiran yang disampaikan oleh “Govinda Das Hinduism Madras”, fase fase proses perkembangan tersebut dibagi menjadi Zaman Veda, Zaman Brahmana dan Zaman Upanisad.
1. Zaman Veda
Zaman Veda diperkirakan
berlangsung dari tahun 1500 SM sampai dengan tahun 600 SM. Pada zaman inilah
wahyu dari Tuhan Yang Maha Esa diterima oleh para maharsi yang disusun dan
membentuk Kitab Suci Veda. Penjelasan tersebut diambil dari kitab Nirukta buah karya Maharsi Sayana. Dalam tradisi Hindu, Maharsi yang amat populer dan sangat besar
jasanya dalam menghimpun kitab suci Veda dikenal dengan sebutan Kresna Dwipayana Vyasa. Maharsi Vyasa dibantu oleh 4
orang siswanya yang juga maharsi. Selain menghimpun kitab Catur Veda Samhita,
Maharsi Vyasa juga berjasa menyusun kitab Purana, Mahabratha, Bhagavadgitha dan kitab Brahmasutra.
Pada Zaman Veda, pemujaan
dipusatkan kepada para dewa yang diyakini sebagai suatu kekuatan yang nyata dan
berpribadi. Persembahan yang dilakukan pada masa ini dengan melantunkan
nyanyian nyanian suci yang sangat indah disertai dengan menghaturkan sajian
yang dipersembahakan kepada-Nya. Tujuannya untuk memohon waranugraha dari para
dewa agar hidup seseorang selamat, sejahtera lahir dan batin. Pada masa Zaman
Veda juga mengenal keberadaannya hukum alam yang disebut Rta. Rta itulah yang
mengatur segalanya yang ada di alam semesta.
Mitologi dewa pada zaman Veda
menampilkan beberapa cerita mengenai dewa dewa yang dipandang populer. Adanya
uraian tentang mitologi dewa dewa itu diharapkan akan dapat memperjelas
pengetahuan tentang ajaran Ketuhanan. Dewa dewa yang dimaksud antara lain:
A. Dewa
Agni
Dalam Kitab Veda, sangat banyak
dijumpai pemujaan terhadap Dewa Agni terutama dalam Reg Veda. Penampilannya
yang selalu dihubungkan dengan upacara api karena sesuai dengan wujudnya
digambarkan berambut nyala api, berdagu tajam, bergigi emas dan kepalanya
selalu bersinar. Dalam Kitab Mahabratha, Dewa Agni diceritakan sebagai dewa
yang membakar hutan Kandhawa dan dalam Kitab Ramayana diceritakan Dewa Agni
mengawini Svaha dan mempunyai tiga orang putra yaitu Pavaka, Pavamana dan Suchi.
Dewa Agni dipandang sebagai dewa yang amat dermawan kepada para
pemuja-Nya dan memberkahi mereka dengan bermacam macam karunia misalkan
kebahagiaan dalam rumah tangga. Di dalam Kitab Veda terdapat mantra yang
diucapkan untuk memuliakan Dewa Agni yang mempunyai terjemahan "Atas
karunia Agni setiap hari, dunia kiri mendapatkan kemakmuran yang menyebabkan
adanya kekuatan, jasa dan kepahlawanan yang mulia.
B. Dewa Indra
Keberadaan Dewa Indra dalam
kitab suci Veda adalah yang paling dominan. Disebutkan hampir sekitar 250
mantra mengagungkan Dewa Indra dalam Veda. Pada zaman purana, posisinya lebih
menonjol sebagai dewa Kahyangan (surga). Ia menjadi saksi agung setiap
perbuatan manusia karena Ia memiliki seribu mata (Sahasraksa).
Dewa Indra dikenal sebagai Dewa Perang yang mengalahkan tiga
benteng musuh dalam masa itu. Kendaraan Dewa Indra adalah Gajah Airavata dan istrinya bernamaSachi atau Indrani.
C. Dewa
Rudra
Dewa Rudra diidentikkan dengan
Dewa Siva (Siva Rudra). Dewa Rudra digambarkan sebagai laki laki bertubuh
besar, perutnya berwarna biru dan punggungnya berwarna merah. Kepala-Nya
berwarna biru dan lehernya berwarna putih serta memiliki kulit yang coklat
kemerah merahan. Rambutnya panjang terurai dan seluruh tubuhnya memancarkan
cahaya keemasan.
Dari karakternya tampak angker dan menakutkan, namun hatinya lembut
dan maha pengasih. Ia menjadi dukunnya pada dukun dengan berjenis jenis
pengobatan yang dimilikinya. Oleh karena itu, ia diberi julukan Jalasa Bhesaya.
D. Dewa
Varuna
Dewa Varuna digambarkan sebagai laki laki berwajah rupawan
berwarna putih yang mengendarai monster laut yang bernama Makara (Gajahmina)
yang berupa binatang laut campuran antara kitang dan ikan. Dewa Varuna
merupakan dewa yang menguasai hukum alam semesta atau Rta. Istri Dewa Varuna
bernama Dewi Varuni yang tinggal di Istana mutiara.
2. Zaman Brahmana
Zaman Brahmana ditandai dengan
munculnya Kitab Brahmana yang berisi peraturan peraturan keagamaan. Pokok
pembicaraan dalam zaman ini adalah tentang upacara yadnya meliputi arti yadnya,
persyaratan yadnya dan kekuatan gaib yang ada dalam upacara itu. Unsur unsur
upacara dalam kitab Veda dikembangkan secara meluas di Kitab Brahmana. Apabila
dalam kitab Veda upacara keagamaan dilakukan dengan tujuan memohon waranugraha
dari para dewa, sedangkan di kitab Brahmana, para dewata memiliki kedudukan
yang amat penting terutama dalam sistem upacara.
Adanya kehidupan masyarakat
yang bersifat ritualis pada zaman Brahmana itu merupakan dasar untuk menuju
pada tingkat kehidupan spiritual berikutnya berupa karma dan jnana. Dengan
demikian, pelaksanaan upacara karma dan jnana dapat berjalan sebagaimana
mestinya pada zaman itu.
Diperkirakan perkembangan agama
Hindu pada zaman Brahmana telah sampai India bagian tengah yaitu di dataran
tinggi Dekan di lembah sungai Yamuna. Diperkirakan disinilah tempat ditulisnya
peraturan peraturan mengenai tuntunan upacara dan tata susila.
3. Zaman Upanisad
Sejalan dengan perkembangan
waktu, agama Hindu pun terus berkembang dari dataran tinggi Dekan hingga ke
lembah sungai Gangga yang penduduknya bermata pencaharian sebagai pedagang.
Dalam beragama, mereka lebih menekankan hal hal yang bersifat filosofis dari
pada pelaksanaan upacara. Kemudian muncullah diskusi antara para guru atau
maharsi dengan para siswanya, dan diskusi tersebut mengakibatkan berkembangnya
filsafat Hindu yang lebih menekankan aspek jnana. Para maharsi tersebut
memberikan berbagai ilmu pengetahuan tentang pedoman ajaran kitab suci Veda.
Di zaman Upanisad muncul lagi
kitab Upanisad yang merupakan bagian dari jnana kanda dari kitab Veda Sruti yang
isinya bersifat ilmiah, spekulatif, tetapi tetap dalam ruang lingkup keagamaan.
Pada masa ini pula sistem hidup kerohanian masyarakat tumbuh dan berkembang
dengan pesat. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya berbagai macam aliran
filsafat keagamaan.
Sumber: Buku Paket Ganeca Kelas X Agama Hindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA