Subscribe
PENGARUH NARKOBA DIKALANGAN REMAJA
NARKOBA telah menjadi masalah serius
bagi bangsa ini. Barang haram ini tanpa pandang bulu menggerogoti siapa saja.
Para wakil rakyat, hakim, artis, pilot, mahasiswa, buruh, bahkan ibu rumah
tangga tak luput dari jeratan narkoba. Dari sisi usia, narkoba juga tak pernah
memilih korbannya, mulai dari anak-anak remaja, dewasa, bahkan sampai dengan
lanjut usia.
Indonesia merupakan ‘surga’
peredaran narkoba. Betapa tidak, jika ditilik dari peringkat peredaran narkoba
di dunia, negara kita menempati peringkat ketiga sebagai pasar narkoba terbesar
di dunia .
Lalu, jika ditilik lebih detail lagi
ke ranah tingkat provinsi, Aceh menempati peringkat pertama sebagai provinsi
pengedar dan pengguna narkotika jenis ganja. Penempatan peringkat seperti ini
bagi Aceh tampaknya cukup beralasan karena di Serambi Mekkah ini acap kali
ditemukan ladang ganja.
Mengancam masa depan kenyataan
seperti yang disebutkan di atas memang patut menjadi alasan bagi kita untuk
khawatir karena mengancam masa depan generasi muda yang merupakan pemegang dan
penerus estafet bangsa ini. Dikatakan demikian karena dampak yang ditimbulkan
oleh narkoba begitu tragis.
Menurut data yang dikutip dari Badan
Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan, dampak narkoba meliputi
dampak fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Dampak fisik misalnya gangguan
pada sistem saraf (neorologis): kejang-kejang, halusinasi, dan gangguan
kesadaran. Dampak psikologis berupa tidak normalnya kemampuan berpikir,
berperasaan cemas. ketergantungan/selalu membutuhkan obat. Dampak sosial
ekonomi misalnya selalu merugikan masyarakat, baik ekonomi, sosial, kesehatan,
maupun hukum.
Dampak-dampak yang disebutkan di
atas, jelas jelas menjadi ancaman besar bagi bangsa ini, khususnya Aceh.
Bagaimana nasib bangsa ini jika generasi penerusnya adalah generasi-generasi
yang bermental narkoba, generasi yang cacat fisik, psikologis, sosial dan
ekonomi? Tentulah generasi-generasi ini tidak dapat membangun bangsanya yang
juga sedang ‘sakit’.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa
narkoba tidak pandang bulu, menyerang siapa saja. Meskipun demikian, yang
menjadi target empuk narkoba umumnya adalah generasi muda yang berusia 15-30
tahun. Dari rentang usia itu, usia remaja merupakan usia yang sangat rentan
terkena pengaruh narkoba.
Menurut data Mabes Polri yang dimuat
dalam buku Kependudukan Prespektif Islam karangan M Cholil Nafis, dari 2004
sampai Maret 2009 tercatat sebanyak 98.614 kasus (97% lebih) anak usia remaja
adalah pengguna narkoba.
Mudahnya generasi muda terjerat
narkoba tentu saja disebabkan oleh banyak faktor, seperti depresi pekerjaan,
masalah keluarga atau orang tua, lingkungan tempat tinggal, dan pengaruh teman
sebaya. Khusus kalangan remaja, mereka terjerat narkoba karena faktor
coba-coba, teman sebaya, lingkungan yang buruk, orang tua, serta pengaruh media
film dan televisi.
Mengetahui kenyataan bahwa kalangan
remaja merupakan sasaran empuk terkena pengaruh narkoba, perlu dilakukan
tindakan-tindakan preventif oleh berbagai pihak, terutama lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga, dalam hal ini orang tua, merupakan salah satu tempat yang
efektif untuk menghalau remaja menggunakan narkoba. Hal ini karena orang tua
merupakan ‘sekolah’ pertama anak sebelum terjun ke masyarakat.
Memberikan perhatian Berkaitan
dengan hal itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk menghalau
remajanya agar terhindar dari narkoba. Pertama, memberikan perhatian lebih
kepada anak. Anak merupakan sosok yang sangat membutuhkan perhatian orang
tuanya. Ia masih belum tahu cara menjalani hidup. Ia juga masih belum tahu mana
yang baik dan yang tidak baik. Tugas orang tualah menuntun mereka ke jalan yang
baik. Orang tua juga tak selayaknya membuat jarak dengan anaknya. Mereka harus
menciptakan hubungan harmonis dengan anaknya dan juga antara mereka sendiri,
yaitu ayah dan ibu.
Selain itu, mereka juga harus
membuka ruang diskusi untuk sianak di dalam lingkungan keluarga. Orang tua
harus menjadi tempat curhat bagi anak-anak mereka. Tanyakan pada si anak
mengenai segala masalah yang mereka alami. Tanyakan pula kepada mereka mengenai
teman-teman mereka. Jelaskan kepada mereka mana yang baik dan tidak baik.
Berkaitan dengan narkoba, jelaskan kepada mereka akan bahaya narkoba dan efek
yang ditimbulkan. Fasilitasi mereka dengan aktivitas-aktivitas positif untuk
mengembangkan bakat mereka.
Kedua, memberikan teladan. Poin ini
merupakan pointer penting bagi orang tua untuk menghalau anaknya dari narkoba.
Orang tua, selain menasihati, juga perlu memberikan contoh teladan. Jika orang
tua mengingatkan anaknya untuk tidak menggunakan narkoba, sudah seharusnyalah orang
tua juga memberikan contoh kepada si anak dengan tidak menggunakan narkoba.
Selain itu, berikan pula
teladan-teladan yang baik bagi mereka dalam hal keagamaan, misalnya, bagi ayah,
menjadi imam shalat berjamaah dirumah. Bahkan, yang lebih baik lagi mengajak
anak bersama- sama shalat berjamaah ke masjid, mengaji bersama-sama di rumah.
Hal ini penting karena menurut hasil
penelitian, banyaknya penggunaan narkoba di kalangan remaja disebabkan oleh
orang tua, terutama ayah, yang kurang memberikan contoh teladan kepada anaknya.
Sang ayah hanya berpikir bahwa tugasnya hanya memenuhi kebutuhan anak. Masalah
keteladanan dianggap bukan menjadi tugas sang ayah, melainkan hanya tugas si
ibu.
Sebaliknya, si anak juga tak sempat
bertegur sapa dengan ayahnya karena si ayah pergi sebelum matahari terbit dan
pulang setelah si anak tertidur lelap. Tak ada jalinan komunikasi antara anak
dan ayah. Tak ada contoh teladan si ayah yang diperlihatkan kepada anaknya.
Alih-alih mengajak anak shalat berjamaah bersama di masjid, menjadi imam shalat
di rumah juga tidak pernah. Sungguh, terlalu!
Teladan orang tua Keteladanan yang
diperlihatkan orang tua memberikan suatu paradigma bagi si anak bahwa orang tua
mereka merupakan sosok yang baik, yang patut dicontoh dan ditiru. Hal itu pula
yang dapat mendorong mereka untuk membentuk ‘pagar betis’ antara dirinya dan
narkoba. Jangan pernah berharap anak akan mendengar nasihat orang tua jika
orang tua tidak memberikan teladan kepada anaknya.
Dengan kata lain, jika ingin anaknya
tidak menggunakan narkoba, tentu orang tualah yang terlebih dulu memberikan
contoh kepada anaknya untuk tidak menggunakan narkoba. Intinya adalah jika
orang tua menginginkan anaknya berperilaku baik, tentu orang tualah terlebih
dulu yang harus menunjukkan bagaimana seharusnya berperilaku baik.
Akhirnya, dapat dikatakan bahwa
kedua cara di atas dapat dilakukan oleh orang tua untuk menghalau anaknya dari
narkoba. Ketika si anak bergaul, ia telah memiliki tameng yang kokoh untuk
melindungi dirinya dari jeratan narkoba. Mari selamatkan generasi muda kita
dari narkoba. SAY NO TO DRUG!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA