Subscribe
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji
syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa , karena atas
Asung Kerta Wara Nugraha- Nyalah, tugas makalah Acara 1 yang berjudul
“Hari Raya Saraswati” selesai tepat pada waktunya.
Kami
menyadari bahwa tugas Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi keseempurnaan tugas
ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
bekerjasama,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Semoga
hasil Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Upacara
dewa yadnya adalah upacara pemujaan dan persembahan sebagai wujud bakti
kehadapan Hyang Widhi dan segala manifestasi-Nya, yang diwujudkan dalam
bermacam-macam bentuk upakara. Upacara ini bertujuan untuk pengucapan terima
kasih kepada Hyang Widhi atas kasih, rahmat dan karunia-Nya sehingga kehidupan
dapat berjalan damai.
Upacara
dewa yadnya umumnya dilaksanakan di sanggah-sanggah, pamerajan, pura, kayangan
dan tempat suci lainnya yang setingkat dengan itu. Upacara dewa yadnya ada yang
dilakukan setiap hari dan ada juga yang dilakukan secara periodik atau berkala.
Contoh dari upacara dewa yadnya yang dilakukan setiap hari adalah puja tri
sandya dan yadnya cesa. Sedangkan upacara dewa yadnya yang dilakukan pada
hari-hari tertentu seperti: Galungan, Kuningan, Saraswati, Ciwaratri, Purnama
dan Tilem, dan podalan lainnya.
Hari
Raya Saraswati juga merupakan hari raya yang berdasarkan dewa yajnya. Hari raya
saraswati dirayakan setiap 6 bulan sekali, dimana hari raya ini merupakan hari
turunnya ilmu pengetahuan, dan dewi saraswati merupakan dewinya ilmu
pengetahuan.
Sebagai
dewinya ilmu pengetahuan Dewi Saraswati di gambarkan sebagai wanita yang
berparas cantik dengan kulit yang putih bersinar. Selain itu Dewi Sarawati juga
di gambarkan memiliki empat tangan yang masing-masing menggemgam empat
benda. Keempat benda tersebut memiliki makna masing-masing ang menggambarkan
bagaimana ilmu pengetahuan itu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah penggambaran dewi saraswti ?
2.
Apa makna hari raya saraswati ?
1.3 TUJUAN
1.
Mengetahui bagaimana penggambaran dewi saraswati
2.
Mengetahui makna hari raya saraswati
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penggambaran Dewi
Saraswati
Saraswati secara etimologi berasal dari kata Saras dan Wati. Saras artinya
sesuatu yang mengalir, ucapan . Wati artinya yang memiliki atau mempunyai. Jadi
Saraswati berarti sesuatu yang mempunyai sifat mengalirkan sumber pengetahuan
dan kebijaksanaan.
Dewi saraswati merupakan sakti dari dewa brahma , dalam hindu Saraswati
merupakan personifikasi Hyang Widhi dalam pencitaan sebagai sakti Dewa Brahma.
Didalam Weda, Dewi Saraswati disebut sebagai Dewi kebijaksanaan dan dewi
sungai. Dalam Purnama dan Itihasa-lah Dewi Saraswati disebut-sebut sebagai
sakti dari brahma. Kata Saraswati berasal dari urat kata Sanskerta ‘sr’ , yang
berarti mengalir . Dalam Rg weda V.75.3, beliau disebut sebagai Dewi Sungai,
disamping Gangga, Yamuna , susoma, dan lain-lain. Ia digambarkan sebagai wanita
cantik berkulit putih bersih , merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci
akan memberikan keindahan dalam diri. Perilakunya lemah lembut, busana putih
gemerlap dikenakan-Nya, terkesan sopan, menunjukkan bahwa pengetahuan suci akan
membawa para pelajar pada kesehajaan.
Saraswati dapat di gambarkan
duduk atau berdiri diatas bungai teratai ,dimana teratai ini melambangkan
kesucian , dan juga terdapat angsa yang merupakan wahana atau kendaraan suci
dari-Nya, yang mana angsa tersebut adalah lambing kebijaksanaan . selain itu
dalam penggambaran sering juga terlukis burung merak yang bermakna kewibawaan .
beliau juga di gambarkan bertangan 4 dimana memegang :
a.
Keropak yang terletak pada tangan kanan bagian belakang yang merupakan lambing
sumber ilmu pengetahuan yang suci, yang mengandung tuntutan untuk bekal
kehidupan mahluk di dunia sepanjang masa. Di balik gambar keropak tersimpan
pesan bahwa Tuhan adalah sumber segala macam pengetahuan , juga mengandung
pesan bahwa seluruh pengetahuan adalah suci, karena itu perlu dijaga dan digunakan
sesuai dengan fungsinya.
b.
Vina (kecapi) yang terletak pada tangan kiri bagian depan yang merupakan alat
music ang melambangkan ilmu pengetahuan itu sebagai seni budaya yang agung
sehingga semakin ilmu pengetahuan itu di plajari akan semakin mengasikkan.
Dalam vina juga terkandung maksud bahwa ilmu pengetahuan spiritual,sains,dan
teknologi harus mampu memancarkan vibrasi yang estetis atau yang indah sehingga
menjadi sumber inspirasi pengembangan ilmu.
c.
Genitri terletak pada tangan kiri bagian belakang , yaitu berupa mata rantai
yang tidak ada putus-putusnya sehingga ilmu pengetahuan tersebut tidak ada
habis-habisnya untuk di pelajari Di balik gnitri tersimpan pesan bahwa segala
ilmu pengetahuan harus saling memperkaya sehingga setiap cabang ilmu
pengetahuan akan saling melengkapi satu sama lain.
d.
Teratai , merupakan atribut yang terletak pada tangan kanan bagian depan
merupakan symbol ilmu pengetahuan yang suci , dimana bunga teratai tersebut
dapat hidup dalam lumpur tang kotor namun bunganya tetap tegak dan berada
diatas dan tidak dicampur oleh kotoran lumur itu. Juga dapat berarti bahwa ilmu
pengetahuan itu menghidupkan, memelihara, atau member kehidupan. Dengan ilmu
pengetahuan manusia harus dapat hidup semakin aman , nyaman, damai, dan
sejahtera. Ilmu pengetahuan tidak boleh mengancam kelangsungan hidup semua
mahluk.
Selain memegang empat atribut yang
dibawa di tangannya, dalam symbol-simbol Saraswati juga terdapat angsa putih (
hamsa/sowan) yang terdapat dalam symbol Saraswati sebagai pengapit yang berada
di sebelah kiri-Nya, yang mengandung makna sebagai kebijaksanaan untuk
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Merak atribut yang terdapat dalam symbol Dewi Saraswati sebagai pengapit di
sebelah kanan-Nya yang mengandung makna rasa ego atau rasa terhadap yaitu
tidak sombong, angkuh , kikir dan lain sejenisnya di dalam pengamalan ilmunya.
2.2 Makna Hari Raya Saraswati
Hari raya untuk memuja
Saraswati dilakukan setiap 210 hari yaitu setiap hari Sabtu Umanis Watugunung.
Besoknya, yaitu hari Minggu Paing wuku Sinta adalah hari Banyu Pinaruh yaitu
hari yang merupakan kelanjutan dari perayaan Saraswati. Perayaan Saraswati
berarti mengambil dua wuku yaitu wuku Watugunung (wuku yang terakhir) dan wuku
Sinta (wuku yang pertama).
Pada hari Sabtu wuku Watugunung itu,
semua pustaka terutama Weda dan sastra-sastra agama dikumpulkan sebagai lambang
stana pemujaan Dewi Saraswati. Di tempat pustaka yang telah ditata rapi dihaturkan
upacara Saraswati. Upacara Saraswati yang paling inti adalah banten (sesajen)
Saraswati, daksina, beras wangi dan dilengkapi dengan air kumkuman (air yang
diisi kembang dan wangi-wangian). Banten yang lebih besar lagi dapat pula
ditambah dengan banten sesayut Saraswati, dan banten tumpeng dan sodaan
putih-kuning. Upacara ini dilangsungkan pagi hari dan tidak boleh lewat tengah
hari.
Menurut keterangan lontar
Sundarigama tentang Brata Saraswati, pemujaan Dewi Saraswati harus dilakukan
pada pagi hari atau tengah hari. Dari pagi sampai tengah hari tidak
diperkenankan membaca dan menulis terutama yang menyangkut ajaran Weda dan
sastranya. Bagi yang melaksanakan Brata Saraswati dengan penuh, tidak membaca
dan menulis itu dilakukan selama 24 jam penuh. Sedangkan bagi yang melaksanakan
dengan biasa, setelah tengah hari dapat membaca dan menulis. Bahkan di malam
hari dianjurkan melakukan malam sastra dan sambang samadhi.
Besoknya pada hari Radite (Minggu)
Paing wuku Sinta dilangsungkan upacara Banyu Pinaruh. Kata Banyu Pinaruh
artinya air ilmu pengetahuan. Upacara yang dilakukan yakni menghaturkan laban
nasi pradnyam air kumkuman dan loloh (jamu) sad rasa (mengandung enam rasa).
Pada puncak upacara, semua sarana upacara itu diminum dan dimakan. Upacara lalu
ditutup dengan matirtha.
Dalam upacara atau hari raya
Saraswati, bagi umat Hindu di Indonesia, upacara dihaturkan dalam tumpukan
lontar-lontar atau buku-buku keagamaan dan sastra termasuk pula buku-buku ilmu
pengetahuan lainnya. Bagi umat Hindu di Indonesia aksara yang merupakan lambang
itulah sebagai stana Dewi Saraswati. Aksara dalam buku atau lontar adalah
rangkaian huruf yang membangun ilmu pengetahuan aparawidya maupun parawidya.
Aparawidya adalah ilmu pengetahuan tentang ciptaan Tuhan seperti Bhuana Alit
dan Bhuana Agung. Parawidya adalah ilmu pengetahuan tentang sang pencipta yaitu
Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu di Indonesia - juga di Bali - tidak ada
pelinggih khusus untuk memuja Saraswati yang di Bali diberi nama lengkap Ida
Sang Hyang Aji Saraswati.
Gambar atau patung Dewi Saraswati
yang dikenal di Indonesia berasal dari India. Dewi Saraswati ada digambarkan
duduk dan ada pula versi yang berdiri di atas angsa dan bunga padma. Ada juga
yang berdiri di atas bunga padma, sedangkan angsa dan burung meraknya ada di
sebelah menyebelah dengan Dewi Saraswati. Tentang perbedaan versi tadi bukanlah
masalah dan memang tidak perlu dipersoalkan. Yang terpenting dari penggambaran
Dewi Saraswati itu adalah makna filosofi yang ada di dalam simbol gambar tadi.
Dewi yang cantik dan berwibawa menggambarkan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah
sesuatu yang amat menarik dan mengagumkan. Kecantikan Dewi Saraswati bukanlah
kemolekan yang dapat merangsang munculnya nafsu birahi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Saraswati sebagai lambing dari ilmu pengetahuan digambarkan sebagai wanita yang
berparas cantik dengan kulit yang bersinar yang merupakan perlambang bahwa ilmu
pengetahuan suci akan memberikan keindahan dalam diri. Selain itu Dewi
Saraswati juga di gambarkan memiliki empat tangan dan masing-masing
menggenggam empat benda, keempat benda tersebut mempunyai makna masing-masing
yang menggambarkan bagaimana pengetahuan itu.
Makna pemujaan Dewi Saraswati adalah untuk memuja dan bersyukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa dengan memfokuskan pada aspek Dewi Saraswati (simbol vidya)
atas karunia ilmu pengetahuan yang di karuniakan kepada kita semua, sehingga
akan terbebas dari avidyam ( kebodohan), agar di bombing menuju ke
kedamaian yang abadi.
3.2 Saran
Dengan adanya perayaan Hari Raya Saraswati, di harapkan masyarakau Hindu lebih
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewi
Saraswati yang merupakan dewinya ilmu pengetahuan., karena atas karunia ilmu
pengetahuan yang di karuniakan kepada kita semua, kita dapat terbebas dari
adanya kebodohan untuk membimbing menuju kedamaian.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA