CLICK FOR CLAIM PROMO !

Senin, 07 Maret 2016

Bahaya Bagi Tubuh Kita

Subscribe
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipqRKJvdY8RzuYk9_JNTiCb9_3VGlJo2NMlkRBmoAiTDRKzRNyFQTPa9v23w_BIvIdU4vIUl1QH89RA8r6EVfdtfAK2DEtzkg7Xphh0n6QGBy-R1Gi_WtflCqex3gk6F9rEAD5JhxOV48/s1600/1.jpeg

Bahaya narkoba bagi tubuh kita

Penelitian klinis terhadap penderita narkoba memperlihatkan bahwa manifestasi klinis penderita narkotik terutama yang memakai dengan cara menghirup dan menyuntik narkotik adalah demam pada sekitar 75% sampai dengan 100% kasus, yang disertai letih lesu pada 30% kasus. Didapatkan berat badan penderita narkoba menurun pada sekitar 10 – 15% kasus. Sesak nafas terjadi pada sekitar 10% kasus yang diteliti.

Pemeriksaan jasmani penderita narkotik mendapati adanya radang paru yang disertai pembesaran limpa, penyakit jantung, kerusakan hati atau kerusakan ginjal, Pada suatu tahap, penderita datang dalam keadaan syok akibat over dosis atau kerusakan organ tubuh yang disebutkan diatas.. Gejala gejala tersebut sangat mirip dengan radang paru (Broncho Pneumonia), TBC, Gagal jantung, Demam Rheumatik atau tersebarnya kuman dalam darah. Tahap akhir bagi pengguna narkoba yang memakai narkoba suntik adalah terpapar penyakit HIV/AIDS Kita harus wajib mewaspadai bila pasien datang dua kali berobat dengan gejala yang hampir sama disertai tanda tanda pemakaian narkoba.
Pengobatan radang paru penderita narkotik harus disertai disertai pengobatan terhadap ketergantungan narkotiknya. Tidak terdapat kesulitan yang berarti dalam mengobati kelainan pari yang dideritanya. Guna mengobati ketergantungan narkotiknya, saya segera menghubungi isteri dan orang tuanya dan berkomunikasi guna merujukkan penderita tersebut pada salah satu tempat pengobatan narkotik di Jakarta.

Dari penelitian, beberapa faktor individu seperti rasa ingin tahu dan ingin mencoba, tak dapat bertindak tegas terhadap tawaran teman , rasa kurang percaya diri, persepsi yang tidak realistis serta berbagai sebab lain menyebabkan seseorang dapat memakai narkotik. Selain itu faktor lingkungan seperti mudahnya didapatkan zat adiksi selama 5 tahun terakhir ini, komunikasi orangtua –isteri – anak yg tidak efektif dan tak harmonis, tekanan teman sebaya /sekelompok dan berbagai faktor lingkungan lainnya, membuat ia mencoba memakai narkotik. Oleh karena itu semua orang tua patut waspada kalau terjadi perubahan sikap pada anaknya atau sering timbulnya penyakit pada anaknya.
Kasus –kasus seperti Toni ternyata terus bertambah di Indonesia setiap hari, walaupun masyarakat terus menggalakkan penangkalan NAPZA dan telah ada Undang – Undang Psikotropika dan Narkotika untuk menghadapinya sehingga kondisi sekarang patut disebut bencana nasional. Kondisi ekonomi Indonesia yang sulit serta mudahnya mendapatkan uang haram melalui perdagangan tersebut telah membutakan sebagian anggauta kelompok masyarakat dan segelintir oknum petugas/pejabat sehingga mereka tak perduli terhadap rusaknya mental masyarakat Indonesia. Para pakar memperkirakan bahwa pemakai candu di Indonesia sebenarnya 100 kali lebih banyak dari penderita yang terdeteksi datang di tempat pelayanan/rumah sakit/ tertangkap oleh polisi. Semoga kita semua menyadari bahaya pemakaian narkoba bagi masyarakat kita.




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4xLq3nCp9RpRLWKsTgGuOXnHRLBI6EETQt5QCSAOd5w8hbB78zUVfQyymBCjUL7B9m6sUa3SJ6ftWhnWXawQURiSmQo46rLh6Rq39fT22ejSCjM3mvA4gBVtMyrvPdPAT0Wo1IkOZ4sU/s200/images.jpeg


Merokok bukanlah sesuatu yang menguntungkan, karena didalam rokok lebih banyak zat yang tidak baik bagi tubuh, karena Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik (Asril Bahar, harian umum Republika, Selasa 26 Maret 2002 : 19). Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah dibakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25%. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia.

Nikotin diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian terbagi ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotin. Meningkatnya sorotin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. (Agnes Tineke, Kompas Minggu 5 Mei 2002 : 22). Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin.
Efek dari rokok/tembakau memberi stomulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya, maka ketergantungan pada rokok tidak begitu dianggap gawat (Roan, Ilmu kedokteran jiwa, Psikiatri, 1979 : 33)
Maka mulai dari sekarang anda harus berpikir dulu sebelum melakukannya, lebih baik mencegah dari pada mengobati. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK DENGAN MENJAGA TATA KRAMA TANPA MENGHINA SUATU RAS, SUKU, DAN BUDAYA

SIMAK JUGA ARTIKEL DAN MAKALAH LAINNYA

Soal UAS PKN TAHUN 2017